Suara.com - PT KAI Commuter kembali memperoleh tambahan sarana kereta rel listrik (KRL) baru sebanyak dua train set atau 24 kereta (SF12) yang diproduksi oleh CCRC Qingdao Sifang, Tiongkok. Rangkaian kereta yang diketahui seri SFC120-V ini tiba di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, pada Selasa (11/3/2025). Sebelumnya, satu train set KRL baru juga telah tiba pada akhir Januari 2025.
Joni Martinus, VP Corporate Secretary KAI Commuter, menjelaskan bahwa kedatangan sarana KRL baru ini merupakan bagian dari total 11 train set yang dipesan oleh KAI Commuter.
Spesifikasi SFC120-V
Kereta rel listrik (KRL) seri SFC120-V adalah kereta listrik yang dirancang dan diproduksi oleh CRRC Qingdao Sifang di Qingdao, Shandong, Tiongkok. KRL ini dibuat sesuai dengan spesifikasi teknis yang ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) Kementerian Perhubungan RI. KRL ini memiliki kode model pabrikan SFM138 dan dirancang untuk memenuhi kebutuhan transportasi massal di wilayah Jabodetabek.
KRL seri SFC120-V memiliki desain yang mirip dengan kereta yang digunakan di Zhengzhou Metro Line 7, Tiongkok. Namun, terdapat perbedaan pada sistem pintu. Pintu KRL SFC120-V terbuka ke dalam dinding kereta, sementara pintu kereta di Zhengzhou Metro terbuka ke arah luar. Beberapa spesifikasi teknis utama KRL ini meliputi:
Jumlah kereta per rangkaian: 12 kereta.
Jumlah pintu: 4 pintu di setiap sisi.
Kecepatan maksimum: 120 km/jam.
Sistem traksi: CRRC Times Electric tPower-TN30.
Sistem pembangkit: 1.500 V DC (listrik aliran atas).
Elektrifikasi: 1.500 V DC.
Penangkap arus: Menggunakan pantograf.
Bogie: SWM-120C2 (bermotor) dan SWT-120C2 (tanpa motor).
Konstruksi bodi: Terbuat dari baja nirkarat.
Sistem kelistrikan: Efisien dan ramah lingkungan.
KRL ini dirancang untuk mengakomodasi lonjakan jumlah penumpang di wilayah Jabodetabek dan diharapkan dapat beroperasi mulai pertengahan tahun 2025. Selain itu, KRL ini dilengkapi dengan teknologi terbaru untuk memastikan kenyamanan dan keamanan perjalanan penumpang.
Latar Belakang Pengadaan
Pengadaan KRL seri SFC120-V dilakukan sebagai respons atas polemik impor KRL bekas dari Jepang pada tahun 2023, yang akhirnya dibatalkan. Melalui Penyertaan Modal Negara (PMN), pemerintah turut membiayai pembelian KRL baru ini. Awalnya, KAI Commuter hanya memesan 3 rangkaian KRL, namun pada Juli 2024, pesanan bertambah menjadi 11 rangkaian. Setiap rangkaian terdiri dari 12 kereta dan diimpor dalam kondisi sudah terakit penuh serta siap digunakan.
Setelah tiba di Indonesia, rangkaian KRL baru tersebut akan dikirim ke Depo KRL Depok untuk menjalani pemeriksaan awal secara menyeluruh. Selanjutnya, KAI Commuter akan melakukan penilaian internal sebelum kereta-kereta tersebut diuji oleh Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) Kementerian Perhubungan (Kemenhub). Pengujian ini dilakukan sesuai dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 49 Tahun 2023 tentang Standar, Tata Cara Pengujian, dan Sertifikasi Kelaikan Kereta Api Kecepatan Normal dengan Penggerak Sendiri.
Baca Juga: "Jerat Makin Ketat": Tiongkok Beri Peringatan Keras ke Taiwan soal Kemerdekaan
Joni berharap proses pengujian dan sertifikasi dapat berjalan sesuai rencana agar KRL baru ini segera bisa beroperasi melayani pengguna Commuter Line.
"Dengan kelancaran semua proses ini, kami dapat memberikan layanan yang lebih maksimal kepada masyarakat," tambahnya.
KAI Commuter terus berupaya meningkatkan kualitas layanan dengan melakukan pergantian atau penggantian sarana KRL yang akan memasuki masa konservasi. Joni menegaskan bahwa Commuter Line masih menjadi moda transportasi andalan bagi mobilitas masyarakat, terutama di wilayah Jabodetabek.
"Kami berterima kasih kepada Kementerian BUMN, Kementerian Perhubungan, Kementerian Keuangan, PT KAI (Persero) selaku induk usaha KAI Commuter, serta semua pihak yang telah mendukung dan membantu kelancaran pengadaan sarana KRL baru ini," ucap Joni.
Berita Terkait
-
Tiongkok, Rusia, Iran Gelar Latihan Militer di Tengah Ketegangan Nuklir dan Ancaman Houthi
-
ICC Tangkap Duterte Terkait Perang Narkoba Berdarah, China: Jangan Politisasi!
-
Sinopsis Fated Hearts, Drama China Terbaru Li Qin dan Chen Zhe Yuan
-
4 Rekomendasi Drama China Genre Komedi Romansa, Dijamin Bikin Ngakak Brutal
-
Tiongkok Tegaskan 'Penyatuan Damai' dengan Taiwan, tapi Siap Ambil Tindakan Keras!
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Murah untuk Aktivitas Harian Pemula, Biaya Operasional Rendah
- Shio Paling Hoki pada 8-14 Desember 2025, Berkah Melimpah di Pekan Kedua!
- 7 Rekomendasi Bedak Padat Anti Dempul, Makeup Auto Flawless dan Anti Cakey
- 51 Kode Redeem FF Terbaru 8 Desember 2025, Klaim Skin Langka Winterlands dan Snowboard
- Sambut HUT BRI, Nikmati Diskon Gadget Baru dan Groceries Hingga Rp1,3 Juta
Pilihan
-
Rekomendasi 7 Laptop Desain Grafis Biar Nugas Lancar Jaya, Anak DKV Wajib Tahu!
-
Harga Pangan Nasional Hari Ini: Cabai Sentuh Rp70 Ribu
-
Shell hingga Vivo sudah Ajukan Kuota Impor 2026 ke ESDM: Berapa Angkanya?
-
Kekhawatiran Pasokan Rusia dan Surplus Global, Picu Kenaikan Harga Minyak
-
Survei: Kebijakan Menkeu Purbaya Dongkrak Optimisme Konsumen, tapi Frugal Spending Masih Menguat
Terkini
-
Fenomena Flying Stock COIN: Adik Prabowo Masuk, Saham Sudah Terbang 3.990 Persen Pasca IPO
-
Dari Industri Kripto untuk Negeri: Kolaborasi Kemanusiaan Bantu Korban Banjir Sumatera
-
Lama Tak Ada Kabar, Sri Mulyani Ternyata Punya Pekerjaan Baru di Luar Negeri
-
Waspada BBM Langka, ESDM Singgung Tambahan Kuota Shell, Vivo, BP-AKR 2026
-
Daftar Pemegang Saham Superbank (SUPA), Ada Raksasa Singapura dan Grup Konglo
-
COIN Siap Perkuat Transparansi dan Tata Kelola Industri Kripto Usai Arsari jadi Investor Strategis
-
Alasan Arsari Group Pegang Saham COIN
-
Survei: Skincare Ditinggalkan, Konsumen Kini Fokus ke Produk Kesehatan
-
IHSG Rebound Balik ke 8.700, Cek Saham-saham yang Cuan
-
Mendag Pastikan Negosiasi Tarif dengan AS Masih Berjalan