Suara.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penurunan signifikan pada perdagangan Selasa (18/3/2025). Pada pukul 11.30 WIB, IHSG tercatat ambles sebesar 353,613 poin atau melemah 5,022% ke level 6.158.
Kondisi ini tidak membaik hingga menjelang penutupan sesi pertama perdagangan. Kondisi ini memaksa Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk menghentikan sementara perdagangan saham (trading halt) guna mencegah kerugian yang lebih besar.
Kebijakan trading halt ini diatur dalam Surat Perintah Kepala Departemen Pengawasan Pasar Modal 2A Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Nomor S-274/PM.21/2020 tanggal 10 Maret 2020. Aturan tersebut menyatakan bahwa BEI wajib menghentikan perdagangan saham selama 30 menit jika IHSG mengalami penurunan lebih dari 5%. Jika penurunan berlanjut hingga lebih dari 10%, perdagangan akan dihentikan kembali selama 30 menit.
Sementara itu, jika penurunan mencapai lebih dari 15%, BEI dapat memberlakukan trading suspend hingga akhir sesi perdagangan atau lebih dari satu sesi setelah mendapatkan persetujuan OJK.
Pada perdagangan hari ini, transaksi saham didominasi oleh aksi jual dengan volume mencapai 12,65 miliar saham dan nilai transaksi Rp7,89 triliun. Frekuensi perdagangan tercatat sebanyak 707 ribu kali. Dari total saham yang diperdagangkan, hanya 107 saham yang mengalami penguatan, sementara 515 saham melemah dan 171 saham lainnya stagnan.
Penyebab Pelemahan IHSG
IHSG telah menunjukkan tren pelemahan sejak pembukaan perdagangan pagi ini. Indeks langsung terkoreksi sesaat setelah pembukaan dan mencapai posisi terendah di level 6.170. Pelemahan ini menjadikan IHSG sebagai indeks dengan penurunan terburuk di kawasan Asia dan ASEAN pada hari ini.
Salah satu faktor utama yang mendorong pelemahan IHSG adalah sentimen net sell investor asing yang masif. Sepanjang tahun 2025, investor asing telah melakukan aksi jual bersih senilai Rp24 triliun di pasar saham Indonesia. Belum ada tanda-tanda pembalikan arah ke positif, sehingga tekanan jual masih terus membayangi pasar.
Selain itu, kejatuhan harga saham-saham kapitalisasi besar turut memperberat pelemahan IHSG. Salah satunya adalah saham DCII, yang anjlok hingga 20% dan memberikan kontribusi negatif sebesar 38,46 poin terhadap IHSG. Saham-saham besar lainnya juga menunjukkan kinerja yang kurang menggembirakan, memperparah sentimen negatif di pasar.
Baca Juga: IHSG Diprediksi Kembali Melemah, Cek Saham Rekomendasi Hari Ini dari Para Analis
Pelemahan tajam IHSG hari ini mencerminkan ketidakpastian yang masih tinggi di pasar saham Indonesia. Sentimen negatif dari investor asing, ditambah dengan tekanan jual di saham-saham besar, menjadi faktor utama yang menggerus kepercayaan investor domestik.
Di tengah kondisi ini, BEI dan OJK diharapkan dapat mengambil langkah-langkah strategis untuk menstabilkan pasar dan memulihkan kepercayaan investor.
Meskipun trading halt diberlakukan untuk mencegah kerugian yang lebih besar, langkah ini juga menimbulkan kekhawatiran akan potensi penurunan lebih lanjut jika sentimen negatif tidak segera teratasi.
Namun demikian, investor disarankan untuk tetap waspada dan memantau perkembangan pasar dengan cermat, terutama terkait kebijakan dan langkah-langkah stabilisasi yang akan diambil oleh otoritas pasar modal.
Apa Itu Trading Halt?
Trading halt adalah penghentian sementara perdagangan saham atau instrumen keuangan lainnya di bursa efek. Kebijakan ini biasanya diberlakukan oleh otoritas bursa atau regulator pasar modal untuk mencegah ketidakstabilan pasar, melindungi investor, atau menanggapi peristiwa penting yang dapat memengaruhi harga saham secara signifikan.
Berita Terkait
-
Segera Cair! Intip 5 Pilihan Investasi untuk Amankan Uang THR agar Tidak Ludes Sia-Sia
-
25 Perusahaan Beraset Jumbo Antre IPO di BEI
-
BCA Bagikan Dividen Rp250 per Saham dan Catatkan 14.740 Kantong Darah sejak 2016
-
26 Perusahaan Daftar IPO IHSG, Mayoritas Punya Aset Jumbo!
-
IHSG Diprediksi Kembali Melemah, Cek Saham Rekomendasi Hari Ini dari Para Analis
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
BRI Peduli Siapkan Posko Tanggap Darurat di Sejumlah Titik Bencana Sumatra
-
Kapitalisasi Kripto Global Capai 3 Triliun Dolar AS, Bitcoin Uji Level Kunci
-
Kenaikan Harga Perak Mingguan Lampaui Emas, Jadi Primadona Baru di Akhir 2025
-
Target Mandatori Semester II-2025, ESDM Mulai Uji Coba B50 ke Alat-alat Berat
-
Ritel dan UMKM Soroti Larangan Kawasan Tanpa Rokok, Potensi Rugi Puluhan Triliun
-
Jurus Bahlil Amankan Stok BBM di Wilayah Rawan Bencana Selama Nataru
-
Modal Dedaunan, UMKM Ini Tembus Pasar Eropa dan Rusia dengan Teknik Ecoprint
-
Perubahan Komisaris Bank Mandiri Dinilai Strategis Dukung Ekspansi Bisnis
-
Harga Emas Hari Ini Naik Lagi, UBS dan Galeri24 di Pegadaian Makin Mengkilap
-
Grab Tawarkan Jaminan Tepat Waktu Kejar Pesawat dan Kompensasi Jutaan Rupiah