Suara.com - Wakil Direktur Utama Perum Bulog, Marga Taufiq, menegaskan bahwa beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) yang beredar dengan takaran kurang dari 5 kilogram (kg) adalah beras palsu dan bukan berasal dari Bulog. Pernyataan ini disampaikan Marga saat ditemui awak media di sela acara panen raya di Klaten, Jawa Tengah, pada Sabtu (22/3/2025).
"Bukan, itu bukan punya Bulog. Itu palsu, dan beritanya tidak benar. Gambar atau video yang beredar itu menunjukkan beras yang bukan dari Bulog," tegas Marga, dikutip dari Antara.
Ia menambahkan bahwa beras SPHP asli dari Bulog selalu sesuai dengan takaran yang tertera pada kemasan. Artinya, jika kemasan menunjukkan 5 kg, maka isinya pun dipastikan 5 kg tanpa ada pengurangan.
Isu Beras SPHP Kurang Takaran Viral di Media Sosial
Marga merespons maraknya video yang beredar di media sosial yang menunjukkan beras SPHP dengan takaran kurang dari 5 kg. Video tersebut telah menjadi perbincangan hangat di kalangan masyarakat, terutama karena beras SPHP merupakan program pemerintah untuk menjaga stabilitas harga pangan selama bulan Ramadhan dan menjelang Lebaran Idul Fitri 2025.
"Beras SPHP yang asli dari Bulog selalu memastikan takaran sesuai standar. Jika ada yang kurang, itu pasti bukan dari kami," ujar Marga. Ia menduga bahwa beras SPHP palsu tersebut mungkin diproduksi oleh pihak yang tidak bertanggung jawab untuk mengambil keuntungan dari program pemerintah.
Sebelumnya, Badan Pangan Nasional (Bapanas) telah mengumumkan bahwa beras SPHP kembali disalurkan melalui Operasi Pasar Pangan Murah. Program ini bertujuan untuk menjaga stabilitas harga pangan selama bulan puasa Ramadhan hingga Lebaran Idul Fitri 2025.
Kepala Bapanas, Arief Prasetyo Adi, menjelaskan bahwa Operasi Pasar Pangan Murah dihadirkan di seluruh Indonesia sebagai upaya pemerintah untuk memastikan masyarakat dapat menjalani Ramadhan dengan tenang dan nyaman.
"Pemerintah tidak hanya membantu masyarakat melalui satu program Operasi Pasar Pangan Murah saja, tetapi juga melalui program SPHP beras yang telah dikucurkan kembali," kata Arief di Jakarta, Rabu (12/3). Ia menekankan bahwa pemerintah berkomitmen untuk menjaga harga beras SPHP tetap terjangkau sesuai dengan Harga Eceran Tertinggi (HET) yang telah ditetapkan.
Baca Juga: Mentan Targetkan Produksi 1 Juta Ton Beras di Kalteng, Akselerasi Cetak Sawah 75 Ribu Hektare
Harga Beras SPHP Sesuai Zona
Beras SPHP dijual dengan harga khusus di Operasi Pasar Pangan Murah. Untuk Zona 1, yang meliputi Jawa, Lampung, Sumatera Selatan, Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Sulawesi, harga beras SPHP ditetapkan sebesar Rp12.000 per kg.
Sementara itu, untuk Zona 2, yang mencakup Sumatera (kecuali Lampung dan Sumatera Selatan), Nusa Tenggara Timur, dan Kalimantan, harga beras SPHP adalah Rp12.300 per kg. Di Zona 3, yaitu Maluku dan Papua, harga beras SPHP dijual sebesar Rp12.600 per kg.
Selain itu, harga beras medium di tingkat pedagang pengecer juga diatur sesuai HET. Untuk wilayah Jawa, Lampung, Sumatera Selatan, Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Sulawesi, harga beras medium ditetapkan sebesar Rp12.500 per kg.
Sementara itu, untuk wilayah Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Bengkulu, Riau, Kepulauan Riau, Jambi, Kepulauan Bangka Belitung, Nusa Tenggara Timur, dan Kalimantan, harga beras medium adalah Rp13.100 per kg. Di wilayah Maluku dan Papua, harga beras medium mencapai Rp13.500 per kg.
Arief Prasetyo Adi mengimbau masyarakat untuk segera melaporkan jika menemukan harga beras SPHP melebihi HET yang telah ditetapkan. "Laporkan kepada pihak berwenang jika ada pelanggaran harga. Ini adalah komitmen pemerintah untuk menjaga stabilitas harga pangan," ujarnya.
Berita Terkait
-
Perum Bulog Libatkan TNI-Polri Awasi Penyerapan Gabah Rp6.500/Kg
-
Pastikan Petani Sejahtera, PCO Pantau Langsung Implementasi Pembelian Gabah Rp6.500/Kg
-
Cegah Petani Jual Padi ke Tengkulak, Bulog Gercep Serap Gabah di Solo Raya
-
Intip Perbedaan Beras Premium vs Medium, Heboh Temuan Beras 5 Kg Tak Sesuai Takaran
-
Mentan Targetkan Produksi 1 Juta Ton Beras di Kalteng, Akselerasi Cetak Sawah 75 Ribu Hektare
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Pengamat Bicara Nasib ASN Jika Kementerian BUMN Dibubarkan
-
Tak Hanya Sumber Listrik Hijau, Energi Panas Bumi Juga Bisa untuk Ketahanan Pangan
-
Jadi Harta Karun Energi RI, FUTR Kebut Proyek Panas Bumi di Baturaden
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
CORE Indonesia Lontarkan Kritik Pedas, Kebijakan Injeksi Rp200 T Purbaya Hanya Untungkan Orang Kaya
-
Cara Over Kredit Cicilan Rumah Bank BTN, Apa Saja Ketentuannya?
-
Kolaborasi dengan Pertamina, Pengamat: Solusi Negara Kendalikan Kuota BBM
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
Daftar Nama Menteri BUMN dari Masa ke Masa: Erick Thohir Geser Jadi Menpora
-
Stok BBM di SPBU Swasta Langka, Pakar: Jangan Tambah Kuota Impor, Rupiah Bisa Tertekan