Suara.com - Kelas menengah, yang dulunya merupakan tulang punggung ekonomi di beberapa negara, menghadapi tantangan keuangan yang belum pernah terjadi sebelumnya pada tahun 2025. Tren ekonomi, perubahan kebijakan, dan masalah sistemik telah mempercepat erosi kekayaan bagi kelompok demografi ini.
Dari meningkatnya biaya hidup hingga upah yang stagnan mempengaruhi stabilitas keuangan keluarga kelas menengah berada di bawah tekanan yang berat. Berikut 7 faktor penyebab kelas menengah jadi miskin secara cepat dinukil dari News Trade U:
1. Inflasi Tinggi
Inflasi terus melampaui pertumbuhan upah, secara signifikan mengurangi daya beli rumah tangga kelas menengah. Kebutuhan pokok sehari-hari seperti bahan makanan, utilitas, dan transportasi menjadi lebih mahal, memaksa keluarga untuk mengalokasikan sebagian besar pendapatan mereka untuk kebutuhan dasar. Hal ini menyisakan sedikit ruang untuk tabungan atau investasi, yang mengikis stabilitas keuangan jangka panjang.
2. Tidak Ada Kenaikan Gaji
Meskipun produktivitas meningkat, upah untuk pekerja kelas menengah tidak sejalan dengan kenaikan biaya. Selama dekade terakhir, upah riil tumbuh kurang dari 0,5 persen per tahun sedangkan biaya hidup meningkat jauh lebih cepat. Kesenjangan ini memaksa keluarga untuk menghemat anggaran, sehingga membatasi kemampuan mereka untuk menabung atau berinvestasi untuk masa depan.
3. Biaya Sewa Mahal
Harga rumah dan sewa telah melonjak, membuat kepemilikan rumah menjadi tidak terjangkau bagi banyak keluarga kelas menengah. Di wilayah metropolitan Amerika Serikat, harga rumah rata-rata telah meningkat sebesar 20 persen hingga 25 persen selama tiga tahun terakhir, dan harga sewa telah mengikuti lintasan yang sama. Tren ini memaksa keluarga untuk mengalokasikan lebih banyak pendapatan mereka untuk perumahan, menyisakan lebih sedikit untuk kebutuhan pokok lainnya.
Di negara bagian seperti Florida, harga rumah rata-rata melebihi USD400.000, dan harga sewa untuk apartemen sederhana rata-rata USD2.500 per bulan. Biaya perumahan yang tinggi ini merupakan hambatan signifikan bagi stabilitas keuangan bagi banyak keluarga.
Baca Juga: Donald Trump Resmi Umumkan Tarif Baru, Ekonomi Indonesia Terancam Kena Dampak!
4. Biaya Kesehatan Mahal
Biaya perawatan kesehatan, termasuk premi asuransi dan biaya pribadi, terus meningkat. Premi asuransi kesehatan keluarga rata-rata mencapai USD23.968 per tahun pada tahun 2023, meningkat 7 persen dari tahun sebelumnya. Bagi keluarga yang tidak memiliki rencana yang disponsori perusahaan, pengeluaran ini sangat membebani anggaran rumah tangga.
Resep obat dan biaya perawatan medis yang harus dibayar sendiri semakin memperburuk beban, terutama bagi mereka yang tidak memiliki rencana yang disponsori perusahaan. Beban keuangan yang semakin besar ini menyulitkan keluarga untuk menabung atau berinvestasi untuk masa depan.
5. Biaya Pendidikan Tinggi
Biaya pendidikan tinggi telah melampaui inflasi, sehingga semakin sulit bagi keluarga kelas menengah untuk membiayai kuliah. Utang pinjaman mahasiswa telah melampaui USD1,7 triliun pada tahun 2025. Sehingga menunda tonggak keuangan lainnya seperti kepemilikan rumah dan tabungan pensiun. Beban ini membatasi kemampuan keluarga untuk membangun kekayaan dari waktu ke waktu.
Meningkatnya biaya pendidikan tidak terbatas pada biaya kuliah, biaya ini juga mencakup buku pelajaran, perumahan, dan biaya terkait lainnya. Biaya-biaya ini merupakan hambatan yang signifikan terhadap mobilitas ke atas bagi banyak keluarga kelas menengah.
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 HP RAM 8 GB Paling Murah dengan Spesifikasi Gaming, Mulai Rp1 Jutaan
- 5 Tablet Snapdragon Mulai Rp1 Jutaan, Cocok untuk Pekerja Kantoran
- 7 Rekomendasi Sepatu Jalan Kaki Terbaik Budget Pekerja yang Naik Kendaraan Umum
- 7 Rekomendasi Body Lotion dengan SPF 50 untuk Usia 40 Tahun ke Atas
- 7 Pilihan Sepatu Lokal Selevel Hoka untuk Lari dan Bergaya, Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
-
Rolas Sitinjak: Kriminalisasi Busuk dalam Kasus Tambang Ilegal PT Position, Polisi Pun Jadi Korban
-
Menkeu Purbaya Ungkap Ada K/L yang Balikin Duit Rp3,5 T Gara-Gara Tak Sanggup Belanja!
-
Vinfast Serius Garap Pasar Indonesia, Ini Strategi di Tengah Gempuran Mobil China
-
Minta Restu Merger, GoTo dan Grab Tawarkan 'Saham Emas' ke Danantara
Terkini
-
Izin Sumur Rakyat Rampung Desember, Bahlil: Sekarang lagi Proses Verifikasi!
-
Youth Economic Summit 2025 'Paksa' Gen Z & Milenial Jadi Jantung Ekonomi Baru RI
-
Update Proyek DME, Bahlil: Pakai Teknologi China, AS hingga Eropa!
-
Bahlil Lahadalia Ungkap Alasan DMO Batubara Naik di Balik Kebijakan Baru ESDM
-
Rasio Wirausaha RI Cuma 3,47 Persen, Jauh Ketinggalan dari Singapura dan Malaysia!
-
Apakah Deposito Harus Bayar Tiap Bulan? Ini Penjelasan Lengkapnya
-
Menkeu Purbaya Buka Lowongan Kerja Besar-besaran, Lulusan SMA Bisa Melamar jadi Petugas Bea Cukai
-
Pajak UMKM 0,5 Persen Bakal Permanen? Purbaya: Tapi Jangan Ngibul-ngibul Omzet!
-
Menkeu Purbaya Ungkap Ada K/L yang Balikin Duit Rp3,5 T Gara-Gara Tak Sanggup Belanja!
-
Aguan Punya Mal Baru Seluas 3,3 Hektare, Begini Penampakkannya