Suara.com - Pembahasan tentang masalah yang dialami pekerja di Taman Safari terus bergulir, dan membuat publik mencoba menelisik siapa kiranya pemilik dari taman hiburan yang terkenal itu. Di artikel singkat ini, Anda dapat mencermati profil pemilik Taman Safari dan sekilas sejarahnya.
Taman Safari merupakan tempat wisata satwa yang telah dikenal sejak lama, dan menjadi daya tarik untuk wisatawan dalam negeri dan wisatawan luar negeri. Ketika libur panjang tiba, berbagai unit bisnis Taman Safari tidak pernah sepi pengunjung karena memang memiliki banyak koleksi satwa dan dinilai jadi tempat wisata yang edukatif untuk anak-anak.
Dengan mengusung konsep konservasi, pendidikan, dan hiburan, Taman Safari termasuk pelopor taman dengan tema serupa yang terbesar dan terlengkap di Indonesia. Namun Taman Safari harus berhadapan dengan masalah besar terkait dengan dugaan pelanggaran hak pekerja.
Profil Pemilik Taman Safari dan Sejarahnya
Sejatinya, Taman Safari indonesia dan nama keluarga Manansang tidak bisa dipisahkan. Brand besar ini didirikan oleh Hadi Manansang dan tiga anaknya, yakni Jansen Manansang, Frans Manansang, dan Tony Sumampau. Sosok yang ada di balik TSI saat ini adalah Jansen Manansang, yang menjabat sebagai direktur dan pengelola TSI Bogor.
Dibuka secara resmi pada 1986 lalu di Cisarua, pembangunannya sendiri telah diawali sejak tahun 1981 lalu. Dalam rangka membangun konsep yang diinginkan, keluarga Manansang mendatangkan konsultan dari Jerman dan Amerika.
Menempati luas lahan 270 hektare, lahan yang digunakan ini awalnya adalah perkebunan Cisarua Selatan yang sudah tidak lagi produktif. Berawal dari pendirian klub sirkus bernama Bintang Akrobat dan Gadis Plastik jauh sebelumnya, Taman Safari Indonesia menjelma menjadi salah satu objek wisata besar dengan banyak unit bisnis yang tersebar di beberapa kota di Indonesia.
Jansen Manansang sendiri lahir di Jakarta tahun 1942 lalu. Selain aktif sebagai pemilik dan pengelola Taman Safari Indonesia, sosoknya juga memiliki jabatan penting sebagai Ketua Pengurus Yayasan dan Direktur Eksekutif Yayasan Badak Indonesia sejak tahun 2022 silam.
Dirinya juga terlibat dalam pembangunan Suaka Rhino Sumatera (SRS) Taman Nasional Way Kambas di tahun 1990-an. Tidak heran jika namanya sangat tersohor karena capaiannya juga tidak main-main.
Baca Juga: Berapa Tiket Oriental Circus Indonesia? Disorot Karena Dugaan Eksploitasi
Dugaan Pelanggaran Hak Pekerja Taman Safari Indonesia
Masalah datang ketika muncul pengakuan dari mantan pemain sirkus Oriental Circus Indonesia atas dugaan eksploitasi hingga penganiayaan yang dialaminya. OCI dan Taman Safari indonesia disebut-sebut memiliki pemilik yang sama, sehingga nama TSI terseret dalam masalah ini.
Dugaan eksploitasi dan pelanggaran HAM yang dialami mantan pemain sirkus tersebut kemudian dilaporkan ke Kementerian Hak Asasi Manusia di Jakarta Selatan pada 15 April 2025 lalu. Tindakan yang dialami antara lain adalah kekerasan, perbudakan, hingga eksploitasi anak yang disampaikan oleh mantan pekerja yang terjadi sejak 1970-an lalu oleh para pemilik OCI dan TSI.
Setidaknya terdapat 8 perwakilan korban yang sebagian besar perempuan paruh baya yang menceritakan kronologi kejadian. Mereka mengaku dipekerjakan sejak masih anak-anak sebagai pemain sirkus di OCI, dan mengalami berbagai bentuk penyiksaan selama bekerja di kelompok tersebut.
Bantahan dari Tony Sumampau
Tony Sumampau, yang dalam konteks ini menjabat sebagai Komisaris Taman Safari Indonesia serta perwakilan keluarga pendiri OCI kemudian memberikan bantahan atas tuduhan ini. Ia menyebut hanya melakukan pendisiplinan saja, serta membenarkan bahwa pemain sirkus cilik tidak digaji sejak tahun 1970-an. Mereka diberikan uang saku dan perusahaan selalu menjamin semua kebutuhan pemain.
Berita Terkait
-
Taman Safari Tepis Tudingan Terlibat Pelanggaran HAM Sirkus OCI: Mereka Bukan Karyawan Kami
-
Sejarah Sirkus OCI Taman Safari, Jadi Sorotan Publik karena Dugaan Eksploitasi
-
Mengenal Pendiri Taman Safari Vs OCI di Tengah Dugaan Eksploitasi Pemain Sirkus: Apakah Sosok Sama?
-
Taman Safari Indonesia Milik Siapa? Dugaan Eksploitasi Eks Pemain Sirkus OCI Kini Ramai Disorot
-
5 Fakta Dugaan Ekskploitasi Eks Pemain Sirkus OCI Taman Safari, Ada yang Dijejali Kotoran Gajah
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Motor Bekas di Bawah 10 Juta Buat Anak Sekolah: Pilih yang Irit atau Keren?
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
- 5 Mobil Bekas 3 Baris Harga 50 Jutaan, Angkutan Keluarga yang Nyaman dan Efisien
- 5 Sepatu Lokal Senyaman Hoka Ori, Cushion Empuk Harga Jauh Lebih Miring
Pilihan
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
-
Agensi Benarkan Hubungan Tiffany Young dan Byun Yo Han, Pernikahan di Depan Mata?
-
6 Smartwatch Layar AMOLED Murah untuk Mahasiswa dan Pekerja, Harga di Bawah Rp 1 Juta
Terkini
-
Orang Kaya Ingin Parkir Supercar di Ruang Tamu, Tapi Kelas Menengah Mati-matian Bayar Cicilan Rumah
-
Mampukah Dana Siap Pakai dalam APBN ala Prabowo Bisa Pulihkan Sumatera?
-
Anak Purbaya Betul? Toba Pulp Lestari Tutup Operasional Total, Dituding Dalang Bencana Sumatera
-
Percepat Pembangunan Infrastruktur di Sumbar, BRI Dukung Pembiayaan Sindikasi Rp2,2 Triliun
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
Usulan Kiai ke Prabowo: Bersihkan Jutaan Kayu Gelondongan Bencana Tanpa Bebani APBN!
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
-
Perusahaan RI Bakal Garap Proyek Kabel Laut Jakarta-Manado
-
Baksos Operasi Katarak BCA Bangun Harapan, Buka Jalan Hidup Masyarakat yang Lebih Produktif
-
Kamus Istilah Pegadaian Terlengkap, Mulai dari Marhun hingga Surat Bukti Gadai