Suara.com - PT Bank Permata Tbk (“Permata Bank” atau “Bank”) mencatat hasil kinerja kuartal pertama tahun 2025 dengan membukukan pertumbuhan kredit sebesar 6% Year-on-Year (YoY). Kredit perseroan pun tembus Rp 156,6 triliun.
Pendapatan Operasional sebelum Provisi (PPOP) meningkat 9,2% YoY, didukung dengan kualitas aset yang terus membaik dengan rasio NPL Gross di level 2,0%.
Direktur Utama Permata Bank Meliza M. Rusli mengatakan di tengah ketidakpastian ekonomi global, Permata Bank disiplin untuk menerapkan prinsip kehati-hatian dalam penyaluran kredit.
Adapun secara konsisten mempertahankan struktur neraca yang optimal dengan tetap menjaga tingkat likuiditas yang memadai.
“Kinerja yang baik di awal tahun ini menunjukkan keyakinan kami bahwa strategi jangka panjang yang Permata Bank terapkan berada di jalur yang tepat. Fokus kami tidak hanya pada pertumbuhan, tetapi juga pada menciptakan nilai bermakna yang berkelanjutan bagi seluruh pemangku kepentingan," katanya di Jakarta, Kamis (24/4/2025).
Dengan dukungan jaringan internasional dan skala bisnis Bangkok Bank, Permata Bank terus berkomitmen memperkuat kemitraan dan kolaborasi lintas negara bersama semua pemangku kepentingan.
Salah satunya penerapan strategi optimalisasi neraca mengantarkan pertumbuhan bisnis Bank yang lebih optimal dengan mencatatkan Loan-to-Deposit Ratio (LDR) di level 83,2%, lebih tinggi dibandingkan dengan posisi pada akhir kuartal pertama tahun 2024 yang berada di level 82,0%.
"Total Aset Bank tumbuh sebesar 4,5% YoY menjadi Rp264,3 triliun dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu," katanya.
Lalu, simpanan nasabah terjaga baik dan meningkat 4,8% YoY menjadi Rp187,4 triliun yang didorong oleh pertumbuhan CASA sebesar 6,5%. CASA rasio Bank meningkat menjadi 58,6% dibandingkan 57,7% di tahun lalu.
Baca Juga: Angkat Direksi Baru, Bank SMBC Bagikan Dividen Rp562,6 Miliar
Dengan disiplin menerapkan inovasi layanan dan digitalisasi, Bank berhasil membukukan rasio Cost to Income (CIR) yang semakin efisien menjadi 48,6% pada akhir Maret 2025 dibandingkan dengan akhir Maret 2024 sebesar 50,2%.
Sementara itu, kredit kepada masyarakat tumbuh 6% YoY menjadi Rp156,6 triliun dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, terutama didorong oleh pertumbuhan kredit dari segmen Korporasi yang tumbuh sebesar 7% YoY menjadi Rp92,2 triliun. Diikuti pertumbuhan segmen Komersial dan Konsumen, yang masing-masing tumbuh sebesar 5,3% dan 4,3% YoY.
Rasio NPL Gross dan Loan at Risk (LAR) tercatat lebih baik, masing-masing pada level 2,0% dan 7,6%, dibandingkan dengan 2,7% dan 8,2% di kuartal pertama tahun 2024. Untuk menjaga kebutuhan cadangan atas potensi penurunan risiko kredit secara konservatif, Bank membentuk NPL Coverage dan rasio LAR Coverage yang prudent, masing-masing di level 387% dan 101%.
Lebih lanjut, dalam melakukan penyelesaian kredit bermasalah, Bank secara konsisten melakukan upaya restrukturisasi, litigasi, dan penjualan aset. Rasio CAR dan CET-1 Bank pada kuartal pertama tahun 2025 tercatat kuat masing-masing sebesar 33,6% dan 25,6%.
Rasio permodalan Permata Bank saat ini merupakan salah satu yang terkuat di antara bank-bank komersial terbesar di Indonesia.
"Permodalan yang kuat ini menjadi enabler untuk mendukung strategi dan pertumbuhan Bank di masa depan baik secara organik maupun anorganik," katanya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 10 Rekomendasi Tablet Harga 1 Jutaan Dilengkapi SIM Card dan RAM Besar
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Harga di Bawah Rp10 Juta, Hemat dan Ramah Lingkungan
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
Pilihan
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
Terkini
-
Saham BCA Anjlok saat IHSG Menguat pada Senin Sore
-
Menkeu Purbaya Mendadak Batal Dampingi Prabowo Saat Serahkan Aset Smelter Sitaan, Ada Apa?
-
Usai BNI, Menkeu Purbaya Lanjut Sidak Bank Mandiri Pantau Anggaran Rp 200 T
-
Bursa Kripto Global OKX Catat Aset Pengguna Tembus Rp550 Triliun
-
Jadi Duta Mobile JKN di Kupang, Pemuda Ini Bagikan Edukasi Memanfaatkan Aplikasi Layanan Kesehatan
-
IHSG Tetap Perkasa di Tengah Anjloknya Rupiah, Ini Pendorongnya
-
Sidak Bank Mandiri, Menkeu Purbaya Mengaku Dimintai Uang Lagi untuk Kredit Properti dan Otomotif
-
Ini Dampak Langsung Kebijakan Menkeu Purbaya Tak Naikkan Cukai Hasil Tembakau
-
Bank Indonesia Dikabarkan Jual Cadangan Emas Batangan 11 Ton, Buat Apa?
-
Rupiah Ditutup Ambruk Hari Ini Terhadap Dolar