Suara.com - PT Timah terus mengakselarasi pengembangan mineral logam tanah jarang atau Rare Earth Element (REE) dengan mengembangkan Pilot Plan Logam Tanah Jarang di Tanjung Ular, Kabupaten Bangka Barat, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Pilot Plan Logam Tanah Jarang ini merupakan bentuk komitmen PT Timah dalam mendukung program hilirisasi mineral nasional yang selaras dengan Asta Citra Presiden Prabowo yakni 'Melanjutkan Hilirisasi dan Industrialisasi untuk meningkatkan nilai tambah di dalam Negeri'.
PT Timah bersama MIND ID selaku BUMN Holding Industri Pertambangan Indonesia terus melakukan upaya percepatan pengembangan LTJ.
Fokus Utama dalam Pilot Plan Logam Tanah Jarang ini yakni revitalisasi fasilitas pilot plant pengolahan monasit untuk dapat dimanfaatkan kembali sebagai bagian dari pengembangan LTJ.
Pengembangan Pilot Plan Logam Tanah Jarang ini bertujuan untuk menciptakan nilai tambah melalui industrialisasi LTJ berbasis mineral ikutan penambangan timah.
Hal ini juga menjadi bagian dari strategi hilirisasi mineral nasional, sekaligus mendorong kemandirian teknologi dan ekonomi, terutama dalam pemanfaatan LTJ yang sangat dibutuhkan oleh industri-industri strategis seperti magnet permanen, baterai hybrid, elektronik, dan katalis.
Dalam rangka mengakselarasi pengembangan mineral logam tanah jarang atau Rare Earth Element (REE), Wakil Direktur Utama MIND ID Dany Amrul Ichdan bersama Direktur Pengembangan Usaha MIND ID Dicky Octa Zahriadi berkunjung ke fasilitas pilot plant pengolahan monasit di Tanjung Ular.
Dany menyampaikan Grup MIND ID melalui TIMAH memiliki kelolaan mineral rare earth yang jarang dimiliki oleh negara-negara lain. Indonesia memiliki kemampuan untuk memproses rare earth ini di dalam negeri sehingga nilai tambah dan manfaatnya dapat dirasakan oleh seluruh masyarakat Indonesia.
"Dengan pengembangan rare earth ini, kami yakin Indonesia mampu menjadi basis bagi pengembangan ekosistem industri strategis masa depan," katanya ditulis Kamis (24/4/2025).
Baca Juga: PT Timah (TINS) Buyback MTN Rp 391,25 Miliar
Direktur Pengembangan Usaha PT Timah Tbk, Dicky Octa Zahriadi menyampaikan pada tahun 2024, pengembangan berfokus pada pencarian mitra teknologi untuk mempercepat pemrosesan monasit menjadi produk Mix Rare Earth Carbonate sebagai tahap awal sebelum pabrik komersial dibangun.
"Untuk mendukung pengembangan teknologi pengolahan monasit, PT Timah Tbk bekerja sama dengan berbagai lembaga mitra teknologi, baik dari dalam negeri maupun luar negeri," katanya.
Selain itu, Dicky juga menjelaskan bahwa Rare Earth mengandung thorium yang dapat dioptimalkan menjadi sumber energi untuk Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN).
Dengan terus berupaya memanfaatkan potensi thorium dalam negeri, kita dapat berkontribusi dalam meningkatkan nilai tambah dari pengolahan logam tanah jarang untuk mendorong kemandirian energi.
Adapun, Pilot Plan pengembangan REE PT Timah telah dimulai sejak tahun 2010 silam, namun dalam perjalanannya, ada beberapa tantangan yang dihadapi dalam pengembangan REE di dalam negeri seperti ketersediaan teknologi pengolahan yang terbukti dan dapat diimplementasikan secara komersial masih terbatas, kebutuhan akan mitra strategis yang memiliki teknologi dan pengalaman dan proses revitalisasi pilot plant memerlukan waktu dan dukungan teknis yang signifikan agar dapat berjalan optimal.
PT Timah terus berkomitmen untuk mengoperasikan pilot plan sebagai tahap awal validasi teknologi dan pengujian skala terbatas.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
Kemenperin Mau Stop Impor, Dana Belanja Pemerintah Hanya untuk TKDN Tinggi
-
Rendahnya Utilitas vs Banjir Impor: Menperin Ungkap Tantangan Industri Keramik Nasional
-
Kerugian Akibat Bencana di Aceh Timur Capai Rp5,39 Triliun, Berpotensi Bertambah
-
Apa Itu De-Fi atau Decentralized Finance? Ini Penjelasan Lengkapnya
-
IPO SpaceX Ditargetkan 2026, Valuasinya 28 Kali Lebih Besar dari BBCA
-
Di Balik Aksi Borong Saham Direktur TPIA, Berapa Duit yang Dihabiskan?
-
Berkat Pemberdayaan BRI, Batik Malessa Ubah Kain Perca hingga Fashion Premium
-
BSU Guru Kemenag Cair! Ini Cara Cek Status dan Pencairan Lewat Rekening
-
Update Harga Sembako: Cabai dan Bawang Merah Putih Turun, Daging Sapi Naik
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen