Suara.com - Pernahkah Anda merasa jengkel dengan SMS penawaran pinjaman online (pinjol) yang terus menerus masuk ke ponsel? Rasanya seperti tidak ada habisnya, bahkan setelah berulang kali diabaikan. Pesan-pesan ini tidak hanya mengganggu, tetapi juga berpotensi menjadi celah penipuan jika Anda tidak waspada.
Jangan khawatir, Anda tidak sendirian! Banyak orang mengalami hal serupa, dan kabar baiknya, ada beberapa cara efektif untuk menghentikan "teror" SMS pinjol ini. Penting untuk diingat bahwa hanya pinjol yang terdaftar dan diawasi oleh OJK (Otoritas Jasa Keuangan) yang legal dan aman. Jangan pernah tergoda dengan penawaran pinjaman instan dari sumber yang tidak jelas.
Langkah pertama yang bisa Anda lakukan adalah dengan mengabaikan SMS penawaran pinjol tersebut. Jangan pernah mencoba untuk membalas atau mengklik tautan (link) yang disertakan dalam pesan singkat tersebut. Membalas SMS justru akan mengkonfirmasi bahwa nomor Anda aktif dan berpotensi membuat Anda semakin sering menerima SMS serupa. Mengklik tautan juga sangat berbahaya karena bisa saja mengarah pada situs web palsu yang bertujuan untuk mencuri data pribadi Anda atau menginstal malware pada perangkat Anda.
Selanjutnya, Anda dapat memanfaatkan fitur blokir nomor telepon pada smartphone Anda. Hampir semua jenis smartphone saat ini memiliki fitur ini. Dengan memblokir nomor pengirim SMS pinjol, Anda tidak akan lagi menerima pesan dari nomor tersebut. Meskipun demikian, perlu diingat bahwa pelaku pinjol ilegal biasanya menggunakan banyak nomor telepon yang berbeda, sehingga Anda perlu rutin memblokir nomor-nomor baru yang terus masuk.
Untuk langkah yang lebih proaktif, Anda bisa melaporkan nomor-nomor pengirim SMS pinjol ilegal kepada pihak yang berwenang. OJK sebagai lembaga yang mengawasi industri keuangan memiliki saluran pengaduan yang bisa Anda manfaatkan. Anda bisa menghubungi call center OJK di nomor 157 atau mengirimkan laporan melalui email ke konsumen@ojk.go.id. Dengan melaporkan nomor-nomor ini, Anda turut membantu memberantas praktik pinjol ilegal yang meresahkan masyarakat.
Selain OJK, Anda juga bisa melaporkan SMS penawaran pinjol ilegal ke Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo). Kominfo memiliki wewenang untuk memblokir nomor-nomor telepon dan situs web yang terindikasi melakukan praktik ilegal. Anda bisa melaporkan melalui situs web aduankonten.id atau melalui media sosial resmi Kominfo. Semakin banyak laporan yang masuk, semakin besar kemungkinan nomor-nomor tersebut untuk diblokir.
Penting juga untuk meningkatkan kesadaran diri mengenai keamanan data pribadi. Jangan pernah sembarangan memberikan informasi pribadi seperti nomor telepon, alamat, nomor KTP, atau informasi rekening bank kepada pihak yang tidak jelas.
Terutama jika ada permintaan yang mencurigakan atau iming-iming yang terlalu bagus untuk menjadi kenyataan. Ingatlah bahwa pinjol legal yang terdaftar di OJK tidak akan pernah meminta data sensitif melalui SMS atau WhatsApp tanpa adanya proses pengajuan yang jelas.
Sebagai langkah pencegahan tambahan, Anda bisa menginstal aplikasi penyaring SMS (SMS filter) yang banyak tersedia di toko aplikasi. Aplikasi ini dapat membantu memblokir SMS yang terindikasi sebagai spam atau promosi yang tidak diinginkan, termasuk SMS penawaran pinjol ilegal. Pastikan Anda memilih aplikasi yang terpercaya dan memiliki ulasan positif dari pengguna lain.
Baca Juga: Ribuan Pinjol Ilegal Teror Warga Indonesia, Ini Daftar Terbaru Pindar Resmi
Terakhir, edukasi diri dan orang-orang terdekat mengenai bahaya pinjol ilegal sangatlah penting. Sampaikan informasi mengenai ciri-ciri pinjol ilegal, risiko yang ditimbulkan, dan cara menghindarinya. Dengan meningkatkan pemahaman masyarakat, diharapkan praktik pinjol ilegal ini tidak lagi memakan korban.
Ingatlah selalu untuk melakukan pengecekan legalitas pinjol melalui situs web resmi OJK sebelum memutuskan untuk melakukan pinjaman. Jangan sampai tergiur dengan kemudahan sesaat yang justru membawa masalah di kemudian hari.
Kontributor : Rizqi Amalia
Berita Terkait
-
Daftar 3 Lokasi Utama Debt Collector Pinjol Tagih Utang, Nasabah Galbay Jangan Panik!
-
Mengenal 3 Sosok "Raja" Debt Collector Paling Ditakuti, Sisi Kelam Penagihan Utang di Indonesia!
-
Cara Cek KTP Terdaftar Pinjol Ilegal Tanpa Izin, Waspada dan Lindungi NIK
-
Apakah Debt Collector Bisa Polisikan Nasabah Galbay Pinjol? Jangan Panik, Ini Penjelasan Hukumnya!
-
Ribuan Pinjol Ilegal Teror Warga Indonesia, Ini Daftar Terbaru Pindar Resmi
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Sekelas Honda Jazz untuk Mahasiswa yang Lebih Murah
- 7 Rekomendasi Body Lotion dengan SPF 50 untuk Usia 40 Tahun ke Atas
- 26 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 13 November: Klaim Ribuan Gems dan FootyVerse 111-113
- 5 Pilihan Bedak Padat Wardah untuk Samarkan Garis Halus Usia 40-an, Harga Terjangkau
- 5 Rekomendasi Sepatu Lokal Senyaman New Balance untuk Jalan Kaki Jauh
Pilihan
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
-
Rolas Sitinjak: Kriminalisasi Busuk dalam Kasus Tambang Ilegal PT Position, Polisi Pun Jadi Korban
-
Menkeu Purbaya Ungkap Ada K/L yang Balikin Duit Rp3,5 T Gara-Gara Tak Sanggup Belanja!
-
Vinfast Serius Garap Pasar Indonesia, Ini Strategi di Tengah Gempuran Mobil China
Terkini
-
YES 2025: Ajak Anak Muda Berani Memulai Usaha, Waktu Menjadi Modal Utama
-
YES 2025: Berbagi Tips Investasi Bagi Generasi Muda Termasuk Sandwich Generation
-
Youth Economic Summit 2025 : Pentingnya Manfaat Dana Darurat untuk Generasi Muda
-
Kapan Bansos BPNT Cair? Penyaluran Tahap Akhir Bulan November 2025, Ini Cara Ceknya
-
Youth Economic Summit 2025: Ekonomi Hijau Perlu Diperkuat untuk Buka Investasi di Indonesia
-
Apa Itu Opsen Pajak? Begini Perhitungannya
-
Suara Penumpang Menentukan: Ajang Perdana Penghargaan untuk Operator Bus Tanah Air
-
Youth Economic Summit 2025: Peluang Industri Manufaktur Bisa Jadi Penggerak Motor Ekonomi Indonesia
-
Kapan Kenaikan Gaji Pensiunan PNS 2025 Cair? Ini Kata Kemenkeu dan Realitanya
-
Youth Economic Summit (2025) : Indonesia Diminta Hati-hati Kelola Utang