Suara.com - Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) menjalin kerja sama strategis dengan Badan Pusat Statistik (BPS) RI melalui penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) tentang "Pertukaran, Penyediaan, Pemanfaatan Data dan/atau Informasi Statistik dan Pengembangan Data Statistik Tanaman Perkebunan".
Perjanjian kerja sama tersebut ditandatangani oleh Direktur Pemasaran, Plt. Direktur Produksi dan Pengembangan PTPN III (Persero), Dwi Sutoro dan Plt. Sekretaris Utama, Moh Edy Mahmud dihadapan Kepala BPS RI, Amalia Adininggar Widyasanti dan Wakil Kepala BPS RI, Sonny Harry Budiutomo Harmadi.
Penandatanganan kerja sama ini merupakan bagian dari upaya membangun sinergi antara BUMN perkebunan dengan lembaga statistik nasional. Hal itu dilakukan untuk mendorong ketersediaan data yang akurat dan relevan guna mendukung pembangunan sektor agribisnis dan perkebunan di Indonesia.
Dwi menegaskan bahwa kerja sama ini merupakan bentuk nyata komitmen kedua institusi dalam menciptakan ekosistem data berbasis kolaborasi.
"Dengan pertukaran dan pemanfaatan data statistik tanaman perkebunan secara digital melalui platform Sedia Data Perusahaan Perkebunan (SEDAPP) Online, kita berharap proses pengumpulan dan analisis data di lingkup PTPN Group akan menjadi lebih efisien dan akurat,” ujarnya ditulis Senin (26/5/2025).
Kerja sama ini juga sebagai perjanjian kedua yang ditandatangani sejak terbentuknya Holding Perkebunan, dan akan berlaku selama tiga tahun ke depan hingga 20 Mei 2028.
Kolaborasi ini mencakup aspek pertukaran data luas areal serta produksi tanaman perkebunan secara rutin dan berkelanjutan, yang sangat penting untuk mendukung perencanaan dan evaluasi kebijakan nasional di sektor pertanian dan perkebunan.
Sementara itu, Kepala BPS RI, Amalia Adininggar Widyasanti, dalam sambutannya menyampaikan bahwa pengembangan data statistik tanaman perkebunan melalui kerja sama dengan PTPN III (Persero), merupakan langkah strategis dalam memperkuat basis data nasional, khususnya subsektor yang menjadi tulang punggung ekspor dan perekonomian nasional.
“Kami percaya, digitalisasi data melalui SEDAPP Online akan memperkuat keakuratan data nasional, mempercepat diseminasi informasi, dan meningkatkan efisiensi pemantauan subsektor perkebunan,” tuturnya.
Baca Juga: Setelah Puluhan Tahun Merugi, PTPN IV Bukukan Laba dari Karet dan Teh
Amalia juga menggarisbawahi bahwa pada Triwulan I-2025, subsektor tanaman perkebunan menyumbang sekitar sepertiga dari Produk Domestik Bruto (PDB) sektor pertanian secara luas, dan sebesar 4,15 persen terhadap PDB nasional.
Oleh karena itu, penyediaan data yang valid dan tepat waktu menjadi krusial dalam mendukung pertumbuhan sektor ini.
Melalui kolaborasi ini, diharapkan PTPN III (Persero) dan BPS dapat terus mendorong inovasi, peningkatan kualitas data, dan pembangunan berkelanjutan berbasis fakta.
Hal ini penting demi kemajuan sektor perkebunan nasional dan kesejahteraan masyarakat luas.
PT Perkebunan Nusantara III (Persero) merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang usaha agro bisnis, terutama komoditas kelapa sawit dan karet.
Perseroan didirikan pada 11 Maret 1996 berdasarkan hukum pendirian merujuk pada Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 8 tahun 1996 tanggal 14 Februari 1996.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Timur Kapadze Tolak Timnas Indonesia karena Komposisi Pemain
- 5 Body Lotion dengan Kolagen untuk Usia 50-an, Kulit Kencang dan Halus
- 19 Kode Redeem FC Mobile 5 Desember 2025: Klaim Matthus 115 dan 1.000 Rank Up Gratis
- 7 Rekomendasi Sabun Cuci Muka dengan Niacinamide untuk Mencerahkan Kulit Kusam
- John Heitingga: Timnas Indonesia Punya Pemain Luar Biasa
Pilihan
-
Stok BBM Shell Mulai Tersedia, Cek Lokasi SPBU dan Harganya
-
Kekuatan Tersembunyi Mangrove: Bisakah Jadi Solusi Iklim Jangka Panjang?
-
Orang Pintar Ramal Kans Argentina Masuk Grup Neraka di Piala Dunia 2026, Begini Hasilnya
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
-
Listrik Aceh, Sumut, Sumbar Dipulihkan Bertahap Usai Banjir dan Longsor: Berikut Progresnya!
Terkini
-
Kementan Disorot Usai Rincian Bantuan Bencana Viral, Harga Beras Rp60 Ribu/Kg Dinilai Janggal
-
Pasokan Rusia dan Venezuela Terancam, Harga Minyak Dunia Melonjak
-
Aceh Tak Lagi Gelap Gulita, Pasokan Listrik Hampir 100 Persen Pulih
-
Menkeu Purbaya Ngeluh Saham Gorengan, Apa Gebrakan OJK?
-
Bank Saqu Bidik Layanan Keuangan Sektor Otomotif
-
Rupiah Jadi Mata Uang Paling Lesu di Asia Senin Pagi, Tembus Level Rp 16.676
-
LPS Catat Jumlah Rekening Tidur Turun Jadi 657,19Juta
-
IHSG Bangkit pada Awal Sesi ke Level 8.676, Cermati Saham-saham Ini
-
9 Saran Dino Patti Djalal untuk Prabowo: Anggaran Militer Digunakan Bantu Sumatera
-
Biang Kerok Banjir dan Longsor: Sawit, Tambang, atau Kertas?