Suara.com - Ribuan entitas pinjol ilegal atau pinjaman tak terdaftar dengan embel-embel pinjol cepat cair hingga dana instan telah dijaring oleh Satuan Tugas Waspada Investasi (Satgas WI) Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Para "rentenir online" ini, tanpa etika dan mengabaikan regulasi, kerap memanfaatkan kondisi ekonomi masyarakat yang terhimpit, khususnya pasca pandemi virus corona. Pinjaman yang rata-rata berkisar ratusan ribu hingga satu juta rupiah seringkali harus dikembalikan dalam jumlah berlipat ganda karena bunga yang mencekik.
Salah satu pola yang paling sering terjadi adalah ketika peminjam dana merasa tidak sanggup membayar pokok pinjaman beserta bunga yang terus bergulung-gulung. Dalam keputusasaan, mereka akhirnya mengajukan pinjaman lagi ke platform lain. Ironisnya, platform yang dipilih seringkali juga merupakan pinjol ilegal. Praktik "gali lubang tutup lubang" ini, yang awalnya dimaksudkan untuk menyelesaikan masalah, justru tanpa disadari menciptakan lubang finansial lain yang semakin besar dan sulit ditutup. Kondisi ini memperparah kesulitan ekonomi masyarakat, menjebak mereka dalam lingkaran setan utang yang tiada akhir.
OJK dan Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI), sebagai institusi yang secara langsung berkaitan dengan fintech pendanaan dan memiliki misi membantu masyarakat dengan berbagai kebutuhan finansial, sudah seharusnya bersinergi lebih kuat untuk memberantas praktik penipuan berkedok pinjaman online ini. Upaya ini tidak hanya terbatas pada penindakan, tetapi juga harus diperluas pada ranah edukasi. Penting untuk secara masif memperkenalkan perbedaan fundamental antara pinjol ilegal dan fintech pendanaan bersama yang resmi dan terdaftar di OJK, serta mengedukasi masyarakat mengenai berbagai modus baru yang kerap dilakukan oleh para rentenir online ini.
Modus Pinjol Ilegal untuk Menjerat Korban
Para pelaku pinjol ilegal terus mengembangkan taktik dan modus operandi demi menjerat korban, kadang sampai menelan kerugian jutaan rupiah. Berikut adalah beberapa modus yang belakangan ini semakin berkembang dan banyak dilakukan:
Penawaran Pinjol Melalui WhatsApp/SMS yang Agresif
Akhir-akhir ini, modus penawaran pinjaman dana ilegal melalui pesan WhatsApp (WA) atau SMS semakin agresif dan meresahkan. Mirip dengan penipuan "mama minta pulsa", pesan penawaran ini bisa masuk ke siapa saja tanpa kecuali, tanpa melihat riwayat interaksi atau permintaan dari calon korban. Padahal, dalam aturan resmi OJK, terdapat larangan tegas bagi platform fintech pendanaan resmi yang sudah terdaftar untuk mengirimkan pesan pribadi kepada nasabah ataupun calon peminjam dana, kecuali jika sudah ada persetujuan sebelumnya dari konsumen.
Hal ini tercantum jelas dalam Peraturan OJK No. 1/POJK.07/2013 tentang Perlindungan Konsumen Sektor Jasa Keuangan, Pasal 19, yang menyatakan bahwa: "Pelaku Jasa Keuangan DILARANG melakukan penawaran produk dan/atau layanan kepada Konsumen dan/atau masyarakat melalui sarana komunikasi pribadi tanpa persetujuan Konsumen." Dengan demikian, jika Anda tidak pernah memiliki hubungan atau interaksi dengan platform fintech mana pun, dan kemudian tiba-tiba menerima penawaran peminjaman dana melalui WA atau SMS, maka hampir dapat dipastikan bahwa pinjol tersebut adalah ilegal.
Melalui situs web resminya, Sikapiuangmu, OJK telah merilis beberapa ciri khas pinjol ilegal dengan modus SMS atau WA ini, antara lain:
Baca Juga: Rekomendasi 4 Pinjol Syariah Resmi OJK dan Cepat Cair 2025, Bebas Riba
SMS atau WA berasal dari nomor umum yang tidak dikenal atau nomor pribadi
Diklaim bahwa tidak memerlukan persyaratan apa pun untuk pengajuan pinjaman. Padahal, fintech pendanaan legal tetap memiliki sejumlah persyaratan yang harus dipenuhi, bertujuan untuk mitigasi risiko baik dari sisi platform maupun pengguna.
Informasi yang diberikan tidak valid atau ditutup-tutupi, misalnya kantornya tidak jelas berada di mana, nama perusahaannya tidak transparan, dan lain sebagainya. Jika Anda menerima pesan WhatsApp maupun SMS dengan modus seperti ini, tindakan terbaik adalah tidak perlu direspons dan segera menghapusnya.
Pemberantasan pinjol ilegal ini merupakan pekerjaan rumah (PR) yang sangat menantang dan kompleks. Pasalnya, tidak hanya masyarakat yang dirugikan oleh keberadaan pinjol ilegal ini. Platform fintech pendanaan yang sudah terdaftar dan berizin OJK, para lender (pemberi pinjaman) dan borrower (peminjam) yang sudah teredukasi dengan baik, hingga pemerintah, semuanya mengalami kerugian besar akibat citra buruk dan praktik ilegal yang merusak ekosistem keuangan digital yang seharusnya sehat dan bermanfaat. Kolaborasi dan edukasi berkelanjutan adalah kunci untuk meminimalisir dampak negatif ini.
Kontributor : Rizqi Amalia
Berita Terkait
-
Daftar 97 Pinjol Legal dan Terdaftar OJK Terbaru Juni 2025
-
7 Pinjaman Online Langsung Cair ke E-Wallet, Cepat dan Anti Ribet!
-
Cara Cek Pinjol Resmi via Online, Jangan sampai Tertipu!
-
Bunga Pindar BRI Ceria, Flat dan Ringan Cocok untuk Gaya Hidupmu
-
5 Rekomendasi Paylater Bunga Paling Ringan Agar Terhindar Galbay
Terpopuler
- 5 Mobil Keluarga 7 Seater Mulai Rp30 Jutaan, Irit dan Mudah Perawatan
- Lupakan Louis van Gaal, Akira Nishino Calon Kuat Jadi Pelatih Timnas Indonesia
- Mengintip Rekam Jejak Akira Nishino, Calon Kuat Pelatih Timnas Indonesia
- 21 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 19 Oktober: Klaim 19 Ribu Gems dan Player 111-113
- Bukan Main-Main! Ini 3 Alasan Nusakambangan, Penjara Ammar Zoni Dijuluki Alcatraz Versi Indonesia
Pilihan
-
Suara.com Raih Penghargaan Media Brand Awards 2025 dari SPS
-
Uang Bansos Dipakai untuk Judi Online, Sengaja atau Penyalahgunaan NIK?
-
Dedi Mulyadi Tantang Purbaya Soal Dana APBD Rp4,17 Triliun Parkir di Bank
-
Pembelaan Memalukan Alex Pastoor, Pandai Bersilat Lidah Tutupi Kebobrokan
-
China Sindir Menkeu Purbaya Soal Emoh Bayar Utang Whoosh: Untung Tak Cuma Soal Angka!
Terkini
-
BSI Salurkan Rp 52,18 Triliun untuk Pembiayaan Sektor UMKM
-
BRI Peduli Ubah Lahan Sempit Jadi Lumbung Pangan Lewat Program BRInita
-
Harga Emas Antam Terjun Bebas Rp 177.000 per Gram, Cek Deretannya
-
Rupiah Terkoreksi Lawan Dolar Amerika, Ini Faktornya
-
Asabri Ungkap Strategi Investasi Jaga Dana Pensiun TNI-Polri Tetap Aman
-
Viral Cerai Jelang Pelantikan PPPK, Berapa Gaji Suami Melda Safitri?
-
IPC TPK Catat Kenaikan Kinerja 15.1% di Akhir Triwulan III 2025
-
IHSG Bergerak Dua Arah di Awal Sesi, Tapi Berpotensi Koreksi
-
AHY Dorong Optimalisasi Anggaran Infrastruktur Tanpa Abaikan Kualitas
-
Lagi Naik Daun, Saham BBCA Diproyeksikan Harganya Bisa Tembus Segini