Suara.com - Bank Dunia kembali memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia untuk tahun 2025 dan 2026.
Dalam laporan Global Economic Prospects (GEP) edisi Juni 2025, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2025 kini diperkirakan hanya mencapai 4,7%, turun signifikan dari proyeksi sebelumnya pada Januari 2025 yang sebesar 5,1%.
Penurunan serupa juga terlihat untuk tahun 2026, dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya 4,8%, lebih rendah 0,3% dibandingkan proyeksi Januari 2025 yang mencapai 5,1%.
Kendati demikian, Bank Dunia memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan sedikit membaik dan mencapai 5% pada tahun 2027.
Menurut Bank Dunia, revisi turun ini didorong oleh dua faktor utama: meningkatnya ketegangan perdagangan global dan meningkatnya ketidakpastian kebijakan ekonomi.
Kondisi ini menciptakan tantangan bagi negara-negara berkembang seperti Indonesia untuk mempertahankan momentum pertumbuhan.
Perlambatan ekonomi ternyata tidak hanya melanda Indonesia. Bank Dunia juga merevisi turun proyeksi pertumbuhan ekonomi global secara keseluruhan.
Untuk tahun 2025, pertumbuhan ekonomi global diperkirakan hanya mencapai 2,3%, dan sedikit meningkat menjadi 2,4% pada tahun 2026. Angka ini masing-masing lebih rendah 0,4% dan 0,3% dari proyeksi Januari 2025.
Bank Dunia menjelaskan bahwa penurunan proyeksi global ini disebabkan oleh "peningkatan substansial dalam hambatan perdagangan dan efek meluas dari lingkungan kebijakan global yang tidak pasti." tulis laporan itu.
Baca Juga: Gunakan Metode PPP, Bank Dunia Sebut Kemiskinan di Indonesia Tembus 194,6 Juta Jiwa
Situasi ini menunjukkan bahwa ekonomi dunia sedang menghadapi periode penuh tantangan, di mana kebijakan proteksionis dan ketidakpastian geopolitik dapat berdampak luas pada aktivitas ekonomi.
Pemerintah Indonesia diharapkan dapat merumuskan kebijakan yang tepat untuk menghadapi proyeksi perlambatan ini, guna menjaga stabilitas ekonomi dan kesejahteraan masyarakat di tengah dinamika global yang terus berubah.
Indonesia terus menunjukkan resiliensi ekonomi di tengah ketidakpastian global. Pertumbuhan ekonomi pada tahun 2023 tercatat solid, didorong oleh konsumsi domestik yang kuat, investasi yang meningkat, dan kinerja ekspor yang terjaga.
Namun, tantangan eksternal seperti inflasi global, suku bunga tinggi, dan perlambatan ekonomi di negara-negara mitra dagang utama tetap menjadi perhatian.
Konsumsi domestik menjadi mesin utama pertumbuhan, didukung oleh peningkatan mobilitas masyarakat pasca pandemi dan peningkatan pendapatan.
Pemerintah juga terus mendorong investasi melalui berbagai kebijakan insentif dan kemudahan perizinan.
Sektor manufaktur dan jasa menjadi kontributor signifikan, menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan produktivitas. Meskipun demikian, Indonesia tidak sepenuhnya kebal terhadap tekanan global.
Inflasi, meskipun terkendali, tetap menjadi perhatian. Bank Indonesia (BI) terus mengambil langkah-langkah untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah dan mengendalikan inflasi melalui kebijakan moneter yang hati-hati.
Di sisi eksternal, kinerja ekspor menghadapi tantangan akibat penurunan permintaan global dan fluktuasi harga komoditas.
Diversifikasi pasar ekspor dan peningkatan nilai tambah produk ekspor menjadi kunci untuk menjaga daya saing Indonesia di pasar internasional.
Pemerintah terus berupaya untuk memperkuat fundamental ekonomi melalui reformasi struktural. Peningkatan kualitas sumber daya manusia, pembangunan infrastruktur, dan digitalisasi ekonomi menjadi fokus utama.
Selain itu, pengembangan energi terbarukan dan ekonomi hijau juga menjadi prioritas untuk menciptakan pertumbuhan yang berkelanjutan. Ke depan, Indonesia memiliki potensi besar untuk terus tumbuh dan berkembang.
Bonus demografi, sumber daya alam yang melimpah, dan pasar domestik yang besar menjadi modal penting. Namun, tantangan global dan domestik perlu diatasi dengan kebijakan yang tepat dan implementasi yang efektif.
Dengan pengelolaan ekonomi yang prudent dan reformasi yang berkelanjutan, Indonesia dapat mencapai pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan memainkan peran yang semakin penting di panggung ekonomi global. Kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat menjadi kunci untuk mewujudkan visi tersebut.
Berita Terkait
Terpopuler
- Anak Jusuf Hamka Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Tol, Ada Apa dengan Proyek Cawang-Pluit?
- Cara Edit Foto Pernikahan Pakai Gemini AI agar Terlihat Natural, Lengkap dengan Prompt
- Panglima TNI Kunjungi PPAD, Pererat Silaturahmi dan Apresiasi Peran Purnawirawan
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Dedi Mulyadi 'Sentil' Tata Kota Karawang: Interchange Kumuh Jadi Sorotan
Pilihan
-
Desy Yanthi Utami: Anggota DPRD Bolos 6 Bulan, Gaji dan Tunjangan Puluhan Juta
-
Kabar Gembira! Pemerintah Bebaskan Pajak Gaji di Bawah Rp10 Juta
-
Pengumuman Seleksi PMO Koperasi Merah Putih Diundur, Cek Jadwal Wawancara Terbaru
-
4 Rekomendasi HP Tecno Rp 2 Jutaan, Baterai Awet Pilihan Terbaik September 2025
-
Turun Tipis, Harga Emas Antam Hari Ini Dipatok Rp 2.093.000 per Gram
Terkini
-
Pemerintah: Peserta BPJS Ketenagakerjaan Bisa Kredit Rumah dengan Bunga Rendah
-
Dongkrak Kredit, OJK Rilis Aturan Pembiayaan UMKM
-
Utang Luar Negeri Turun Jadi 432,5 Miliar Dolar AS, Ini Sebabnya
-
Syarat Gaji Minimal untuk Pengajuan KPR Subsidi Pemerintah: UMR Bisa Dapat?
-
Peserta JKN di Aceh Selatan Rasakan Manfaat Layanan Kesehatan Tanpa Hambatan
-
Pemerataan Pembangunan Infrastruktur hingga ke Wilayah Timur Indonesia
-
Telkom Hadirkan Fasilitas Air Bersih bagi Masyarakat Adat Bonokeling di Banyumas
-
Buah Konsistensi dan Keunggulan Tata Kelola, Telkom Akses Pertahankan TOP GRC Award 2025
-
Menkeu Purbaya Guyur Bank BUMN Rp200 Triliun, Para Bos Himbara Disebut Pusing Tujuh Keliling
-
9 Kontroversi Bahlil Lahadalia Sejak Menjabat Menteri