Suara.com - Pemerintah Indonesia secara serius mendorong Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan pihak swasta untuk menggenjot pembelian produk-produk Amerika Serikat (AS).
Langkah ini merupakan bagian dari strategi terkait negosiasi tarif dengan AS.
Total potensi belanja yang ditawarkan Indonesia kepada AS mencapai angka fantastis, yaitu US$ 34 miliar atau setara dengan Rp 550 triliun.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menjelaskan bahwa angka jumbo tersebut mencakup berbagai sektor, termasuk pembelian komoditas energi, produk agrikultur, hingga kerja sama investasi yang melibatkan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara Indonesia).
"Tadi sudah dibahas tentang rencana Indonesia mengenai pembelian energi yang totalnya bisa mencapai US$ 15,5 miliar. Kemudian terkait juga dengan pembelian barang agrikultur, dan juga terkait dengan rencana investasi termasuk di dalamnya oleh BUMN dan Danantara," ungkap Airlangga di Kantor Kemenko Perekonomian, Kamis (3/7/2025).
Secara spesifik, dari total US$ 34 miliar tersebut, US$ 15,5 miliar dialokasikan untuk volume impor komoditas energi. Sisanya, salah satunya akan digelontorkan untuk belanja impor sektor agrikultur.
Penekanan pada peran BUMN dan swasta menjadi kunci dalam merealisasikan target ini. Beberapa perusahaan swasta dan BUMN memang secara khusus dilibatkan untuk menggenjot belanja sejumlah komoditas dari AS.
Langkah ini juga dipandang sebagai upaya strategis untuk mengatasi defisit perdagangan yang selama ini dialami Amerika Serikat terhadap Indonesia.
"Trade deficit Amerika terhadap Indonesia adalah US$ 19 miliar, tetapi yang kita offer pembelian kepada mereka itu jumlahnya melebihi, yaitu US$ 34 miliar," pungkas Airlangga. Dengan demikian, diharapkan komitmen belanja besar ini dapat menciptakan hubungan ekonomi yang lebih seimbang dan saling menguntungkan bagi kedua negara.
Baca Juga: Pemerintah Luncurkan Program KUR Perumahan Untuk Tipe 36
Berita Terkait
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- Bobibos Bikin Geger, Kapan Dijual dan Berapa Harga per Liter? Ini Jawabannya
- 6 Rekomendasi Cushion Lokal yang Awet untuk Pekerja Kantoran, Makeup Anti Luntur!
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
Pilihan
-
Pakai Bahasa Pesantren! BP BUMN Sindir Perusahaan Pelat Merah Rugi Terus: La Yamutu Wala Yahya
-
Curacao dan 10 Negara Terkecil yang Lolos ke Piala Dunia, Indonesia Jauh Tertinggal
-
Danantara Soroti Timpangnya Setoran Dividen BUMN, Banyak yang Sakit dan Rugi
-
Mengapa Pertamina Beres-beres Anak Usaha? Tak Urus Lagi Bisnis Rumah Sakit Hingga Hotel
-
Pandu Sjahrir Blak-blakan: Danantara Tak Bisa Jauh dari Politik!
Terkini
-
Bunga Acuan Sudah Turun 5 Kali, BI Minta Perbankan Cepat Turunkan Bunga
-
7 Ide Usaha Modal 1 Juta, Anti Gagal dan Auto Cuan
-
Cara Daftar WiFi Internet Rakyat, Surge Buka Akses Biaya Rp100 Ribu per Bulan
-
Operasikan 108 Kapal, PIS Angkut Energi 127,35 juta KL Sepanjang Tahun 2025
-
Pakai Bahasa Pesantren! BP BUMN Sindir Perusahaan Pelat Merah Rugi Terus: La Yamutu Wala Yahya
-
Kilang Minyak Indonesia Tetap Relevan di Tengah Pergeseran ke EBT
-
Blockchain Dianggap Mampu Merevolusi Pengelolaan Data Nasional, Benarkah?
-
Dukung Kemajuan Industri Sawit, BRI Fasilitasi Sindikasi Pembiayaan Rp5,2 Triliun bagi PT SSMS
-
Perlukah BBM Bobibos Lakukan Pengujian Sebelum Dijual, Begini Kata Pakar
-
Danantara Soroti Timpangnya Setoran Dividen BUMN, Banyak yang Sakit dan Rugi