"Isu kemampuan finansial ini jadi tantangan tersendiri. Banyak dari mereka yang penghasilannya terbatas, sehingga menabung untuk hari tua bukan menjadi prioritas," ujar Dyah.
Dyah juga menyoroti rendahnya kepercayaan publik terhadap sistem asuransi akibat sejumlah kasus gagal bayar seperti Jiwasraya dan Asabri, yang turut memperburuk partisipasi masyarakat dalam program jaminan pensiun.
Ia menilai perlu adanya kampanye literasi dan sosialisasi yang masif untuk meningkatkan kesadaran masyarakat. Pemerintah juga didorong memberikan insentif kepada pekerja informal, seperti menambahkan Rp20.000 untuk setiap Rp20.000 iuran peserta.
"Sektor informal kita sangat besar dan didominasi oleh pekerja dengan penghasilan rendah," jelasnya.
Dyah menyarankan agar skema iuran dibuat fleksibel, seperti opsi pembayaran bulanan atau triwulanan, disesuaikan dengan kondisi fluktuatif sektor informal.
Menurutnya, pembangunan sistem jaminan pensiun menjadi semakin mendesak seiring tren demografi menuju masyarakat menua. Ia mencontohkan negara-negara seperti Jepang dan Eropa yang telah lebih dari seabad menjalankan sistem pensiunnya.
"Kita akan menghadapi struktur penduduk menua dalam 20-30 tahun ke depan. Saat ini ada sekitar 33 juta lansia, dan diperkirakan akan mencapai 65 juta pada 2045. Tanpa sistem yang kuat, beban ekonomi terhadap generasi produktif akan sangat berat," ujarnya.
Dyah menutup dengan penekanan pentingnya kolaborasi dari sisi literasi publik, insentif, hingga dukungan fiskal dan regulasi.
"Kalau tidak disiapkan sejak sekarang, risiko sosial dan ekonomi di masa depan akan sangat besar. Harapannya semakin banyak masyarakat yang mulai menabung dan menyadari pentingnya jaminan hari tua sebagai bagian dari perlindungan sosial jangka panjang," tutup Dyah. (Antara) ***
Baca Juga: Beri Jaminan Tenaga Kerja Program MBG, BGN Gandeng BPJS Ketenagakerjaan
Berita Terkait
-
Cara Mengatasi Uang JHT di Aplikasi JMO Tidak Cair, Ini Solusinya
-
Cara Pembaruan Data Rekening di SIPP BPJS Ketenagakerjaan untuk Pencairan BSU
-
PMI Meninggal di Korsel, Pemerintah Pulangkan Jenazah dan Salurkan Santunan Ketenagakerjaan
-
Cara Mengatasi Error saat Klaim Jaminan Hari Tua (JHT) di Aplikasi JMO
-
Sudah Dapat BSU 2025? Begini Tanda dan Cara Cek Status Dana Rp600 Ribu Sudah Masuk ke Rekening
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Keluarga 3 Baris Rp50 Jutaan Paling Dicari, Terbaik Sepanjang Masa
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Sepatu Running Lokal Selevel Asics Original, Kualitas Juara Harga Aman di Dompet
- Nikmati Segarnya Re.juve Spesial HUT ke-130 BRI: Harga Istimewa Mulai Rp13 Ribu
Pilihan
-
Jadwal dan Link Streaming Nonton Rizky Ridho Bakal Raih Puskas Award 2025 Malam Ini
-
5 HP RAM 6 GB Paling Murah untuk Multitasking Lancar bagi Pengguna Umum
-
Viral Atlet Indonesia Lagi Hamil 4 Bulan Tetap Bertanding di SEA Games 2025, Eh Dapat Emas
-
6 HP Snapdragon RAM 8 GB Termurah: Terbaik untuk Daily Driver Gaming dan Multitasking
-
Analisis: Taktik Jitu Andoni Iraola Obrak Abrik Jantung Pertahanan Manchester United
Terkini
-
Negosiasi Tarif Dagang dengan AS Terancam Gagal, Apa yang Terjadi?
-
BRI Rebranding Jadi Bank Universal Agar Lebih Dekat dengan Anak Muda
-
Kemenkeu Matangkan Regulasi Bea Keluar Batu Bara, Berlaku 1 Januari 2026
-
Cara Mengurus Pembatalan Cicilan Kendaraan di Adira Finance dan FIFGROUP
-
Pemerintah Tegaskan Tak Ada Impor Beras untuk Industri
-
CIMB Niaga Sekuritas Kedatangan Bos Baru, Ini Daftar Jajaran Direksi Teranyar
-
Eri Budiono Lapor: Bank Neo Kempit Laba Rp517 Miliar Hingga Oktober 2025
-
IPO SUPA: Ritel Cuma Dapat 3-9 Lot Saham, Ini Penjelasan Lengkapnya
-
OJK Akan Tertibkan Debt Collector, Kreditur Diminta Ikut Tanggung Jawab
-
Mengenal Flexible Futures Pada Bittime untuk Trading Kripto