Suara.com - Hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) mengindikasikan kinerja kegiatan dunia usaha meningkat pada triwulan II 2025. Hal ini tecermin dari nilai Saldo Bersih Tertimbang (SBT) yang tercatat sebesar 11,70 persen atau lebih tinggi dibandingkan dengan SBT pada triwulan sebelumnya sebesar 7,63 persen
Direktur Eksekutif Komunikasi BI Ramdan Denny mengatakan meningkatnya kegiatan dunia usaha tersebut didorong oleh kenaikan kinerja mayoritas Lapangan Usaha (LU). Terutasm LU Administrasi Pemerintahan, Pertahanan, dan Jaminan Sosial Wajib sejalan dengan realisasi anggaran Pemerintah sesuai pola seasonal-nya.
"Serta LU Industri Pengolahan dan LU Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum sejalan dengan permintaan yang terjaga pada periode rangkaian libur Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) sepanjang triwulan II 2025," katanya dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Jumat (18/7/2025).
Kapasitas produksi terpakai pada triwulan II 2025 tercatat sebesar 73,58 persen meningkat dibandingkan dengan triwulan I 2025 yang sebesar 73,25 persen. Peningkatan tersebut terutama ditopang oleh LU Pertambangan dan Penggalian serta LU Pengadaan Listrik.
Sementara itu, kondisi keuangan dunia usaha secara umum juga tetap dalam kondisi baik pada aspek Likuiditas maupun Rentabilitas, dengan akses kredit yang tetap mudah. Responden memprakirakan kegiatan usaha pada triwulan III 2025 melanjutkan peningkatan dengan SBT sebesar 11,98 persen.
Kegiatan usaha diprakirakan meningkat terutama bersumber dari perbaikan kinerja LU Konstruksi sejalan dengan dimulainya beberapa proyek, baik Pemerintah maupun swasta serta LU Pertambangan dan Penggalian sejalan dengan terjaganya permintaan.
Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) mencatat kinerja Lapangan Usaha (LU) Industri Pengolahan pada triwulan II 2025 tetap terjaga. Hal itu berada pada fase ekspansi (indeks >50 persen) tecermin dari PMI-BI sebesar 50,89 persen.
Direktur Eksekutif Komunikasi BI Ramdan Denny mengatakan kinerja LU berdasarkan komponen pembentuknya, mayoritas komponen berada pada fase ekspansi yaitu Volume Produksi, Volume Persediaan Barang Jadi, dan Volume Total Pesanan.
Rinciannya, Sublapangan Usaha (Sub-LU), sebagian Sub-LU berada pada fase ekspansi, dengan indeks tertinggi pada Industri Mesin dan Perlengkapan, diikuti oleh Industri Kertas dan Barang dari Kertas, Percetakan dan Reproduksi Media Rekaman, serta Industri Makanan dan Minuman.
Baca Juga: Bank Indonesia Klaim Kinerja Lapangan Usaha Industri Pengolahan Tetap Terjaga
"Perkembangan tersebut sejalan dengan hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) Bank Indonesia yang mengindikasikan kinerja kegiatan LU Industri Pengolahan tetap tumbuh dengan nilai Saldo Bersih Tertimbang (SBT) sebesar 1,29 persen,"katanya.
Lanjutnya, pada triwulan III 2025, kinerja LU Industri Pengolahan diprakirakan tetap terjaga dan berada pada fase ekspansi yang tecermin dari PMI-BI sebesar 50,85 persen.
Berdasarkan komponen pembentuknya, mayoritas komponen diprakirakan berada pada fase ekspansi dengan indeks tertinggi pada komponen Volume Persediaan Barang.
"Jadi, diikuti oleh Volume Produksi, Volume Total Pesanan, dan Kecepatan Penerimaan Barang Input," katanya.
Sedangkan, mayoritas Sub-LU juga diprakirakan berada pada fase ekspansi, dengan indeks tertinggi pada Industri Logam Dasar, diikuti oleh Industri Alat Angkutan, serta Industri Kertas dan Barang dari Kertas, Percetakan dan Reproduksi Media Rekaman.
Sementara itu, pertumbuhan ekonomi Indonesia perlu terus didorong di tengah prospek perekonomian global yang melemah. Pada triwulan II 2025, pertumbuhan ekonomi ditopang oleh investasi nonbangunan terkait kegiatan di sektor transportasi.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
Terkini
-
BRI, Dari Warisan Perintis Raden Bei Aria Wirjaatmadja Sampai Holding Ultra Mikro
-
Utang Luar Negeri Indonesia Turun, Kini Tinggal Rp 7.079 Triliun
-
Purbaya Mau Bubarkan Bea Cukai, Kalau Jadi Lebih Baik Mengapa Tidak?
-
Aset Perbankan Syariah Pecah Rekor Tertinggi, Tembus Rp 1.028 Triliun
-
Biar Tak Andalkan Ekspor Mentah, Kemenperin Luncurkan Roadmap Hilirisasi Silika
-
CIMB Niaga Mau Pisahkan Unit Usaha Syariah Jadi BUS
-
Paylater Melejit, OJK Ungkap NPL Produk BNPL Lebih Tinggi dari Kredit Bank
-
Harga Cabai Rawit Merah Mulai Turun, Dibanderol Rp 70.000 per Kg
-
Rupiah Melesat di Senin Pagi Menuju Level Rp 16.635
-
Emas Antam Harganya Lebih Mahal Rp 2.000 Jadi Rp 2.464.000 per Gram