Suara.com - Industri tekstil dalam negeri kembali berduka. Emiten tekstil raksasa, PT Asia Pacific Fibers Tbk (POLY), secara mengejutkan mengumumkan penutupan permanen pabriknya di Karawang.
Langkah pahit ini menjadi alarm keras bagi sektor padat karya yang tengah terseok-seok di tengah badai lesunya permintaan dan gempuran impor tekstil murah.
Dikutip dari Keterbukaan Informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (21/7/2025), POLY mengaku sudah tak sanggup lagi menghadapi tekanan maha berat. Lesunya permintaan produk industri, baik dari pasar domestik maupun mancanegara, ditambah dengan maraknya serbuan tekstil impor dengan harga yang jauh lebih kompetitif, membuat POLY harus angkat tangan dan mengibarkan bendera putih untuk fasilitas produksinya di Karawang.
Manajemen POLY menjelaskan, keputusan sulit ini diambil setelah menghadapi berbagai tantangan bisnis yang bertubi-tubi. Kelebihan kapasitas global di industri tekstil, kenaikan tarif ekspor ke Amerika Serikat (AS) yang memberatkan, hingga kenaikan harga bahan baku menjadi deretan faktor eksternal yang menghimpit perusahaan.
Di dalam negeri, POLY juga mengeluhkan ketidakpastian kebijakan pemerintah, seperti penerapan bea anti-dumping dan revisi peraturan importasi yang belum juga sesuai harapan di luar negeri. Ini menunjukkan betapa kompleksnya permasalahan yang dihadapi produsen tekstil lokal.
"Oleh karena itu, perusahaan akan mendeklarasikan penutupan permanen unit produksi ini dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk merevisi proyeksi bisnisnya berdasarkan operasi pabrik Kaliwungu-Kendal di masa mendatang," terang Manajemen POLY.
Manajemen POLY juga telah berupaya keras menyelesaikan restrukturisasi utang dengan Kementerian Keuangan (Kemenkeu) demi mencapai kesepakatan akhir atas perbaikan proposal yang diajukan. Namun, proses ini ternyata membutuhkan waktu lebih lama dari yang diperkirakan.
Meskipun perusahaan terus berupaya menjaga dan memelihara fasilitas produksi pabrik kimia dan serat di Karawang agar suatu saat dapat dioperasionalkan kembali, biaya pemeliharaan fasilitas unit produksi tersebut ternyata sangat tinggi.
"Penghentian produksi yang berlangsung lebih dari enam bulan membuat operasionalisasi kembali fasilitas unit produksi kami di Karawang menjadi tidak layak secara teknis dan komersial," imbuhnya, membeberkan alasan pragmatis di balik penutupan ini.
Baca Juga: Tom Lembong Divonis 4,5 Tahun, Pakar Hukum Sebut Putusan Hakim 'Ngaco'! Kenapa?
Penutupan unit produksi di Karawang ini tentu saja akan berdampak signifikan pada pendapatan penjualan POLY di tahun 2025 dan tahun-tahun berikutnya. Karenanya, perseroan berencana merevisi proyeksi keuangannya sesuai dengan keterbatasan operasional sebagai dampak penutupan unit produksi Karawang ini.
Fokus kini beralih ke Pabrik Kaliwungu-Kendal. Perseroan akan segera meninjau ulang dan mereposisi kembali produk-produk dan faktor pendukung lainnya yang ada di unit produksi tersebut. Manajemen juga bertekad untuk meneruskan proses restrukturisasi yang sedang berlangsung, demi mencapai kesepakatan dengan para kreditur dan investor. Harapannya, mereka bisa mendapatkan pendanaan untuk meningkatkan produksi di Kaliwungu.
"Keputusan ini sangat penting bagi keberlanjutan usaha di masa depan dan perseroan meminta dukungan dan kerjasama dari semua pihak terkait dan pemangku kepentingan," pungkas Manajemen POLY.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Feri Amsari Singgung Pendidikan Gibran di Australia: Ijazah atau Cuma Sertifikat Bimbel?
- 7 Mobil Kecil Matic Murah untuk Keluarga Baru, Irit dan Perawatan Mudah
- Gugat Cerai Hamish Daud? 6 Fakta Mengejutkan di Kabar Perceraian Raisa
- 21 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 22 Oktober 2025, Dapatkan 1.500 Gems dan Player 110-113 Sekarang
- Pria Protes Beli Mie Instan Sekardus Tak Ada Bumbu Cabai, Respons Indomie Bikin Ngakak!
Pilihan
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
-
Heboh Kasus Ponpes Ditagih PBB hingga Diancam Garis Polisi, Menkeu Purbaya Bakal Lakukan Ini
Terkini
-
Prabowo Mau Kirim 500 Ribu Tenaga Kerja ke Luar Negeri, Siapkan Anggaran Rp 8 Triliun
-
BRI Perkuat Ekonomi Rakyat Lewat Akad Massal KUR dan Kredit Perumahan
-
PTBA Jajal Peluang Gandeng China di Proyek DME usai Ditinggal Investor AS
-
HUT ke-130 BRI: Satu Bank Untuk Semua, Wujud Transformasi Digital
-
Bank Mandiri Semarakkan Aksi Berkelanjutan Looping for Life di Livin' Fest 2025
-
OCBC Nilai Investor Masih Percaya pada Fundamental Ekonomi Indonesia
-
BI Proyeksi Ekspor dan Belanja Pemerintah Topang Pertumbuhan Ekonomi Kuartal III
-
Amman Mineral Dapat Restu Pemerintah untuk Ekspor Konsentrat Tembaga
-
GMFI Siap Gelar Right Issue Sekaligus Inbreng Lahan dari API Rp 5,66 Triliun
-
Prabowo Minta DHE Ditinjau Ulang, BI: Bagus Untuk Dukung Stabilitas Rupiah