Suara.com - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) mengungkapkan penyebab Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) susah untuk naik kelas. Lantaran, Indonesia masih tertinggal jauh dari Korea Selatan dan Jepang yang sudah banyak UMKM berkembang pesat.
Wakil Ketua Umum Bidang Analisis Kebijakan Makro-Mikro Ekonomi Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Aviliani mengatakan masih banyak UMKM Indonesia masih belum naik kelas. Meskipun, sudah tiga tahun membuka usaha.
"Jadi UMKM kita itu sekarang, kalau kita lihat, kenapa nggak naik-naik kelas, padahal kreditnya naik terus loh, makanya suka macet, karena begitu udah 3 tahun usahanya nggak naik, tapi jumlah kreditnya naik pasti macet gitu," katanya dalam acara diskusi UOB dalam tema Navigating Regulation Shift and Market Uncertainties in Indonesia and Asean, di Jakarta, ditulis Rabu (23/7/2025).
Kata dia salah satu utamanya dikarenakan cakupan target pasar yang masih terbatas. Apalagi, banyak barang impor yang membuat UMKM sulit bersaing dengan perusahaan yang besar.
" Karena mereka itu pasarnya terbatas, tapi dikasih pinjaman terus, maka akhirnya biasanya mereka jadi tutup. Nah, oleh karena itu, sebenarnya yang sekarang tidak kita temukan seperti di Korea dan Thailand, itu adalah menjadi bagian supply chain dari pengusaha besar," katanya.
Aviliani mencontohkan UMKM dari Jepang dibantu pendanaan dari Koperasi. Hal itu membuat bisnis UMKM terus tinggi dan naik kelas sehingga bisa bersaing dengan produk lainnya:
"Di Jepang tuh seperti itu, sehingga koperasi itu fungsinya nanti akan membuat nilai tambah dari UMKM," jelasnya.
Untuk itu dengan program Koperasi Desa bisa membantu UMKM. Menurutnya, Koperasi Desa mendapatkan pinjaman Rp3 miliar dari Pemerintah yang nantinya bisa mendorong UMKM Indonesia naik kelas.
"Nah, jadi menurut sayaini mumpung baru di launching, semogauang yang 3 miliar yang dikasih itu nggak macet. Nah, oleh karena itu perlu menjadi penghubung antara perusahaan besardengan perusahaan kecil," katanya.
Baca Juga: WE Finance Code Diterapkan di Indonesia, Arah Baru Pembiayaan UMKM Perempuan
Dia menambahkan cara agar Koperasi Desa bisa membantu UMKM yakni menjembatani permintaan perusahaan besar dengan UMKM. Tentunya ini juga bisa mengurangi ketergantungan impor.
"Pengusaha besar itu sebenarnya banyak kebutuhan misalnya contoh nih, saya waktu itu mempertemukan antara KAB dengan perusahaan kecil. Dia butuh jahe merah banyak, dia import.Daripada import, kenapa nggak UMKM kita," jelasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 Sabun Cuci Muka dengan Kolagen agar Kulit Tetap Kenyal dan Awet Muda
- 9 Sepatu Lokal Senyaman Skechers Ori, Harga Miring Kualitas Juara Berani Diadu
- Shio Paling Hoki pada 8-14 Desember 2025, Berkah Melimpah di Pekan Kedua!
- Sambut HUT BRI, Nikmati Diskon Gadget Baru dan Groceries Hingga Rp1,3 Juta
- 23 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 7 Desember: Raih Pemain 115, Koin, dan 1.000 Rank Up
Pilihan
-
Kekhawatiran Pasokan Rusia dan Surplus Global, Picu Kenaikan Harga Minyak
-
Survei: Kebijakan Menkeu Purbaya Dongkrak Optimisme Konsumen, tapi Frugal Spending Masih Menguat
-
Penipuan Pencairan Dana Hibah SAL, BSI: Itu Hoaks
-
9 Mobil Bekas Paling Lega dan Nyaman untuk Mengantar dan Jemput Anak Sekolah
-
Belum Sebulan Diluncurkan, Penjualan Toyota Veloz Hybrid Tembus 700 Unit
Terkini
-
Survei BI: Indeksi Keyakinan Konsumen Meningkat, Prospek Ekonomi Cerah?
-
Kekhawatiran Pasokan Rusia dan Surplus Global, Picu Kenaikan Harga Minyak
-
PGN Bawa Pasokan Gas Tembus Desa Terisolir di Perbatasan SumutAceh
-
Konflik ChinaJepang Mengeras, Indonesia Terimbas Risiko Ekonomi Asia Timur
-
Survei: Kebijakan Menkeu Purbaya Dongkrak Optimisme Konsumen, tapi Frugal Spending Masih Menguat
-
Laba IRSX Melonjak 1.776 Persen, Pendapatan Top Line Turun
-
Mobilitas Makin Praktis: QRIS Tap & myBCA Hadir di Smartphone dan Smartwatch
-
Partisipasi di TEI 2025, UMKM Binaan BCA Kantongi Potensi Ekspor Rp110,9 Miliar
-
Emas Antam Melesat Hari Ini, Harganya Tembus Rp 2.416.000 per Gram
-
Rupiah Kembali Merosot, Dolar Amerika Naik ke Rp16.694