Suara.com - Berkshire Hathaway milik Warren Buffett mengalami kerugian tahun ini. Hal ini dikarenakan penurunan nilai saham Kraft Heinz sebesar 3,8 miliar dolar AS atau sekitar Rp 62 triliun.
Hal ini menjadi pukulan terbaru bagi Warren Buffet. Sebab, telah membebani perusahaan investor miliarder tersebut dalam beberapa tahun terakhir. Tercagat Berkshire menurunkan nilai tercatat investasi Kraft Heinz menjadi 8,4 miliar dolar AS turun dari lebih dari 17 miliar dolar AS pada akhir tahun 2017.
Ini merupakan kekecewaan yang jarang terjadi bagi Buffett, 94 tahun, yang merupakan tokoh penting dalam merger Kraft dan Heinz sekitar satu dekade lalu.
Meskipun miliarder tersebut masih untung dalam taruhannya, saham raksasa makanan kemasan tersebut telah turun 62 persen sejak saat itu.
Kraft Heinz kini mempertimbangkan untuk memisahkan sebagian bisnisnya karena menghadapi tantangan. Termasuk inflasi yang membebani pengeluaran konsumen dan orang-orang yang mencari alternatif yang lebih sehat untuk produk-produknya. Bulan lalu, perusahaan mencatat penurunan penjualan yang tidak separah prediksi analis, sebagian karena harga yang lebih tinggi.
Dalam beberapa bulan terakhir, Berkshire telah mengisyaratkan bahwa mereka mengambil sedikit langkah mundur dalam hubungannya dengan Kraft Heinz. Pada bulan Mei, Kraft Heinz mengumumkan bahwa Berkshire melepaskan kursi di dewan direksi perusahaan makanan kemasan tersebut.
Untuk itu, perusahaan Buffett sekarang terbatas pada apa yang diungkapkan Kraft Heinz kepada publik, Berkshire mengatakan akan mulai melaporkan bagiannya dari pendapatan Kraft Heinz dengan selisih satu kuartal.
Penurunan nilai saham ini nantinya akan berkelanjutan. Namun, perusahaan juga menyatakan bahwa mereka mempertimbangkan pelepasan kursi dewan direksi dan dorongan Kraft Heinz untuk mengevaluasi transaksi strategis ketika menentukan besarnya biaya yang akan diambil.
"Mengingat faktor-faktor ini, serta ketidakpastian ekonomi dan ketidakpastian lainnya yang ada, kami menyimpulkan bahwa kerugian yang belum direalisasi, yang diwakili oleh selisih antara nilai tercatat investasi kami dan nilai wajarnya, bersifat sementara," kata Berkshire dalam pengajuan tersebut.
Baca Juga: Bank Mandiri Gelar RUPSLB Lagi Besok, Ada Apa Setelah Rombak Total Maret Lalu?
Meskipun konglomerat Buffett tersebut menyatakan memiliki 27,4 persen saham Kraft Heinz pada akhir Juni, penurunan nilai tersebut dapat mempermudah jalan menuju pengurangan kepemilikan saham tersebut di masa mendatang.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Motor Matic Paling Nyaman Buat Touring di 2026: Badan Anti Pegal, Pas Buat Bapak-bapak
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- 3 Pilihan Mobil Bekas Rp60 Jutaan: Irit BBM, Nyaman untuk Perjalanan Luar Kota
Pilihan
-
6 Mobil Bekas Paling Cocok untuk Wanita: Lincah, Irit, dan Punya Bagasi Cukup
-
OJK Awasi Ketat Pembayaran Pinjol Dana Syariah Indonesia yang Gagal Bayar
-
Jejak Emas Rakyat Aceh Bagi RI: Patungan Beli Pesawat, Penghasil Devisa & Lahirnya Garuda Indonesia
-
Pabrik Toba Pulp Lestari Tutup Operasional dan Reaksi Keras Luhut Binsar Pandjaitan
-
Kuota Pemasangan PLTS Atap 2026 Dibuka, Ini Ketentuan yang Harus Diketahui!
Terkini
-
Menaker Mau Tekan Kesenjangan Upah Lewat Rentang Alpha, Solusi atau Masalah Baru?
-
Pati Singkong Bisa Jadi Solusi Penumpukan Sampah di TPA
-
BRI Terus Salurkan Bantuan Bencana di Sumatra, Jangkau Lebih dari 70.000 Masyarakat Terdampak
-
Laporan CPI: Transisi Energi Berpotensi Tingkatkan Pendapatan Nelayan di Maluku
-
SPBU di Aceh Beroperasi Normal, BPH Migas: Tidak Ada Antrean BBM
-
Purbaya Gelar Sidang Debottlenecking Perdana Senin Depan, Selesaikan 4 Aduan Bisnis
-
Purbaya Prediksi Pertumbuhan Ekonomi RI: 5,2% di 2025, 5,4% pada 2026
-
Menaker Yassierli Klaim PP Pengupahan Baru Hasil Kompromi Terbaik: Belum Ada Penolakan Langsung
-
Purbaya Sentil Balik Bank Dunia soal Defisit APBN: Jangan Terlalu Percaya World Bank!
-
Bank Mandiri Dorong Akselerasi Inklusivitas, Perkuat Ekosistem Kerja dan Usaha Ramah Disabilitas