- BI menilai ekonomi Indonesia masih bisa tumbuh kuat di tengah kondisi global yang tidak pasti dan tak bisa diprediksi.
- Indonesia harus memperkuat likuiditas.
- Ada empat kebijakan yang perlu jadi fokus.
Suara.com - Bank Indonesia (BI) menilai di tengah kondisi global yang masih diwarnai ketidakpastian, penuh kejutan (uncertain), dan juga sulit ditebak (unpredictable), Indonesia masih memiliki peluang besar untuk membangun ekonomi yang lebih tangguh, berdaya saing, dan tumbuh lebih dinamis.
Deputi Gubernur Bank Indonesia, Juda Agung mengatakan untuk membangun ekonomi yang lebih kuat Indonesia perlu memperkuat sisi likuiditas, menjaga kebijakan makroprudensial longgar dan operasi moneter, serta memberikan insentif likuiditas untuk menambah ruang gerak perbankan.
"Ke depan, bank perlu meningkatkan kesiapan untuk segera melakukan realokasi dari likuiditas ke kredit dan berani mempercepat penurunan suku bunga dana serta kredit," katanya dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Jumat (29/8/2025).
Kata dia, untuk mendorong percepatan transmisi kebijakan moneter dan makroprudensial tersebut maka kebijakan BI difokuskan pada empat hal.
Pertama, mencermati ruang pelonggaran BI rate lebih lanjut untuk mendorong bekerjanya transmisi lebih lanjut.
Kedua, memperkuat efektivitas transmisi melalui penyesuaian struktur instrumen moneter dan swap valas. Ketiga, menambah likuiditas pasar uang secara terukur, melalui penyesuaian SRBI dan pembelian SBN di pasar sekunder.
"Keempat, melanjutkan pelonggaran kebijakan makroprudensial untuk mendorong kredit/pembiayaan, menurunkan suku bunga, dan memperkuat ketahanan perbankan," jelasnya.
Sementara itu, BI menaikkan porsi KLM dari 4 persen menjadi 5 persen per 1 April 2025. Hingga minggu pertama Agustus 2025, total insentif KLM mencapai Rp384 triliun, yang disalurkan kepada kelompok bank BUMN sebesar Rp171,5 triliun, bank BUSN sebesar Rp169,2 triliun, BPD sebesar Rp37,2 triliun, dan KCBA sebesar Rp5,7 triliun.
Secara sektoral, insentif KLM disalurkan kepada sektor-sektor prioritas yakni Pertanian, Real Estate, Perumahan Rakyat, Konstruksi, Perdagangan dan Manufaktur, Transportasi, Pergudangan, Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, serta UMKM, Ultra Mikro, dan Hijau.
Baca Juga: Bank Indonesia Pangkas Suku Bunga: Apa Artinya bagi Kredit dan Investasi?
“Dengan semangat kolaborasi, mari kita pastikan likuiditas yang ada, tidak berhenti di perbankan, tetapi benar-benar menjadi tenaga penggerak ekonomi, menciptakan pertumbuhan yang lebih inklusif, kuat, dan berkelanjutan,"tandasnya.
Berita Terkait
-
Bank Indonesia Ungkap 2 Faktor Penting Ini Guncang Ekonomi Global!
-
Bank Indonesia Ungkap Biang Kerok Kenaikan Harga Beras di Daerah
-
Bank Mega Syariah Optimalkan Penurunan Suku Bunga Buat Genjot Kinerja Bisnis
-
CEK FAKTA: Benarkah Bank Indonesia Terbitkan Uang Rp 22.500? Beredar di Medsos!
-
Indonesia dan Jepang Kompak Kurangi Penggunaan Dolar, Nilainya Tembus Rp 82,9 Triliun
Terpopuler
- Resmi Dibuka, Pusat Belanja Baru Ini Hadirkan Promo Menarik untuk Pengunjung
- Kenapa Motor Yamaha RX-King Banyak Dicari? Motor yang Dinaiki Gary Iskak saat Kecelakaan
- 7 Rekomendasi Motor Paling Tangguh Terjang Banjir, Andalan saat Musim Hujan
- 5 Shio Paling Beruntung di 1 Desember 2025, Awal Bulan Hoki Maksimal
- 5 Moisturizer dengan Kolagen agar Kulit Tetap Elastis dan Muda
Pilihan
-
iQOO 15 Resmi Meluncur di Indonesia: HP Flagship Monster Pertama dengan Snapdragon 8 Elite Gen 5
-
Rosan Tunjuk Purbaya Usai Sebut Kerjaan Kementerian Investasi Berantakan
-
6 Mobil Turbo Bekas untuk Performa Buas di Bawah Rp 250 Juta, Cocok untuk Pecinta Kecepatan
-
OPEC Tahan Produksi, Harga Minyak Dunia Tetap Kokoh di Pasar Asia
-
Menteri UMKM Sebut Produk Tak Bermerek Lebih Berbahaya dari Thrifting: Tak Terlihat tapi Mendominasi
Terkini
-
Pergerakan Harga Emas 2-3 Desember, Logam Mulia di Pegadaian Makin Murah
-
Pemegang Saham Pengendali Dicaplok Perusahaan Korea, KISI AM Umumkan Perubahan Nama
-
Neraca Perdagangan Surplus Selama 66 Bulan Beruntun, Apa Pemicunya?
-
Pemerintah Ingatkan Industri Komitmen Transisi Hijau Dibuktikan Aksi Nyata
-
Distribusi LPG ke Dua Wilayah Terisolir Terdampak Banjir dan Longsor Sumatra Mulai Dilakukan
-
Studi UOB ACSS 2025: Konsumen Indonesia Makin Selektif Berbelanja
-
Layanan Cabang Berangsur Normal, 72 Persen BSI Regional Aceh Sudah Beroperasi
-
OJK Gandeng OECD Ciptakan Keuangan Digital Berkualitas
-
Pertamina Patra Niaga Pastikan Keselamatan Pekerja Terdampak Banjir
-
BRI Rilis Indeks Bisnis UMKM Q3-2025, Kinerja UMKM Tetap Ekspansif