Bisnis / Makro
Rabu, 03 Desember 2025 | 08:38 WIB
Ilustrasi ekonomi hijau (Photo by Kindel Media/Pexels)
Baca 10 detik
  • Pemerintah menekankan implementasi NZE 2060 memerlukan transformasi nyata sektor industri sebagai syarat mutlak.
  • ESG Symposium 2025 di Jakarta menggarisbawahi pentingnya aksi kolektif hadapi krisis iklim global.
  • SCG memimpin deklarasi kemitraan PPPP untuk mempercepat ekonomi sirkular dan penurunan emisi Gas Rumah Kaca.

Suara.com - Pemerintah menegaskan bahwa komitmen Indonesia menuju Net Zero Emission (NZE) 2060 tak boleh berhenti sebagai janji di atas kertas. Transformasi nyata, terutama dari sektor industri, disebut menjadi syarat mutlak di tengah meningkatnya tekanan global terkait krisis iklim dan regulasi hijau internasional.

Penegasan itu kembali mencuat dalam gelaran ESG Symposium 2025 Indonesia yang diselenggarakan SCG pada Selasa (2/12/2025) di Grand Ballroom, The Ritz-Carlton Jakarta, Mega Kuningan.

Sekretaris Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) Kementerian Perindustrian, Muhammad Taufiq, mengatakan Indonesia tengah berada dalam momentum penting menuju transisi energi bersih.

Namun, ia menekankan ambisi tersebut tidak akan tercapai tanpa perubahan konkret di lapangan.

"Pemerintah Indonesia telah menegaskan komitmennya untuk mencapai Net Zero Emission pada pertengahan abad ini, serta meningkatkan ambisi kontribusi penurunan emisi dalam bentuk dokumen emisi. Namun, komitmen di atas kertas tidak akan berarti tanpa adanya transformasi nyata di sektor lingkungan, khususnya di sektor industri,"ujarnya seperti dikutip, Rabu (3/12/2025).

Komitmen Indonesia terhadap transisi hijau juga didorong oleh 'Triple Planetary Crisis' yakni, perubahan iklim, hilangnya keanekaragaman hayati, dan polusi yang meningkat, sehingga menuntut aksi kolektif dari seluruh pemangku kepentingan.

Dalam kerangka Indonesia Emas 2045, pemerintah menargetkan penurunan intensitas emisi Gas Rumah Kaca hingga 93,5 persen dan peningkatan Indeks Kualitas Lingkungan Hidup menjadi 83.

Penandatanganan Deklarasi bertajuk 'Circular Future Collaboration and Commitment: Declaration for Greener Tomorrow' oleh SCG dan beberapa perusahaan. [Dok SCG].

Sementara, Presiden & CEO SCG, Thammasak Sethaudom, mengatakan bahwa perjalanan menuju Net Zero 2060 tidak hanya tentang teknologi, tetapi juga tentang kecepatan dan kualitas kolaborasi.

"Pertanyaannya kini bukan lagi apakah kita harus bertindak, tetapi seberapa cepat dan seberapa kolaboratif kita dapat bergerak, sembari memastikan transisi ini tetap adil dan tidak meninggalkan siapa pun," kata Thammasak.

Baca Juga: Perusahaan Pembiayaan Ini Klaim Sudah Gelontorkan Rp1,62 T ke Sektor Ekonomi Hijau

Dalam kesempatan yang sama, SCG memperkuat aksi kolaboratif melalui sesi Joint Declaration bertajuk 'Circular Future Collaboration and Commitment: Declaration for Greener Tomorrow'.

Deklarasi ini melibatkan PT Semen Jawa, Pemerintah Kabupaten Sukabumi, berbagai mitra industri seperti PT Pratama Abadi Industri, PT Glostar Indonesia, PT Panasonic Gobel Life Solution Manufacturing Indonesia, hingga komunitas SCG Warrior Mentari.

Deklarasi tersebut menandai penguatan model Public–Private–People Partnership (PPPP) yang menyatukan pemerintah, industri, dan masyarakat dalam satu komitmen untuk menurunkan emisi Gas Rumah Kaca dan mempercepat ekonomi sirkular.

Country Director SCG Indonesia, Warit Jintanawan, menegaskan kolaborasi 4P menjadi fondasi untuk memastikan transisi hijau membawa manfaat yang merata.

"Penandatanganan deklarasi hari ini adalah bukti bahwa kolaborasi adalah kunci utama untuk mempercepat keberlanjutan. Melalui model PPPP, kami dapat menggabungkan kekuatan kebijakan publik, keahlian industri, dan partisipasi masyarakat untuk menghasilkan dampak nyata dan skala besar," pungkasnya.

Load More