- Pemerintah menekankan implementasi NZE 2060 memerlukan transformasi nyata sektor industri sebagai syarat mutlak.
- ESG Symposium 2025 di Jakarta menggarisbawahi pentingnya aksi kolektif hadapi krisis iklim global.
- SCG memimpin deklarasi kemitraan PPPP untuk mempercepat ekonomi sirkular dan penurunan emisi Gas Rumah Kaca.
Suara.com - Pemerintah menegaskan bahwa komitmen Indonesia menuju Net Zero Emission (NZE) 2060 tak boleh berhenti sebagai janji di atas kertas. Transformasi nyata, terutama dari sektor industri, disebut menjadi syarat mutlak di tengah meningkatnya tekanan global terkait krisis iklim dan regulasi hijau internasional.
Penegasan itu kembali mencuat dalam gelaran ESG Symposium 2025 Indonesia yang diselenggarakan SCG pada Selasa (2/12/2025) di Grand Ballroom, The Ritz-Carlton Jakarta, Mega Kuningan.
Sekretaris Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) Kementerian Perindustrian, Muhammad Taufiq, mengatakan Indonesia tengah berada dalam momentum penting menuju transisi energi bersih.
Namun, ia menekankan ambisi tersebut tidak akan tercapai tanpa perubahan konkret di lapangan.
"Pemerintah Indonesia telah menegaskan komitmennya untuk mencapai Net Zero Emission pada pertengahan abad ini, serta meningkatkan ambisi kontribusi penurunan emisi dalam bentuk dokumen emisi. Namun, komitmen di atas kertas tidak akan berarti tanpa adanya transformasi nyata di sektor lingkungan, khususnya di sektor industri,"ujarnya seperti dikutip, Rabu (3/12/2025).
Komitmen Indonesia terhadap transisi hijau juga didorong oleh 'Triple Planetary Crisis' yakni, perubahan iklim, hilangnya keanekaragaman hayati, dan polusi yang meningkat, sehingga menuntut aksi kolektif dari seluruh pemangku kepentingan.
Dalam kerangka Indonesia Emas 2045, pemerintah menargetkan penurunan intensitas emisi Gas Rumah Kaca hingga 93,5 persen dan peningkatan Indeks Kualitas Lingkungan Hidup menjadi 83.
Sementara, Presiden & CEO SCG, Thammasak Sethaudom, mengatakan bahwa perjalanan menuju Net Zero 2060 tidak hanya tentang teknologi, tetapi juga tentang kecepatan dan kualitas kolaborasi.
"Pertanyaannya kini bukan lagi apakah kita harus bertindak, tetapi seberapa cepat dan seberapa kolaboratif kita dapat bergerak, sembari memastikan transisi ini tetap adil dan tidak meninggalkan siapa pun," kata Thammasak.
Baca Juga: Perusahaan Pembiayaan Ini Klaim Sudah Gelontorkan Rp1,62 T ke Sektor Ekonomi Hijau
Dalam kesempatan yang sama, SCG memperkuat aksi kolaboratif melalui sesi Joint Declaration bertajuk 'Circular Future Collaboration and Commitment: Declaration for Greener Tomorrow'.
Deklarasi ini melibatkan PT Semen Jawa, Pemerintah Kabupaten Sukabumi, berbagai mitra industri seperti PT Pratama Abadi Industri, PT Glostar Indonesia, PT Panasonic Gobel Life Solution Manufacturing Indonesia, hingga komunitas SCG Warrior Mentari.
Deklarasi tersebut menandai penguatan model Public–Private–People Partnership (PPPP) yang menyatukan pemerintah, industri, dan masyarakat dalam satu komitmen untuk menurunkan emisi Gas Rumah Kaca dan mempercepat ekonomi sirkular.
Country Director SCG Indonesia, Warit Jintanawan, menegaskan kolaborasi 4P menjadi fondasi untuk memastikan transisi hijau membawa manfaat yang merata.
"Penandatanganan deklarasi hari ini adalah bukti bahwa kolaborasi adalah kunci utama untuk mempercepat keberlanjutan. Melalui model PPPP, kami dapat menggabungkan kekuatan kebijakan publik, keahlian industri, dan partisipasi masyarakat untuk menghasilkan dampak nyata dan skala besar," pungkasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Resmi Dibuka, Pusat Belanja Baru Ini Hadirkan Promo Menarik untuk Pengunjung
- Kenapa Motor Yamaha RX-King Banyak Dicari? Motor yang Dinaiki Gary Iskak saat Kecelakaan
- 7 Rekomendasi Motor Paling Tangguh Terjang Banjir, Andalan saat Musim Hujan
- 5 Shio Paling Beruntung di 1 Desember 2025, Awal Bulan Hoki Maksimal
- 5 Moisturizer dengan Kolagen agar Kulit Tetap Elastis dan Muda
Pilihan
-
iQOO 15 Resmi Meluncur di Indonesia: HP Flagship Monster Pertama dengan Snapdragon 8 Elite Gen 5
-
Rosan Tunjuk Purbaya Usai Sebut Kerjaan Kementerian Investasi Berantakan
-
6 Mobil Turbo Bekas untuk Performa Buas di Bawah Rp 250 Juta, Cocok untuk Pecinta Kecepatan
-
OPEC Tahan Produksi, Harga Minyak Dunia Tetap Kokoh di Pasar Asia
-
Menteri UMKM Sebut Produk Tak Bermerek Lebih Berbahaya dari Thrifting: Tak Terlihat tapi Mendominasi
Terkini
-
Distribusi LPG ke Dua Wilayah Terisolir Terdampak Banjir dan Longsor Sumatra Mulai Dilakukan
-
Studi UOB ACSS 2025: Konsumen Indonesia Makin Selektif Berbelanja
-
Layanan Cabang Berangsur Normal, 72 Persen BSI Regional Aceh Sudah Beroperasi
-
OJK Gandeng OECD Ciptakan Keuangan Digital Berkualitas
-
Pertamina Patra Niaga Pastikan Keselamatan Pekerja Terdampak Banjir
-
BRI Rilis Indeks Bisnis UMKM Q3-2025, Kinerja UMKM Tetap Ekspansif
-
Penghargaan CGPI 2024: BRI Kukuhkan Tata Kelola Terbaik di Indonesia
-
Poin-poin Utama Kasus Dana Nasabah Mirae Asset Rp71 Miliar 'Hilang'
-
Panduan Mengurus STNK, BPKB, dan Risalah Lelang Kendaraan Hasil Lelang
-
Asing Topang IHSG, Saham CDIA, BRMS, dan ASII Paling Banyak 'Dipanen'