- Harga minyak Brent dan WTI stabil pada Selasa 2 Desember 2025, setelah OPEC menahan peningkatan produksi.
- OPEC mempertahankan volume produksi hingga kuartal pertama 2026 guna menstabilkan pasar yang permintaannya tidak merata.
- Pasar mempertimbangkan dampak serangan drone Ukraina dan ketegangan AS-Venezuela, serta spekulasi pemotongan suku bunga The Fed.
Suara.com - Harga minyak dunia di pasar Asia dilaporkan stabil pada perdagangan Selasa 2 Desember 2025, setelah sebelumnya naik di tengah Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak Bumi atau Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC) menghentikan sementara peningkatan produksi.
Mengutip dari Investing.com, Selasa (2/12/2025), minyak mentah Brent berjangka menjadi 63,31 dolar AS per barel, naik tipis 14 sen atau 0,2 persen.
Sedangkan, minyak mentah West Texas Intermediate AS naik 18 sen atau 0,3 persen, menjadi 59,50 per dolar AS barel.
Sebagaimana dilaporkan, harga kedua minyak mentah sebelumnya meningkat lebih dari 1 persen, usai OPEC mengonfirmasi mempertahankan volume produksinya hingga kuartal pertama tahun 2026.
Langkah itu, diambil karena OPEC telah meningkatkan pasokannya hampir 3 juta barel per hari sejak April lalu.
Tujuan OPEC tidak meningkatkan produksinya, disebut mencerminkan upaya mereka menstabilkan pasar di tengah permintaan minyak mentah yang tidak merata, dan kekhawatiran ancaman gangguan pasokan.
OPEC dilaporkan mendukung mekanisme untuk mengukur kapasitas produksi maksimum setiap anggota pada periode Januari dan September 2026.
Hal itu yang nantinya menjadi dasar dalam penentuan kuota yang lebih transparan untuk tahun 2027.
Di sisi lain, pasar juga sedang memperhitungkan dampak serangan pesawat nirawak Ukraina terhadap infrastruktur Rusia yang baru-baru ini terjadi.
Baca Juga: Pengamat Nilai Proyek RDMP Balikpapan Bisa Percepat Hilirisasi Migas
Serangan itu menyebabkan terganggunya proses pemuatan di terminal Laut Hitam milik Konsorsium Pipa Kaspia, jalur utama untuk minyak mentah Kazakhstan dan Rusia.
Meski operasinya telah berjalan kembali, pasar tetap menyorotnya sebagai kerentanan arus minyak Rusia.
Selain hubungan Ukraina dan Rusia yang kembali memanas, pasar juga memperhitungkan ketegangan antara Amerika Serikat (AS) dengan Venezuela.
Sebagaimana dilaporkan, AS berniat memperketat pembatasan terhadap Venezuela, termasuk menutup wilayah udara mereka.
Langkah itu diambil menyusul tudingan Presiden AS, Donald Trump yang menyebut Venezuela membiarkan pengiriman narkoba mengalir dari wilayahnya.
Harga minyak juga didukung meningkatnya spekulasi mengenai pemotongan suku bunga oleh Federal Reserve (The Fed) pada bulan depan.
Berita Terkait
-
Harga Minyak Dunia Stabil, Ditahan Dua Faktor: Damai Rusia-Ukraina dan Sanksi AS
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Pertamina Mulai Bersiap Produksi Massal Avtur dari Minyak Jelantah
-
RDMP Kilang Balikpapan Ditargetkan Beroperasi Pertengahan Desember
-
Harga Minyak Dunia Kembali Mendidih, Gegara Aksi AS Mau Akhir Perang Rusia-Ukraina
Terpopuler
- 6 HP 5G Paling Murah di Bawah Rp 4 Juta, Investasi Terbaik untuk Gaming dan Streaming
- 19 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 29 November: Ada Rivaldo, Ribuan Gems, dan Kartu 110-115
- Bercak Darah di Pohon Jadi Saksi Bisu, Ini Kronologi Aktor Gary Iskak Tewas dalam Kecelakaan Maut
- 5 Shio Paling Beruntung Hari Ini Minggu 30 November 2025, Banjir Hoki di Akhir Bulan!
- 7 Rekomendasi Motor Paling Tangguh Terjang Banjir, Andalan saat Musim Hujan
Pilihan
-
Menteri UMKM Sebut Produk Tak Bermerek Lebih Berbahaya dari Thrifting: Tak Terlihat tapi Mendominasi
-
Telkom Siapkan Anak Usaha Terbarunya infraNexia, Targetkan Selesai pada 2026
-
Ironi di Kandang Sendiri: UMKM Wajib Sertifikasi Lengkap, Barang China Masuk Bebas?
-
Gubernur BI : Tiga Kunci Ini Bisa Bikin Indonesia Meroket di 2026, Apa Saja?
-
Darurat Tengah Malam? Ini Daftar Rumah Sakit & Puskesmas 24 Jam di Palembang
Terkini
-
Investasi Ilegal Rugikan Masyarakat Senilai Rp142 Triliun, Terbanyak dari Wilayah Ini
-
Pasca Banjir Sumatera, Menkeu Purbaya Janji Alokasi Dana BNPB Ditambah
-
Menteri UMKM Sebut Produk Tak Bermerek Lebih Berbahaya dari Thrifting: Tak Terlihat tapi Mendominasi
-
Telkomcel Gelar Telkomcel Connect, Rayakan 13 Tahun Hubungkan Timor Leste
-
Emas Antam Makin Mahal, Hari Ini Harganya Dipatok Rp 2.425.000 per Gram
-
Rupiah Makin Kokoh, Dolar AS Malah Melempem di Level Rp16.635
-
IHSG Masih Kuat Menghijau di Selasa Pagi, Simak Saham-saham Ini
-
Harga Bitcoin Ambruk, Pasar Kripto Merah Total pada Awal Pekan
-
Kinerja Laporan Berkelanjutan Perusahaan RI Diakui Internasional
-
Cek Pasokan BBM dan LPG di Bencana Sumatera, Bos Pertamina Patra Niaga: Akses Energi Harus Terjaga