Bisnis / Keuangan
Kamis, 11 September 2025 | 17:01 WIB
Pekerja beraktivitas dengan latar belakang layar pergerakan harga saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta Selatan, Senin (21/2/2022). [Suara.com/Alfian Winanto]
Baca 10 detik
  • IHSG Menguat Hingga Akhir Sesi Setelah Sentimen Kondisi Politik Mereda
  • Data Ekonomi Dalam Negeri Penjualan Ritel Tumbuh Turut Dorong IHSG Menghijau
  • Bursa Asia Ditutup Variatif
[batas-kesimpulan]

Suara.com - Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melanjutkan penguatan pada perdagangan Kamis, 11 September 2025. IHSG ditutup naik 0,64 persen ke level 7.747.

Phintraco Sekuritas dalam riset hariannya mengemukakan, penguatan IHSG ini seiring meredanya kekhawatiran akan prospek ekonomi serta membaiknya kondisi politik dan keamanan dalam negeri.

Dari sisi makro domestik, data penjualan ritel Juli 2025 tumbuh 4,7 persen secara tahunan (YoY), jauh lebih tinggi dibanding kenaikan 1,3 persen YoY di Juni 2025.

Pengunjung melihat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa (8/4/2025). [Suara.com/Alfian Winanto]

"Pertumbuhan ini menjadi yang tercepat sejak Maret 2025 sekaligus mencatat kenaikan tiga bulan berturut-turut. Peningkatan tersebut diyakini didorong oleh stimulus pemerintah dan penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate)," tulis Phintraco Sekuritas.

Sementara itu, bursa Asia ditutup bergerak variatif, sedangkan indeks futures di Wall Street cenderung stagnan jelang rilis data inflasi CPI Amerika Serikat.

Dari sisi geopolitik, Presiden AS Donald Trump disebut meminta Uni Eropa memberlakukan tarif 100 persen terhadap China dan India karena membeli minyak dari Rusia. Namun, para analis meragukan Uni Eropa akan memenuhi permintaan tersebut.

Dari Inggris, pasar menanti rilis data GDP Juli 2025 yang diperkirakan tumbuh stagnan 0 perseb (MoM), setelah pada Juni 2025 tumbuh 0,4 persen. Secara tahunan, pertumbuhan ekonomi diproyeksikan mencapai 1,5 persen YoY, sedikit meningkat dari 1,4 persen pada bulan sebelumnya.

Adapun dari AS, investor juga menunggu data awal indeks Michigan Consumer Sentiment September 2025, yang diperkirakan turun ke level 58, dari 58,2 di Agustus.

Secara teknikal, indikator Stochastic RSI membentuk Golden Cross di area oversold, sementara MACD menunjukkan penyempitan negative slope.

Baca Juga: Purbaya Effect, Saham Bank RI Pestapora Hari Ini

Load More