Bisnis / Properti
Kamis, 11 September 2025 | 21:32 WIB
Kementerian UMKM memfasilitasi UMKM yang bergerak di sektor perumahan untuk dapat mengakses pembiayaan melalui Program Bisnis Layak Funding (Bislaf).. [ANTARA FOTO/Putra M. Akbar/rwa]
Baca 10 detik
  • Kementerian UMKM membantu UMKM perumahan akses pembiayaan.
  • UMKM masih menghadapi tantangan, utamanya akses pembiayaan.
  • Bislaf menjadi jembatan antara kebutuhan modal UMKM dengan peluang pendanaan.
[batas-kesimpulan]

Suara.com - Kementerian Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) memfasilitasi UMKM yang bergerak di sektor perumahan untuk dapat mengakses pembiayaan melalui Program Bisnis Layak Funding (Bislaf).

Inisiatif ini merupakan upaya untuk menjembatani kebutuhan pembiayaan UMKM dengan peluang pendanaan dari lembaga keuangan dan investor, sekaligus mendukung target pemerintah dalam program 3 juta rumah yang menjadi prioritas strategis Presiden Prabowo Subianto.

Dalam acara Intimate Business Matching Bislaf di Bogor, Jawa Barat, Kamis (11/9/2025), Deputi Bidang Usaha Kecil Kementerian UMKM Temmy Satya Permana menjelaskan UMKM memiliki peran sentral dalam pembangunan rumah, baik sebagai penyedia material, kontraktor maupun jasa pendukung pascahuni.

“Kami berupaya mewujudkan ekosistem yang dapat meningkatkan kapasitas usaha mereka agar siap berperan dalam pembangunan 3 juta rumah,” kata Temmy dikutip dari keterangan kementerian.

Berdasarkan data Kementerian UMKM, terdapat sekitar 104.000 UMKM yang bergerak di ekosistem perumahan, dengan 35.000 di antaranya bergerak di bidang jasa konstruksi dan hampir 70.000 sebagai penyedia bahan material.

Namun, Temmy menyebut UMKM masih menghadapi tantangan, utamanya akses pembiayaan. Oleh karena itu, Bislaf diharapkan dapat menjadi jembatan antara kebutuhan modal UMKM dengan peluang pendanaan dari berbagai sumber, termasuk lembaga keuangan, investor dan program pemerintah.

Pemerintah sendiri telah menyiapkan berbagai kebijakan pendukung, seperti fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP) untuk 350 ribu rumah subsidi, bantuan stimulan perumahan swadaya (BSPS) untuk 38 ribu rumah.

Kemudian, insentif pajak pertambahan nilai ditanggung pemerintah (PPN DTP), serta alokasi kredit program perumahan senilai Rp130 triliun dengan bunga bersubsidi.

Dalam kesempatan yang sama, Asisten Deputi Pembiayaan dan Investasi Usaha Kecil Ali Manshur menuturkan acara Intimate Business Matching ini merupakan puncak dari serangkaian bootcamp pendampingan yang telah berlangsung sejak Juni 2025.

Baca Juga: BUMN dan Swasta Keroyokan Garap Proyek 3 Juta Rumah Prabowo

Selama dua hari, 16 UMKM terpilih mengikuti sesi pitching dan mentoring pembuatan pitchdeck, serta sesi one on one dengan lembaga pembiayaan.

Ali berharap kegiatan ini dapat menjadi wadah bagi UMKM untuk memperkuat kualitas perencanaan bisnis mereka dan memperoleh akses pembiayaan yang relevan guna mendorong pertumbuhan usaha.

“Kami berharap kegiatan ini dapat memberi manfaat nyata bagi semua pihak, baik UMKM, lembaga keuangan, maupun mitra pendamping,” ujarnya.

Acara ini dihadiri oleh 50 peserta secara daring dan luring, serta melibatkan lembaga keuangan bank dan non-bank seperti BTN, BRI, Shafiq, LBS Urun Dana dan Dana Syariah.

Load More