Bisnis / Makro
Kamis, 11 September 2025 | 16:29 WIB
Menteri Keuangan, Purbaya Yudhi Sadewa menyebut langkah ini sebagai upaya untuk mendorong roda perekonomian. Foto Antara.
Baca 10 detik
  • Menkeu Purbaya ungkap dana jumbo Rp200 triliun milik pemerintah masuk ke enam bank nasional mulai besok.
  • Langkah ini sebagai upaya untuk mendorong roda perekonomian.
  • Bank-bank diharapkan dapat lebih agresif menyalurkan kredit ke berbagai sektor.
[batas-kesimpulan]

Suara.com - Mulai besok, Jumat (12/9/2025) dana jumbo sebesar Rp 200 triliun milik pemerintah akan dipindahkan secara bertahap dari Bank Indonesia (BI) ke enam bank nasional. Kebijakan strategis ini diungkapkan langsung oleh Menteri Keuangan, Purbaya Yudhi Sadewa, yang menyebut langkah ini sebagai upaya untuk mendorong roda perekonomian.

"Besok sudah masuk, ke enam bank," ujar Purbaya kepada wartawan di Hotel Bidakara, Jakarta, Kamis (11/9/2025).

Sebelumnya dalam rapat dengan Komisi XI DPR RI, Purbaya mengatakan rencana ini memiliki potensi besar untuk mengalirkan likuiditas ke sektor riil melalui perbankan. Dengan dana sebesar itu, bank-bank diharapkan dapat lebih agresif menyalurkan kredit ke berbagai sektor usaha, mulai dari UMKM hingga korporasi besar.

Disisi lain rencana ini menjadi sentimen postif bagi sejumlah saham perbankan Tanah Air.

Pada perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) hari ini Kamis (11/9/2025) diwarnai dengan fenomena yang dijuluki "Purbaya Effect".

Sentimen positif ini muncul setelah Menteri Keuangan yang baru, Purbaya Yudhi Sadewa, mengumumkan rencana pemindahan dana pemerintah sebesar Rp200 triliun dari Bank Indonesia (BI) ke bank-bank komersial.

Langkah ini, yang bertujuan untuk meningkatkan likuiditas perbankan dan mendorong pertumbuhan ekonomi, disambut antusias oleh investor, terutama asing. Saham-saham perbankan, khususnya bank BUMN atau Himbara (Himpunan Bank Milik Negara) menjadi primadona dan mengalami kenaikan signifikan.

Sehari sebelumnya, Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menyampaikan bahwa pemerintah akan memindahkan dana kas negara yang selama ini menumpuk di BI. Dana sebesar Rp200 triliun ini akan diguyurkan ke bank-bank umum agar dapat disalurkan kembali ke masyarakat dalam bentuk kredit. Purbaya menegaskan bahwa ini adalah upaya untuk menghidupkan kembali "mesin" fiskal dan moneter yang menurutnya selama ini pincang.

Kebijakan ini langsung menciptakan optimisme pasar. Investor meyakini bahwa dengan likuiditas yang melimpah, bank-bank akan memiliki ruang lebih besar untuk menyalurkan kredit produktif, yang pada akhirnya akan menggerakkan roda perekonomian.

Baca Juga: Deputi Gubernur BI Diperiksa KPK, Kasus Korupsi CSR DPR RI Makin Terkuak?

Saham Bank Pestapora Diborong Asing

Sentimen positif ini diterjemahkan langsung ke dalam pergerakan harga saham perbankan. Saham-saham bank besar melonjak drastis, dengan investor asing menjadi pembeli dominan menjelang penutupan perdagangan sore ini.

Berikut adalah detail pergerakan saham bank besar pada perdagangan hari ini, Kamis (11/9/2025):

Bank Rakyat Indonesia (BBRI): Menjadi salah satu saham yang paling banyak diburu. BBRI melonjak 200 poin ke posisi Rp4.080, dengan kapitalisasi pasar mencapai Rp616,85 triliun. Saham BBRI menyumbang penguatan terbesar untuk IHSG, yakni 33,06 poin.

Bank Mandiri (BMRI): Saham BMRI juga tidak ketinggalan. Saham ini kokoh di level Rp4.520, setelah melesat 110 poin atau setara 2,70%. Kapitalisasi pasar BMRI naik menjadi Rp420,87 triliun.

Bank Negara Indonesia (BBNI): BBNI mencatatkan penguatan paling signifikan di antara Himbara lainnya. Saham ini naik 270 poin atau setara 6,34% ke level Rp4.350.

Bank Syariah Indonesia (BRIS): Saham BRIS juga ikut terdampak positif. Saham ini terpantau menguat dan menjadi salah satu favorit investor retail.

Bank Central Asia (BBCA): Meskipun bukan bank BUMN, BBCA tetap menjadi incaran. Sahamnya tercatat melesat 3,65% dan menjadi salah satu yang paling banyak diperdagangkan pada hari ini.

Load More