Bisnis / Keuangan
Kamis, 11 September 2025 | 11:30 WIB
Ilustrasi. Perusahaan RI kini bersedia mengalokasikan modal untuk melindungi aset, data, dan operasional mereka dari ancaman yang makin kompleks. Foto ist.
Baca 10 detik
  • Investasi di sektor keamanan kini tidak lagi dianggap sebagai sekadar pengeluaran rutin.
  • Perusahaan kini bersedia mengalokasikan modal untuk melindungi aset hingga data.
  • Pasar cybersecurity di Indonesia diperkirakan akan mencapai $1,35 miliar pada tahun 2025.
[batas-kesimpulan]

Suara.com - Investasi di sektor keamanan kini tidak lagi dianggap sebagai sekadar pengeluaran rutin, tetapi sudah berubah menjadi aset strategis yang krusial bagi perusahaan di Indonesia.

Kesadaran ini tercermin dari tren yang makin kuat, di mana perusahaan kini bersedia mengalokasikan modal untuk melindungi aset, data, dan operasional mereka dari ancaman yang makin kompleks.

Transformasi paradigma ini terlihat jelas dari langkah yang diambil oleh PT Nawakara Perkasa Nusantara (Nawakara), salah satu perusahaan keamanan terkemuka di Indonesia. Mereka baru saja meluncurkan Nawakara Command Center, sebuah inovasi yang menunjukkan pergeseran fokus dari keamanan konvensional ke solusi yang terintegrasi dan berbasis teknologi.

Pergeseran ini didukung oleh data riset dari Mordor Intelligence yang memproyeksikan pertumbuhan pesat di pasar keamanan domestik. Pasar cybersecurity di Indonesia diperkirakan akan mencapai $1,35 miliar pada tahun 2025, sementara pasar access control diprediksi melonjak hingga $720 juta pada tahun 2033.

Angka-angka ini membuktikan bahwa perusahaan di Indonesia semakin menyadari bahwa ancaman saat ini tidak hanya datang dari risiko fisik, seperti pencurian, tetapi juga dari serangan siber yang dapat melumpuhkan seluruh operasional. Oleh karena itu, investasi pada solusi keamanan yang proaktif, seperti yang ditawarkan Nawakara, kini dipandang sebagai langkah cerdas untuk melindungi keberlanjutan bisnis dan reputasi perusahaan.

Nawakara Command Center dirancang bukan hanya sebagai pusat kontrol biasa. Inovasi ini adalah ekosistem digital yang menghubungkan semua aspek keamanan—mulai dari CCTV, sistem kontrol akses, hingga berbagai sensor—untuk memungkinkan analisis risiko secara real-time.

Menurut Satria Djaya Najamuddin, Deputy CEO & Transformation PT Nawakara Perkasa Nusantara, kekuatan utama dari sistem ini terletak pada kolaborasi antara kecerdasan buatan (AI) dan profesionalisme personel.

"Meskipun mengandalkan teknologi canggih seperti Nawakara Intelligent Command Center (NICC) dan Digital Patrol System, Nawakara tetap menempatkan sumber daya manusia (SDM) sebagai garda terdepan," kata Satria, Kamis (11/9/2025).

Menurutnya, snergi antara teknologi canggih dan personel keamanan terlatih inilah yang memungkinkan perusahaan untuk menekan kerugian finansial akibat insiden, menjaga operasional bisnis tetap berjalan, dan meningkatkan kepercayaan dari investor maupun publik.

Baca Juga: Cara Pani Genjot Kualitas SDM Lewat Investasi Jangka Panjang

"Dengan kata lain, investasi pada keamanan kini tidak hanya soal pengeluaran, tetapi juga tentang menciptakan fondasi bisnis yang lebih kuat dan stabil," pungkasnya.

Load More