Bisnis / Keuangan
Senin, 22 September 2025 | 17:18 WIB
Pekerja mengamati layar yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (16/4/2024). [Suara.com/Alfian Winanto]
Baca 10 detik
  •   IHSG ditutup melemah tipis 0,14 persen didorong pelemahan Rupiah dan fiskal

  •   Koreksi terjadi karena minimnya sentimen positif baru di pasar domestik

  •   Harga emas dunia kembali mencetak rekor karena ekspektasi suku bunga The Fed

     

Suara.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah tipis pada perdagangan Senin (22/9/2025). IHSG turun 11,33 poin atau 0,14 persen ke level 8.040 setelah sempat dibuka menguat di teritori positif.

Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), pada perdagangan hari ni, sebanyak 37,22 miliar saham diperdagangkan dengan nilai transaksi sebesar Rp 23,02 triliun, serta frekuensi sebanyak 2,2 juta kali.

Dalam perdagangan di waktu tersebut, sebanyak 397 saham bergerak naik, sedangkan 305 saham mengalami penurunan, dan 4254 saham tidak mengalami pergerakan.

Layar digital menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (9/7/2025). [Suara.com/Alfian Winanto]

Adapun, beberapa saham yang menjadi Top Gainers pada waktu itu diantaranya, BLTZ, BNLI, BRPT, CDIA, DCII, FISH, GGRM, HMSP, IMPC, INCO, INDY, JARR.

Sementara saham-saham yang terdaftar top Looser di perdagangan waktu itu diantaranya, AMMN, AMRT, ARTO, AUTO, BBRI, BRAM, BREN, CLAY, CPIN, DATA, DSSA, JPFA.

Phintraco Sekuritas dalam riset hariannya menyebutkan pelemahan rupiah, kekhawatiran soal kondisi fiskal, serta minimnya sentimen positif baru menjadi faktor utama koreksi IHSG.

Dari dalam negeri, investor kini menanti rilis data M2 Money Supply bulan Agustus 2025 yang dijadwalkan keluar pada Selasa (23/9).

Bursa Asia ditutup variatif. Bank Sentral Tiongkok kembali mempertahankan suku bunga pinjaman 1 tahun dan 5 tahun masing-masing di level 3 persen dan 3,5 persen untuk keempat kalinya secara beruntun.

Dari India, saham sektor teknologi tertekan akibat kebijakan biaya visa baru yang diberlakukan Presiden AS Donald Trump, yang banyak menyasar warga negara India.

Baca Juga: IHSG Masih Betah Bergerak di Level 8.000 pada Senin Pagi, Cek Saham yang Melonjak

Sementara itu, harga emas dunia kembali menembus rekor tertinggi, didorong ekspektasi pasar terhadap pemangkasan suku bunga lanjutan oleh The Federal Reserve (The Fed).

Investor global juga menunggu serangkaian rilis data ekonomi penting. Dari Jerman, HCOB Manufacturing PMI Flash September diproyeksi naik ke 50 dari 49,8. Dari Inggris, PMI Manufaktur diperkirakan stabil di 47, sementara PMI Jasa diprediksi melambat ke 53,5 dari 54,2.

Dari Amerika Serikat, indeks PMI Manufaktur dan Jasa S&P Global diperkirakan melemah. Pidato Ketua The Fed Jerome Powell juga menjadi sorotan pelaku pasar.

Load More