Bisnis / Keuangan
Selasa, 30 September 2025 | 06:42 WIB
Bank BRI. (Dok: BRI)
Baca 10 detik
  • Laba bersih bank-only BBRI pada Agustus 2025 tercatat Rp4 triliun, meningkat 6% MoM, tetapi secara kumulatif 8M25 laba bersih turun 9,9% YoY menjadi Rp32,6 triliun, terutama didorong oleh peningkatan substansial pada biaya kredit (provisi).

  • Provisi meningkat tajam 34% YoY, menyebabkan biaya kredit kumulatif (CoC) selama 8M25 naik 80 bps YoY menjadi 3,3%, melampaui target konsolidasi yang ditetapkan.

  • Pendapatan Bunga Bersih (NII) dan Net Interest Margin (NIM) relatif terjaga, namun pertumbuhan kredit melambat (5,8% YoY) dan berada di bawah target, sementara DPK tumbuh lebih kuat (9% YoY), terutama didukung oleh Tabungan Berjangka dan Giro.

Suara.com - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) melaporkan kinerja keuangan bulanan yang menarik pada sisi profitabilitas.

Pada Agustus 2025, laba bersih bank-only BBRI tercatat sebesar Rp4 triliun. Angka ini naik 6% secara bulanan (month-on-month/MoM) tetapi mengalami penurunan sebesar 16% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/YoY).

Secara kumulatif, laba bersih bank-only selama delapan bulan pertama tahun 2025 (8M25) mencapai Rp32,6 triliun.

Total laba ini mencerminkan penurunan sebesar 9,9% YoY dan baru mencapai 56% hingga 57% dari estimasi laba penuh setahun, lebih rendah dibandingkan pencapaian 60% pada periode yang sama tahun 2024.

Penurunan profitabilitas ini terutama didorong oleh melunaknya pendapatan utama serta peningkatan substansial pada biaya kredit atau provisi.

Pendapatan Bunga Bersih (NII) dan Margin Terjaga

Pendapatan Bunga Bersih (NII) BBRI pada Agustus 2025 menunjukkan kenaikan MoM sebesar 1,2% dan kenaikan tipis 0,6% YoY.

Net Interest Margin (NIM) bulanan tercatat 6,5%, stabil secara MoM, namun menurun 40 basis poin (bps) secara YoY. Hal ini mengindikasikan bahwa penurunan yield (imbal hasil) aset telah mengimbangi penurunan biaya dana (funding cost).

Secara tahun berjalan (YTD), NII delapan bulan tumbuh 1,4% YoY. Sementara itu, NIM YTD sedikit menurun 10 bps YoY menjadi 6,7%, masih berada di bawah target konsolidasi yang diproyeksikan di rentang 7,3% hingga 7,7%.

Baca Juga: Jurus Jitu SIG dan BRI Latih Puluhan Pelaku UMKM Jualan Online

Meskipun Pendapatan Operasional Sebelum Provisi (PPOP) Agustus 2025 naik 9,6% MoM karena biaya operasional (opex) yang turun (-1,3% MoM), PPOP masih mengalami penurunan 6,4% YoY.

Penurunan biaya operasional sebesar -12,4% YoY berhasil menurunkan rasio Biaya terhadap Pendapatan (Cost-to-Income Ratio/CIR) sebesar 2% poin MoM menjadi 38%.

Namun, secara kumulatif 8M25, PPOP turun 4,4% YoY. Rasio CIR juga tercatat di 38%, naik 3% poin YoY, melebihi target konsolidasi yang dipatok di kisaran -1% hingga +1% poin YoY. Yang menjadi perhatian utama adalah peningkatan provisi (cadangan kerugian pinjaman). Provisi pada Agustus 2025 meningkat tajam sebesar 16,7% MoM dan melonjak 34% YoY.

Akibatnya, biaya kredit kumulatif (CoC) selama 8M25 naik 80 bps YoY menjadi 3,3%, sedikit melampaui target konsolidasi 3% hingga 3,2%.

Pertumbuhan kredit BBRI pada Agustus 2025 terpantau stabil secara bulanan, tetapi pertumbuhan secara YTD dan YoY sedikit melambat:

Kredit: Tumbuh 4,7% YTD dan 5,8% YoY, masih di bawah target konsolidasi pertumbuhan kredit 7% hingga 9% YoY.

Dana Pihak Ketiga (DPK): Tumbuh lebih kuat sebesar 0,9% MoM, 8,1% YTD, dan 9% YoY. Pertumbuhan DPK ini didukung oleh

Tabungan Berjangka (Time Deposit/TD) yang tumbuh 15% YTD dan Giro (Current Account/CA) yang tumbuh 11% YTD, sementara Tabungan (Saving Account/SA) relatif stagnan (1% YTD).

Rasio Pinjaman terhadap Simpanan (Loan-to-Deposit Ratio/LDR) tetap stabil di angka 87%. Kinerja ini menunjukkan bahwa meskipun BBRI berhasil menjaga basis pendanaan, tantangan utama ke depan adalah menekan biaya kredit di tengah pertumbuhan kredit yang melambat untuk mengembalikan profitabilitas ke level yang lebih optimal.

Load More