Bisnis / Keuangan
Selasa, 30 September 2025 | 13:28 WIB
Ilustrasi Saham. (Pixabay)
Baca 10 detik
  •    Saham INCO diproyeksikan cerah, direkomendasikan beli dengan target Rp 4.700
  •    INCO diuntungkan oleh investasi HPAL nikel Danantara bersama GEM Limited
  •    Prospek INCO menguat karena persetujuan RKAB dan peningkatan volume produksi

Suara.com - PT Vale Indonesia Tbk. (INCO), dinilai memiliki prospek saham yang cerah ke depannya. Emiten sektor logam ini bahkan diproyeksikan bisa menembus level Rp 4.700 per lembar saham.

Analis BRI Danareksa Sekuritas Erindra Krisnawan dan Wilastita Muthia Sofi, dalam riset yang dipublikasikan 2 September 2025, mengatakan meski pasar saham domestik sempat tertekan oleh arus keluar dana asing, valuasi indeks yang relatif murah dinilai memberikan bantalan positif.

Terlebih, emiten ini yakin pertumbuhan laba akan semakin solid ditopang percepatan belanja pemerintah dan meningkatnya likuiditas.

Karyawan PT Vale Indonesia Tbk. [vale.com]

Berdasarkan laporan tersebut, logam diposisikan sebagai salah satu sektor unggulan. Hal ini karena karakteristiknya yang mampu menjadi hedge atau lindung nilai terhadap volatilitas pasar, terutama di tengah katalis domestik yang belum sepenuhnya menguat.

BRI Danareksa lantas memberikan rekomendasi beli untuk saham INCO dengan target harga Rp 4.700 per saham.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia, perdagangan saham INCO telah menembus level Rp 4.450 per lembar saham atau turun 0,67 persen. Meski demikian, harga saham INCO telah naik 4,22 persen dalam sepekan terakhir.

Salah satu katalis positif INCO datang dari Danantara Indonesia yang tengah memacu pengembangan proyek nikel di Indonesia melalui kesepakatan kerja sama antara Danantara Investment Management dengan GEM Limited, perusahaan publik asal China.

Kesepakatan tersebut menjadi kerangka kerja bagi potensi investasi bersama dalam pembangunan fasilitas peleburan High-Pressure Acid Leach (HPAL) berkapasitas 66.000 ton nikel dalam endapan hidroksida campuran (MHP) per tahun. Proyek dengan nilai investasi USD 1,42 miliar ini bakal melibatkan INCO dengan mitra global lainnya.

Research Retail Analyst CGS International Sekuritas Indonesia, Sharon Natasha, menuturkan selain dipicu oleh aksi Danantara, sentimen positif INCO juga datang dari persetujuan Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB).

Baca Juga: IHSG Sesi I: Tertekan ke 8.096 Akibat Koreksi Saham Bank, BRMS dan RAJA Melesat

Persetujuan itu memungkinkan perseroan untuk menjual 2,2 juta ton bijih saprolite dari tambang Bahodopi, Sulawesi Tengah, mulai Juli 2025. Aksi tersebut juga diproyeksikan mendorong kinerja keuangan perseroan pada semester II/2025.

"Artinya, ini ada potensi untuk kinerja INCO terdongkrak pada semester II/2025 karena didukung dari sisi penjualan bijih saprolite," ujar Sharon seperti dikutip, Selasa (30/9/2025).

Untuk diketahui, emiten Anggota MIND ID ini mencatat peningkatan volume produksi pad kuartal II 2025 sebesar 12 persen, yang menggarisbawahi kinerja operasional Perusahaan yang konsisten.

Produksi untuk paruh pertama tahun 2025 2 persen lebih tinggi dibandingkan periode yang sama pada tahun 2024, didukung oleh strategi pemeliharaan proaktif Perusahaan dan peningkatan operasional lainnya yang diterapkan sepanjang semester pertama.

Vale Indonesia menargetkan total produksi sekitar 71.234 metrik ton nikel dalam matte untuk tahun 2025, yang menunjukkan peningkatan dari target tahun lalu.

Pada kuartal II 2025, pengiriman nikel matte Vale Indonesia juga meningkat menjadi 18.023 ton, dibandingkan dengan 17.096 ton pada triwulan I 2025.

Sebagai informasi, Harga realisasi rata-rata nikel matte pada triwulan II 2025 mencapai USD12.091 per ton, sedikit meningkat dari USD11.932 pada triwulan sebelumnya.

Kenaikan harga yang moderat, dikombinasikan dengan volume pengiriman yang lebih tinggi, berkontribusi pada peningkatan total pendapatan, mencapai USD 220,2 juta — meningkat 7 persen dari USD 206,5 juta pada kuartal sebelumnya.

Load More