-
IHSG ditutup menguat 0,30% ke level 8.123,24 pada awal pekan.
-
Investor asing tercatat borong saham dengan nilai bersih Rp555,63 miliar.
-
Sektor komoditas melesat 4,53%, sementara sektor teknologi anjlok signifikan sebesar 2,74%
Suara.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil mempertahankan momentum positifnya pada penutupan perdagangan awal pekan, Senin (29/9/2025).
Indeks ditutup menguat 0,30% atau bertambah 23,91 poin, finis di level 8.123,24 dengan nilai transaksi harian yang masif mencapai Rp24,07 triliun.
Performa IHSG (Senin, 29 September 2025):
- Level Penutupan: 8.123,24
- Perubahan: +23,91 poin (+0,30%)
- Nilai Transaksi: Rp 24,07 Triliun
- Volume Transaksi: 50,46 miliar saham
Aksi Borong
Aliran dana investor asing menjadi motor penggerak utama di balik penguatan IHSG.
Investor asing tercatat melakukan aksi beli bersih (net buy) dengan total nilai mencapai Rp555,63 miliar di seluruh pasar, menandakan derasnya aliran modal masuk.
Katalis positif utama datang dari ekspektasi pasar terhadap kebijakan suku bunga The Fed yang diperkirakan akan melunak, seiring dengan terkendalinya data inflasi AS.
Sementara di sisi domestik, penguatan Rupiah dan lonjakan harga komoditas global memberikan tenaga tambahan.
Sektor barang baku menjadi bintangnya dengan meroket 4,53%. Namun, di sisi lain, sektor teknologi justru menjadi pemberat utama dengan koreksi tajam sebesar 2,74%.
Baca Juga: IHSG Bergerak Dua Arah di Perdagangan Selasa Pagi
Waspadai Aksi Profit Taking
Menatap perdagangan hari ini, Selasa (30/9/2025), pergerakan IHSG diperkirakan akan lebih fluktuatif. Phintraco Sekuritas memproyeksikan indeks akan bergerak dalam rentang support 8.070 dan resistance 8.170.
Seorang analis pasar modal dari A-Scurities, David Sutedja menyoroti kekuatan sektor berbasis komoditas sebagai penopang utama IHSG saat ini.
"Selama harga komoditas global bertahan di level tinggi, saham-saham di sektor ini masih memiliki ruang untuk tumbuh."
Namun, ia juga mengingatkan investor untuk waspada terhadap potensi aksi ambil untung (profit taking) di sektor yang telah terkoreksi.
"Namun, investor perlu waspada terhadap potensi aksi ambil untung (profit taking) di sektor teknologi. Pelemahan sektor ini dapat menjadi penyeimbang yang menahan laju kenaikan IHSG lebih lanjut," tambahnya.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 3 Fakta Menarik Skuad Timnas Indonesia Jelang Duel Panas Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- 15 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 27 September 2025, Kesempatan Raih Pemain OVR 109-113
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
Pilihan
-
Daftar 46 Taipan yang Disebut Borong Patriot Bond Danantara, Mulai Salim, Boy Thohir hingga Aguan
-
Pilih Gabung Klub Antah Berantah, Persis Solo Kena Tipu Eks Gelandang Persib?
-
Tema dan Pedoman Peringatan Hari Kesaktian Pancasila 2025
-
Emas Antam Tembus Level Tertinggi Lagi, Hari Ini Dibanderol Rp 2.234.000 per Gram
-
Tata Cara Menaikkan Bendera Setengah Tiang dan Menurunkan Secara Resmi
Terkini
-
Pegadaian dan Masjid Salman ITB Daur Ulang Air Hujan & Air Wudhu untuk Keberlanjutan Lingkungan
-
Yuk Ikutan GenKBiz dan Star Festival dari KB Bank, Catat Tanggalnya di 5 Kota Besar Indonesia!
-
PLN Group Buka Rekrutmen 2025: Tersedia untuk D3, S1 dan S2 dengan Gaji Menarik
-
KVB Resmi Hadir di Indonesia sebagai Broker Aman dan Teregulasi
-
Daftar 46 Taipan yang Disebut Borong Patriot Bond Danantara, Mulai Salim, Boy Thohir hingga Aguan
-
Kurs Rupiah Diprediksi Menguat Hari Ini Imbas Shutdown Pemerintah AS
-
Semangat Generasi Muda untuk Keuangan Syariah yang Lebih Cerdas dan Halal dalam Nushafest 2025
-
NIP PPPK Paruh Waktu 2025 Sudah Keluar? Cek Status Sekarang di Mola BKN
-
Sahamnya Terbang Hampir Tembus Rp 100, Bos Garuda Indonesia: Lazim
-
Faktor Musiman, Minat Pembelian Apartemen di Jakarta Masih Stabil