- PTBA mengatakan briket bisa menjadi alternatif pengganti gas LPG, dengan harga jauh lebih murah.
- Saat ini briket sudah mengalami transformasi, sudah lebih ramah lingkungan, tanpa mengeluarkan asap saat digunakan.
- PTBA mengoperasikan dua fasilitas produksi briket batu bara, yakni Pabrik Briket Tanjung Enim yang telah beroperasi sejak 1993 dan Pabrik Briket Natar di Lampung.
Suara.com - PT Bukit Asam Tbk (PTBA) tengah melakukan reaktivasi briket sebagai bahan bakar baru yang rama lingkungan, yang akan ditawarkan untuk dijadikan bakar bakar memasak menu program Makan Bergizi Gratis atau MBG.
Direktur Hilirisasi dan Diversifikasi Produk PTBA, Turino Yulianto pada diskusi yang digelar BPI Danantara dan HIPMI di Jakarta pada Senin (20/10/2025), mengatakan briket sempat dikembangkan tapi kalah populer dari LPG.
"Yang kami mau angkat, reaktivasi lagi adalah briket. Briket ini sudah pernah mau bergerak, cuman kalah sama LPG pada waktu itu," kata Turino.
Dia menjelaskan briket bisa menjadi alternatif pengganti gas LPG. Apalagi menurutnya bahan bakar gas itu membutuhkan subsidi yang sangat besar dari pemerintah. Saat ini briket sudah mengalami transformasi, sudah lebih ramah lingkungan, tanpa mengeluarkan asap saat digunakan.
"Briket hari ini sudah bagus, kompornya sudah cantik, sudah tidak ada asapnya lagi. Sulfurnya sudah decarbonize, sehingga lebih bersih," jelasnya.
Dia pun menyebut bahwa briket sangat berpeluang sebagai alternatif bahan bakar selain gas LPG.
"Jadi bayangkan nanti kalau briket-nya, subsidi LPG nya dicabut, saya kira briket bisa jadi alternatif, tentu untuk industri-industri yang masak-nya agak lama, seperti catering," kata Turino.
Selain itu juga bisa dimanfaatkan dalam memasak program andalan Presiden Prabowo Subianto, makan bergizi gratis atau MBG.
"MBG sangat bisa. Dia-kan (briket) nyala dari jam satu malam sampai pagi, itu bisa lebih murah," ujar Turino.
Baca Juga: Ada PLTS Bukit Asam, Petani Tetap Garap Sawah Saat Kemarau Panjang
Pada Juli lalu PTBA mengumumkan pengembangan kembali briket sebagai salah satu wujud hilirisasi batu bara. PTBA mengoperasikan dua fasilitas produksi briket batu bara, yakni Pabrik Briket Tanjung Enim yang telah beroperasi sejak 1993 dan Pabrik Briket Natar di Lampung.
Melalui kedua fasilitas ini, PTBA menghadirkan produk Briket Super PTBA, yang diproses melalui karbonisasi, sehingga nilai kalorinya meningkat dari sekitar 4.800–5.000 menjadi 5.300–5.800 kcal/kg (GAR). Briket ini menawarkan nyala bersih tanpa jelaga, hemat energi, serta aman digunakan karena tidak beracun dan bebas risiko ledakan.
Selain itu, abu sisa pembakaran briket masih dapat dimanfaatkan kembali, antara lain sebagai abu gosok, bahan campuran pupuk, hingga material tambahan bangunan, menjadikannya produk yang mendukung prinsip ekonomi sirkular.
Untuk mendukung pemanfaatan briket secara maksimal, PTBA turut memproduksi tungku briket portabel guna memudahkan konsumen dalam penggunaan sehari-hari. Dengan kapasitas produksi mencapai 10.000 ton per tahun, perusahaan terus berupaya meningkatkan volume produksi seiring pertumbuhan permintaan pasar.
Berita Terkait
-
PTBA: Proyek DME Mulai 2026, Butuh Rp 40 Triliun untuk Bangun Pabrik
-
Gasifikasi Batu Bara, Pekerjaan Rumah Tertunda Bukit Asam
-
Bukit Asam (PTBA) Raup Laba Bersih Rp 5,10 Triliun di 2024
-
Skandal Tambang Mengguncang Andalas dan Bukit Asam, Negara Rugi Rp488 Miliar Diungkap BPK
-
KPK Tetapkan 3 Tersangka Korupsi Pengerjaan Retrofit Sistem Sootblowing PLTU Bukit Asam
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- Jordi Cruyff Sudah Tinggalkan Indonesia, Tinggal Tandatangan Kontrak dengan Ajax
- 5 Shio yang Diprediksi Paling Beruntung di Tahun 2026, Ada Naga dan Anjing!
- 5 Sabun Cuci Muka Wardah untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Sehat dan Awet Muda
Pilihan
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
-
Seberapa Kaya Haji Halim? Crazy Rich dengan Kerajaan Kekayaan tapi Didakwa Rp127 Miliar
-
Toba Pulp Lestari Dituding Biang Kerok Bencana, Ini Fakta Perusahaan, Pemilik dan Reaksi Luhut
-
Viral Bupati Bireuen Sebut Tanah Banjir Cocok Ditanami Sawit, Tuai Kecaman Publik
Terkini
-
Meski Dihantam Aksi Ambil Untung, IHSG Ditutup Tetap di Level 8.600
-
HUT BRI ke-130: Healing & Belanja Jadi Lebih Ringan, Diskon hingga Jutaan Rupiah
-
Gimana Cara Baca QRIS yang Benar Menurut Bank Indonesia? Jadi Omongan Sepanjang Tahun
-
Dinikmati Orang Super Kaya, Menkeu Purbaya Akan Atur Ulang Skema Subsidi
-
Usai Ancam Dibekukan, Purbaya Akan 'Pelototi' Kinerja Bea Cukai Langsung di Pelabuhan
-
Cadangan Devisa Meningkat, Bikin Rupiah Kembali Bangkit Lawan Dolar Amerika
-
Target 2026: Kementerian ESDM dan Danantara Matangkan Uji Kelayakan 18 Proyek Hilirisasi
-
DEWA Milik Bakrie Terkoreksi, Divestasi Besar Andhesti Tungkas Pratama Penyebabnya?
-
Kementerian ESDM: Listrik di Aceh akan Pulih Kembali Sabtu Besok!
-
BRI Peduli Tanggap Bencana: Cepat Salurkan Paket Bantuan ke Titik Banjir Sumatera