- Harga emas dunia melonjak lebih dari 2% pada Senin (20/10/2025), mencapai rekor tertinggi baru sepanjang masa (ATH) di US$4.381 per troy ons.
- Kenaikan harga emas didorong ekspektasi penurunan suku bunga AS dan permintaan safe haven.
- Kontras dengan pasar global, harga emas Antam di Pegadaian justru terkoreksi turun menjadi Rp2.657.000 per gram pada Selasa (21/10/2025).
Suara.com - Harga emas dunia melonjak lebih dari 2 persen pada perdagangan hari Senin, 20 Oktober 2025, bahkan kembali mencetak rekor tertinggi sepanjang masa (all time high/ATH) yang baru, setelah sempat mengalami pelemahan di akhir pekan lalu.
Kenaikan dramatis ini didorong oleh dua faktor utama: meningkatnya ekspektasi pasar terhadap pemangkasan suku bunga acuan Amerika Serikat (AS) dan tingginya permintaan terhadap aset safe haven di tengah ketidakpastian kondisi global.
Dilaporkan Economic Times dan Fortune, orang-orang di sejumlah negara mulai memborong aset emas karena kekhawatiran tekanan ekonomi. London dan New Delhi bahkan dilaporkan mengalami antrean pembelian emas di sejumlah spot.
Emas Spot Capai Rekor US$4.381 per Ons Troy
Dikutip dari Reuters, harga emas spot dilaporkan melonjak 2,5 persen, mencapai level US$4.356,55 per ons troy, setelah sempat menyentuh rekor ATH baru di angka US$4.381 per troy ons.
Pencapaian ini menegaskan tren bullish emas sepanjang 2025, di mana harga emas telah melesat hingga 65,66 persen sejak awal tahun.
Sementara itu, kontrak emas berjangka AS untuk pengiriman Desember ditutup melompat 3,5 persen ke posisi US$4.359,40 per ons troy.
Emas sempat mencetak rekor di level US$4.378,69 pada Jumat (17/10), namun sempat terkoreksi 1,8 persen, mencatatkan penurunan harian terbesar sejak pertengahan Mei, setelah ada pernyataan dari Presiden AS Donald Trump yang meredakan sebagian ketegangan dagang dengan China.
Kini, investor menanti perkembangan lanjutan pembicaraan dagang AS-China serta rilis data inflasi AS yang tertunda.
Baca Juga: Stok Menipis, Harga Emas Antam Diramal Bakal Tembus Rp 3 Juta
Kondisi politik domestik di AS turut menambah tekanan pasar. Shutdown pemerintahan federal telah memasuki hari ke-20 setelah Senat gagal mencapai kesepakatan.
Situasi ini menunda rilis sejumlah data ekonomi krusial, membuat investor dan pembuat kebijakan menghadapi kekosongan data menjelang rapat kebijakan Federal Reserve (The Fed) pekan depan.
Data Indeks Harga Konsumen (Consumer Price Index/CPI) AS yang sempat tertunda baru dijadwalkan rilis pada Jumat (24/10).
Di sisi lain, pasar kini menilai peluang The Fed untuk memangkas suku bunga acuannya pekan depan mencapai 99 persen, dengan kemungkinan penurunan lanjutan pada Desember mendatang.
Tren suku bunga rendah ini sangat menguntungkan emas, yang merupakan aset tanpa imbal hasil, karena mengurangi biaya peluang untuk memegang aset tersebut.
Harga Emas Domestik
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Seharga NMax yang Jarang Rewel
- Here We Go! Peter Bosz: Saya Mau Jadi Pelatih Timnas yang Pernah Dilatih Kluivert
- 5 Mobil Keluarga 7 Seater Mulai Rp30 Jutaan, Irit dan Mudah Perawatan
- Sosok Timothy Anugerah, Mahasiswa Unud yang Meninggal Dunia dan Kisahnya Jadi Korban Bullying
- Lupakan Louis van Gaal, Akira Nishino Calon Kuat Jadi Pelatih Timnas Indonesia
Pilihan
-
Harga Emas Hari Ini Turun Lagi! Antam di Pegadaian Jadi Rp 2.657.000, UBS Stabil
-
Hasil Drawing SEA Games 2025: Timnas Indonesia U-23 Ketiban Sial!
-
Menkeu Purbaya Curigai Permainan Bunga Usai Tahu Duit Pemerintah Ratusan Triliun Ada di Bank
-
Pemerintah Buka Program Magang Nasional, Siapkan 100 Ribu Lowongan di Perusahaan Swasta Hingga BUMN
-
6 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori Besar untuk Orang Tua, Simpel dan Aman
Terkini
-
Harga Emas Hari Ini Turun Lagi! Antam di Pegadaian Jadi Rp 2.657.000, UBS Stabil
-
Menkeu Purbaya Tangguhkan Kebijakan Sri Mulyani, Pajak 'Online Shop' Resmi Ditunda!
-
BLT 2025 Bukan Hanya PKH dan Sembako! Ada Bantuan Tambahan untuk KPM
-
BCA Akan Buyback Saham, Ini Bocoran Detailnya
-
Pelindo Terapkan TBS untuk Tingkatkan Kelancaran Arus Barang di Pelabuhan
-
BCA Buka Suara Tanggapi Rumor IPO Bank Digital Blu
-
Isu Kerenggangan Purbaya-Luhut Panas, Tak Saling Tegur Sapa Saat Sidang Kabinet
-
RI Targetkan Bisa Kelola Rp180 T Wakaf, Tapi Banyak Tantangan
-
PTBA Tawarkan Briket Tanpa Asap Sebagai Solusi Masak Murah Menu MBG
-
PTBA: Proyek DME Mulai 2026, Butuh Rp 40 Triliun untuk Bangun Pabrik