Bisnis / Makro
Kamis, 30 Oktober 2025 | 18:00 WIB
Ilsutrasi. PT Multistrada Arah Sarana Tbk selaku perusahaan produsen ban dengan merek Michelin di Cikarang Timur, tengah melakukan PHK massal. [MICHAL WACHUCIK / AFP]
Baca 10 detik
  • Produsen ban dengan merek Michelin di Cikarang Timur, tengah melakukan PHK massal.
  • Mengutip laman resmi SPSI Bekasi, Kamis (30/10/2025) emiten bersandi MASA ini dikabarkan melakukan PHK secara sepihak terhadap 280 pekerja.
  • Ketua PUK SP KEP SPSI PT Multistrada Arah Sarana Tbk, Guntoro, menyoroti bahwa manajemen berdalih menggunakan Undang-Undang Cipta Kerja sebagai dasar PHK. 

Suara.com - PT Multistrada Arah Sarana Tbk selaku perusahaan produsen ban dengan merek Michelin di Cikarang Timur, tengah melakukan PHK massal.

Mengutip laman resmi SPSI Bekasi, Kamis (30/10/2025) emiten bersandi MASA ini dikabarkan melakukan PHK secara sepihak terhadap 280 pekerja.

Ketua PUK SP KEP SPSI PT Multistrada Arah Sarana Tbk, Guntoro, menyoroti bahwa manajemen berdalih menggunakan Undang-Undang Cipta Kerja sebagai dasar PHK. Padahal, ia menekankan, sesuai putusan Mahkamah Konstitusi (MK) Nomor 168, setiap PHK wajib dirundingkan terlebih dahulu dengan serikat pekerja.

"Kita menolak PHK, menolak penyerahan logistik kepada pihak ketiga yang berpotensi menimbulkan PHK baru, serta melayangkan surat protes atas pelanggaran Perjanjian Kerja Bersama (PKB)," tegas Guntoro.

Serikat pekerja menuntut agar PHK dihentikan, seluruh surat pemanggilan kerja diabaikan, dan 280 pekerja dapat kembali bekerja. Masalah PHK sepihak ini bahkan telah menarik perhatian internasional, dengan adanya dukungan solidaritas dari rekan-rekan serikat pekerja di Prancis dan Thailand.

Dalam pertemuan yang digelar hari ini, pihak manajemen Multistrada disebut meminta waktu untuk berkoordinasi dengan top manajemen. Serikat Pekerja menegaskan akan menunggu hasil komunikasi lanjutan tersebut hingga sore hari.

"Jika tanggapan dari manajemen tidak baik, maka minggu depan kami akan turun kembali dengan kekuatan penuh. Jalan Raya Lemahabang akan kami pastikan tidak bisa dilalui," ancam Guntoro.

Load More