- Menko Airlangga mengungkapkan bahwa salah satu faktor utama yang mendongkrak harga logam mulia tersebut adalah gangguan serius pada produksi di tambang Freeport.
 - Menurut Airlangga, terganggunya operasi di salah satu tambang emas terbesar di dunia tersebut memicu ketidakseimbangan antara pasokan (supply) dan permintaan (demand) di pasar global.
 - Sebagai informasi, PTFI sempat menghentikan seluruh aktivitas produksi bawah tanah (underground) di area Grasberg Block Cave (GBC) di Grasberg, Kabupaten Mimika, Papua Tengah, menyusul insiden longsor.
 
Suara.com - Kenaikan fantastis harga emas global yang sempat mencapai rekor tertinggi sepanjang masa (all time high) beberapa waktu lalu akhirnya mendapat penjelasan dari pemerintah.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, mengungkapkan bahwa salah satu faktor utama yang mendongkrak harga logam mulia tersebut adalah gangguan serius pada produksi di tambang PT Freeport Indonesia (PTFI).
Menurut Airlangga, terganggunya operasi di salah satu tambang emas terbesar di dunia tersebut memicu ketidakseimbangan antara pasokan (supply) dan permintaan (demand) di pasar global.
"Karena produksinya terganggu akibat daripada kolapsnya tambang di Freeport. Nah, ini yang men-drive salah satu harga emas naik all time high karena supply dan demand-nya tidak berimbang," jelas Airlangga di Hutan Kota by Plataran, Jakarta Pusat, Selasa (4/11/2025).
Sebagai informasi, PTFI sempat menghentikan seluruh aktivitas produksi bawah tanah (underground) di area Grasberg Block Cave (GBC) di Grasberg, Kabupaten Mimika, Papua Tengah, menyusul insiden longsor. Penutupan sementara operasi vital ini secara signifikan memangkas pasokan emas global.
Airlangga menyampaikan bahwa meskipun kini produksi di tambang Freeport sudah mulai beroperasi kembali, tingginya harga emas telah meninggalkan jejak pada inflasi domestik.
"Saya monitor sudah mulai produksi harapannya bisa lebih baik," katanya.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi Oktober 2025 tercatat sebesar 0,28%, dengan inflasi tahunan (year on year) sebesar 2,86%. Salah satu komponen yang ikut mendorong kenaikan inflasi ini adalah tingginya harga beli emas.
Namun, alih-alih khawatir, Airlangga justru menilai tren ini sebagai sinyal positif. Meningkatnya pembelian emas oleh masyarakat menunjukkan adanya pergeseran perilaku investasi ke aset yang lebih berkualitas dan terjamin.
Baca Juga: Jakarta Waspada! Inflasi Oktober Meroket: Harga Emas, Cabai, dan Beras Jadi Biang Kerok?
"Jika lihat inflasi 2,86%, memang salah satu yang naik adalah terkait dengan pembelian emas. Jadi, ini suatu hal relatif positif karena masyarakat sudah bisa mencari aset-aset berkualitas, dan ini tentu efek dari pembentukan Bullion Bank," tutupnya.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
 - 7 Mobil Bekas Favorit 2025: Tangguh, Irit dan Paling Dicari Keluarga Indonesia
 - 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
 - 25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 1 November: Ada Rank Up dan Pemain 111-113
 - 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
 
Pilihan
- 
            
              Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
 - 
            
              Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
 - 
            
              Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
 - 
            
              5 HP RAM 12 GB Paling Murah, Spek Gahar untuk Gamer dan Multitasking mulai Rp 2 Jutaan
 - 
            
              Meski Dunia Ketar-Ketir, Menkeu Purbaya Klaim Stabilitas Keuangan RI Kuat Dukung Pertumbuhan Ekonomi
 
Terkini
- 
            
              Anak Usaha ABMM Gelar MDP 2025, Kembangkan Kompetensi Peserta Luar Jawa
 - 
            
              Ditanya Angka Pertumbuhan Ekonomi Kuartal III 2025, Menko Airlangga: Tunggu Besok!
 - 
            
              Ada Kabar Baik Buat Pemegang Saham GOTO
 - 
            
              Syarat Penerima BSU dan Cara Cek Resmi via Kemnaker
 - 
            
              Saham Big Caps dan Prajogo Pangestu Dorong Reksadana Syailendra Meroket dalam Sehari
 - 
            
              Bitcoin Terjun Bebas! 1 Miliar Dolar AS Lenyap Akibat Likuidasi, Apa yang Terjadi?
 - 
            
              Public Expose Waskita Karya: Perkuat Kontribusi dalam Pembangunan Bangsa, NKB Mencapai Rp5,6 Triliun
 - 
            
              OJK Catat Sektor Perbankan Tetap Sehat, NPL Minim dan CAR Kuat
 - 
            
              Bahlil Laporkan Progres Listrik Desa dan Lifting Minyak ke Presiden
 - 
            
              Kasus Fraud Maybank, OJK: Ini Masalah Serius!