- Menteri Keuangan Purbaya akan memangkas kuota produksi kawasan berikat dari 50% menjadi 25% untuk optimalisasi ekspor.
- Keputusan ini diambil karena ekonomi global telah pulih dari dampak pandemi dan mengembalikan fungsi semula kawasan berikat.
- Pengawasan akan diperkuat menggunakan teknologi AI untuk mencegah kebocoran barang dari kawasan berikat agar persaingan adil.
Suara.com - Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa akan memangkas kuota produksi di kawasan berikat dari 50 persen menjadi 25 persen. Ia beralasan kalau keputusan ini dilakukan demi mengoptimalkan ekspor barang.
Menkeu Purbaya bercerita kalau kawasan berikat ditujukan untuk berorientasi pada laju ekspor. Namun ini berubah saat pandemi Covid-19 karena ekonomi global terdampak.
"Kan kawasan berikat harusnya export oriented kan? Dilakukan pengecualian ketika Covid-19 karena global hancur," katanya saat ditemui di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Rabu (27/11/2025).
Bendahara Negara menilai kalau kawasan berikat justru harus dipangkas lagi menjadi 0 persen karena kondisi perekonomian mulai normal usai Covid-19.
"Harusnya ketika normal lagi malah harusnya nol. Kita baru turunkan ke 25 persen itu sudah cukup saya pikir," lanjutnya.
Purbaya menilai keputusan ini diberlakukan agar semua perusahaan bisa menjalankan persaingan bisnis yang lebih adil, tak hanya untuk kawasan berikat.
Ia melanjutkan, perusahaan domestik juga perlu diperhatikan agar tidak rugi. Maka dari itu kawasan berikat dikembalikan ke tujuan semula.
Purbaya juga menuding kalau banyak barang dari kawasan berikat malah bocor karena tak sesuai kuota yang telah ditentukan. Ia juga akan memperkuat pengawasan barang-barang dari kawasan tersebut, termasuk dengan teknologi kecerdasan buatan (AI).
"Jadi kita balikkan ke desain semula saja, dan katanya juga banyak bocor barang-barang dari situ. Jadi kita perkuat barang-barang, pengawasan barang-barang yang keluar dari kawasan berikat. Sekarang kita taruh sistem IT yang lebih canggih di situ. Jadi Bea Cukai kita aktifkan, kita pakai AI," jelasnya.
Baca Juga: Menkeu Purbaya Mau Tarik Bea Keluar Batu Bara Tahun Depan
Sekadar informasi, Kawasan Berikat adalah kawasan khusus yang didirikan untuk menimbun dan mengolah barang impor atau dari daerah pabean lain, dengan hasil utamanya ditujukan untuk ekspor.
Fasilitas ini memberikan kemudahan fiskal dan prosedural, seperti penangguhan bea masuk, pembebasan cukai, dan tidak dipungutnya Pajak Pertambahan Nilai (PPN) serta Pajak Penghasilan (PPh) pasal 22 impor untuk mendukung aktivitas bisnis yang berorientasi ekspor.
Berita Terkait
-
Menkeu Purbaya Mau Tarik Bea Keluar Batu Bara Tahun Depan
-
IHSG To The Moon, Menkeu Purbaya Ungkap Rahasianya
-
Perusahaan Wajib Setor Laporan Keuangan ke Pemerintah 2027, Purbaya Klaim Tak Ada Masalah
-
Purbaya Buka Suara usai Mantan Dirjen Pajak Diperiksa Kejagung, Singgung Manipulasi Laporan
-
Purbaya Usai Diajak Rosan ke China buat Negosiasi Utang Whoosh: Asal Dia yang Bayar!
Terpopuler
- 7 Sepatu New Balance Diskon 70 Persen di Sports Station, Mulai Rp100 Ribuan
- Petugas Haji Dibayar Berapa? Ini Kisaran Gaji dan Jadwal Rekrutmen 2026
- 5 Mobil Bekas Selevel Innova Budget Rp60 Jutaan untuk Keluarga Besar
- Liverpool Pecat Arne Slot, Giovanni van Bronckhorst Latih Timnas Indonesia?
- 5 Pilihan Ban Motor Bebas Licin, Solusi Aman dan Nyaman buat Musim Hujan
Pilihan
-
4 HP dengan Kamera Selfie Beresolusi Tinggi Paling Murah, Cocok untuk Kantong Pelajar dan Mahasiswa
-
4 Rekomendasi HP Layar AMOLED Paling Murah Terbaru, Nyaman di Mata dan Cocok untuk Nonton Film
-
Hasil Liga Champions: Kalahkan Bayern Muenchen, Arsenal Kokoh di Puncak Klasemen
-
Menkeu Purbaya Diminta Jangan Banyak Omon-omon, Janji Tak Tercapai Bisa Jadi Bumerang
-
Trofi Piala Dunia Hilang 7 Hari di Siang Bolong, Misteri 59 Tahun yang Tak Pernah Tuntas
Terkini
-
Bankir Ramal Sektor Pertambangan Bakal Cuan Tahun 2026
-
Pembiayaan Haji Bank Muamalat Naik 2,5 Kali Lipat, Ini Pendorongnya
-
Anggaran Kementerian PKP Melimpah, Sederet Program Rumah Murah untuk 2026
-
Menkeu Purbaya Mau Tarik Bea Keluar Batu Bara Tahun Depan
-
Penyaluran MinyaKita Bakal Punya Aturan Baru, Intip Bocorannya
-
Legislator Soroti Rencana Buyback Himbara, Disebut Jadi Angin Segar untuk Pasar Modal
-
IHSG To The Moon, Menkeu Purbaya Ungkap Rahasianya
-
Pemerintah Jamin Stok LPG 3 Kg Tak Langka Selama Nataru
-
Dukung Program Strategis Pemerintah, BRI Terima Penghargaan dari Kementerian IMIPAS
-
Riset: Promosi Paling Ampuh Tingkatkan Penjualan UMKM di E-Commerce