- Rupiah melemah 0,03 persen pada Jumat (27/11/2025) dibuka di level Rp16.641 per dolar AS berdasarkan data Bloomberg.
- Mata uang Asia lainnya menunjukkan fluktuasi; Won Korea melemah terdalam sementara Ringgit Malaysia menguat terbesar.
- Pergerakan rupiah dipengaruhi sentimen global mengenai The Fed dan isu domestik seperti bencana serta kebijakan upah 2026.
Suara.com - Nilai tukar rupiah alami pelemahan pada pembukaan hari ini. Berdasarkan data Bloomberg, rupiah di pasar Jumat (27/11/2025) dibuka di level Rp16.641 dolar Amerika Serikat (AS).
Alhasil, rupiah melemah 0,03 persen dibanding penutupan pada Kamis yang berada di level Rp 16.636 per dolar AS.
Selain itu, beberapa mata uang asia menunjukkan fluktuatif terhadap dolar.
Salah satunya, won Korea Selatan menjadi mata uang dengan pelemahan terdalam setelah anjlok 0,12 persen.
Disusul dolar Taiwan yang terkoreksi 0,05 persen dan yen Jepang tergelincir 0,03% persen. Diikuti, dolar Hongkong yang turun 0,01 persen persen.
Berikutnya yuan China yang melemah tipis 0,00 persen terhadap the greenback pada pagi ini. Sedangkan ringgit Malaysia menjadi mata uang dengan penguatan terbesar di Asia setelah melonjak 0,1 persen.
Kemudian ada dolar Singapura dan baht menguat 0,02 persen. Lalu peso Filipina yang sedikit menguat 0,03 persen.
Dalam hal ini, pergerakan rupiah akan dipengaruhi beberapa faktor global maupun domestik. Berdasarkan laman Samuel Sekuritas, beberapa sentimen global seperti rencana pergantian Gubernur The Fed dan kondisi makro AS termasuk prospek penurunan suku bunga acuan masih membayangi pergerakan rupiah hari ini.
Selain itu, tekanan juga datang dari respons bencana di beberapa daerah yang dapat mempengaruhi beban fiskal ke depan. Biaya penanganan iklim juga menjadi satu beban fiskal yang dapat membebani kas negara.
Baca Juga: Waduh, NIlai Tukar Rupiah Diramal Tembus Rp16.800 di Akhir Tahun
Apalagi, kondisi domestik terkait impor ilegal, dan kepatuhan aturan penerbangan yang mengindikasikan kebutuhan koordinasi lintas pemangku kepentingan.
Di sisi lain, pasar juga menantikan rilis kebijakan upah 2026 yang tertunda. Pengumuman ini akan menjadi katalis untuk menaikkan indeks keyakinan konsumen yang sempat turun pada bulan September dan naik tipis pada Oktober silam.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Selevel Innova Budget Rp60 Jutaan untuk Keluarga Besar
- 5 Pilihan Ban Motor Bebas Licin, Solusi Aman dan Nyaman buat Musim Hujan
- 5 HP Memori 128 GB Paling Murah untuk Penggunaan Jangka Panjang, Terbaik November 2025
- 5 Mobil Keluarga Bekas Kuat Tanjakan, Aman dan Nyaman Temani Jalan Jauh
- Cara Cek NIK KTP Apakah Terdaftar Bansos 2025? Ini Cara Mudahnya!
Pilihan
-
Cuaca Semarang Hari Ini: Waspada Hujan Ringan, BMKG Ingatkan Puncak Musim Hujan Makin Dekat
-
Menkeu Purbaya Mau Bekukan Peran Bea Cukai dan Ganti dengan Perusahaan Asal Swiss
-
4 HP dengan Kamera Selfie Beresolusi Tinggi Paling Murah, Cocok untuk Kantong Pelajar dan Mahasiswa
-
4 Rekomendasi HP Layar AMOLED Paling Murah Terbaru, Nyaman di Mata dan Cocok untuk Nonton Film
-
Hasil Liga Champions: Kalahkan Bayern Muenchen, Arsenal Kokoh di Puncak Klasemen
Terkini
-
Promo Merchant BRI: Jangan Lewatkan Diskon 15% Tiket Planet Sports Run 2026, Catat Tanggalnya!
-
BTN Ungkap Risiko Jika SLIK Dihapus
-
IHSG Berbalik Menghijau di Jumat Pagi, Tapi Rawan Alami Koreksi
-
Hingga November, Penyaluran BLTS Capai 5,5 Juta Keluarga Penerima Manfaat
-
Riset CORE Sebut Ekonomi RI Bisa Lebih Buruk di 2026, Apa Pemicunya
-
Profil PT Multi Makmur Lemindo Tbk (PIPA): Daftar Pemilik Saham dan Kinerja
-
Ratu Maxima Berikan Tips Pengelolaan Keuangan
-
Serapan Baru 70 Persen, Belanja Pemerintah Dikebut di 1 Bulan Terakhir 2025
-
Kuota LPG 3Kg Ditambah 350.000 Ton Tanpa Anggaran Baru
-
BI dan Kementerian Investasi Integrasikan Layanan Perizinan