- Radhika Rao memprediksi Rupiah akhir 2025 berada di Rp16.500-Rp16.800, jauh dari asumsi APBN 2025.
- Pelemahan Rupiah dipicu sentimen global seperti potensi perang dagang dan rencana pemangkasan suku bunga The Fed.
- Bank Indonesia aktif melakukan intervensi di pasar domestik dan offshore untuk menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah.
Suara.com - Rupiah diramal bakal mengalami tekanan terhadap dolar Amerika Serikat. Hal ini disebabkan oleh beberapa sentimen global yang memengaruhi pergerakan mata uang Indonesia.
Senior Economist DBS Bank Radhika Rao mengatakan rupiah di akhir tahun akan bergerak di level Rp16.500 sampai Rp16.800. Prediksi tersebut sangat jauh dari asumsi makro yang ditetapkan oleh APBN 2025 dengan mematok rupiah di kisaran Rp16.000.
"Pergerakan rupiah ini juga dipengaruhi oleh perkembangan global saat ini. Jadi kita memprediksi rupiah ada di kisaran 16.500-16.800 di akhir tahun atau kuartal keempat tahun 2025," katanya dalam acara DBS Metal and Mining Forum 2025, Rabu (26/11/2025).
Dia pun mengatakan salah satu alasan rupiah bisa mengalami pelemahan dikarenakan tarif perang dagang yang bisa membawa sentimen negatif pada mata uang Indonesia. Lalu, kebijakan arahan The Fed yang berencana kembali memangkas suku bunga tahun ini
"Kebijakan global seperti perang dagang bisa memberikan pengaruh pada rupiah. Terbaru, Bank Indonesia juga memperhatikan mengenai rencana suku bunga The Fed untuk kembali dipangkas. Keputusan ini bisa saja memengaruhi pergerakan rupiah,"imbuhnya.
Namun, dia meyakini Bank Indonesia terus menjaga stabilisasi rupiah. Salah satunya melakukan intervensi di pasar domestik maupun di pasar offshore untuk memastikan bahwa pergerakan rupiah tetap stabil.
"Saat ini, Bank Indonesia punya peran penting dalam menjaga nilai tukar stabil. Bank Indonesia pun melakukan intervensi rupiah bahkan di pasar valuta asing agar tetap stabil," tandasnya..
Sebelumnya, BI menegaskan bahwa nilai tukar rupiah berhasil dijaga tetap terkendali meskipun menghadapi tekanan signifikan akibat meningkatnya ketidakpastian di pasar keuangan global.
Stabilitas ini dicapai melalui serangkaian langkah intervensi terukur dan dukungan kebijakan fiskal dan moneter yang terintegrasi.
Baca Juga: Rupiah Mulai Kembali Pulih Lawan Dolar AS di Level Rp16.707
Gubernur BI, Perry Warjiyo, dalam konferensi pers hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI di Jakarta, Rabu, mengakui bahwa nilai tukar Rupiah memang tercatat melemah tipis sebesar 0,69 persen (point-to-point/ptp) pada 18 November 2025, berada di level Rp16.735 per dolar AS, dibandingkan dengan posisi akhir Oktober 2025.
Untuk memastikan stabilitas nilai tukar Rupiah di tengah besarnya tekanan yang berasal dari dinamika global, Bank Indonesia mengimplementasikan strategi stabilisasi melalui intervensi yang dilakukan secara komprehensif.
Berita Terkait
-
Rupiah Menguat Kamis Sore, Gosip dari Amerika Jadi Pemicu Utama
-
Rupiah Pagi Ini Gagah Lawan Dolar AS
-
Nilai Tukar Rupiah Melemah Tipis, Kebijakan Purbaya Jadi Sorotan
-
Rupiah Lanjutkan Tren Penguatan, Bikin Dolar Amerika Tertekan
-
Rupiah Meroket Hari Ini, Ini 2 Faktor Rahasia yang Bikin Dolar AS Babak Belur
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Selevel Innova Budget Rp60 Jutaan untuk Keluarga Besar
- 5 Pilihan Ban Motor Bebas Licin, Solusi Aman dan Nyaman buat Musim Hujan
- 5 HP Memori 128 GB Paling Murah untuk Penggunaan Jangka Panjang, Terbaik November 2025
- 5 Mobil Keluarga Bekas Kuat Tanjakan, Aman dan Nyaman Temani Jalan Jauh
- Cara Cek NIK KTP Apakah Terdaftar Bansos 2025? Ini Cara Mudahnya!
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Mau Bekukan Peran Bea Cukai dan Ganti dengan Perusahaan Asal Swiss
-
4 HP dengan Kamera Selfie Beresolusi Tinggi Paling Murah, Cocok untuk Kantong Pelajar dan Mahasiswa
-
4 Rekomendasi HP Layar AMOLED Paling Murah Terbaru, Nyaman di Mata dan Cocok untuk Nonton Film
-
Hasil Liga Champions: Kalahkan Bayern Muenchen, Arsenal Kokoh di Puncak Klasemen
-
Menkeu Purbaya Diminta Jangan Banyak Omon-omon, Janji Tak Tercapai Bisa Jadi Bumerang
Terkini
-
Airlangga Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Capai 5,6 Persen, Kalah Optimistis dari Purbaya
-
IHSG Melempem di Akhir Perdagangan Hari Ini Setelah Cetak Rekor, Apa Pemicunya
-
Purbaya Sebut Ekonomi RI Lambat 8 Bulan Pertama 2025 karena Salah Urus, Sindir Sri Mulyani?
-
Harga Cabai Naik Tajam Jelang Libur Nataru
-
Tiga Bandara di Sumatera Tetap Layani Penerbangan Meski Diterjang Banjir Hingga Gempa
-
Program Masuk Finalisasi, Bahlil Mau Bangun PLTS di Setiap Desa
-
Rupiah Menguat Kamis Sore, Gosip dari Amerika Jadi Pemicu Utama
-
Emiten PPRE Raih Kontrak Baru Bangun Infrastruktur Pertambangan di Halmahera
-
KAI Bantah Pecat Pegawai dalam Kasus Hilangnya Botol Minum di Kereta Commuter Line
-
Menkeu Purbaya Mau Bekukan Peran Bea Cukai dan Ganti dengan Perusahaan Asal Swiss