Bisnis / Energi
Selasa, 02 Desember 2025 | 17:33 WIB
Gedung Pertamina. (Dok: Pertamina)
Baca 10 detik
  • Pertamina terus memperkuat sektor hulu dengan mendorong peningkatan kinerja produksi anak usaha yang dipimpin oleh Pertamina Hulu Energi.
  • Para pengamat menilai dominasi sektor hulu Pertamina tersebut menjadi faktor penting yang menopang ketahanan energi nasional.
  • Sudah saatnya Pertamina menyusun roadmap jangka panjang untuk memperkokoh ketahanan energi Indonesia.

Suara.com - Masuknya tujuh anak perusahaan PT Pertamina Hulu Energi (PHE) sebagai Subholding Upstream PT Pertamina (Persero) dalam daftar 10 perusahaan penghasil minyak terbesar di Indonesia mendapat sambutan positif dari kalangan akademisi.

Pakar ketahanan energi Universitas Indonesia (UI), Ali Ahmudi, menilai dominasi sektor hulu Pertamina tersebut menjadi faktor penting yang menopang ketahanan energi nasional.

“Ya jelas (menopang ketahanan energi). Dan ini adalah perkembangan dan tren yang bagus,” kata Ali, Selasa (2/12/2025).

Ali menegaskan, capaian tersebut bukan hanya menunjukkan peningkatan kinerja PHE, tetapi juga bukti bahwa Pertamina semakin kompetitif menghadapi perusahaan migas asing maupun swasta nasional. Ia menilai, dengan posisi yang semakin kuat, sudah saatnya Pertamina menyusun roadmap jangka panjang untuk memperkokoh ketahanan energi Indonesia.

“Dengan kualitas sudah seperti itu, artinya mulai bisa dibuat roadmap ke depan untuk bisa mendukung ketahanan energi nasional. Salah satu pilar ketahanan energi itu kan ketersediaan sumber energinya,” jelas Ali.

Ali juga menyoroti keberhasilan PHE menemukan sejumlah blok migas dengan potensi cadangan besar dalam beberapa tahun terakhir. Temuan-temuan itu, lanjutnya, menegaskan bahwa penguatan sektor hulu adalah strategi yang tepat bagi Pertamina.

Menurut Ali, kekuatan utama perusahaan migas kelas dunia memang terletak pada sektor hulu. Ia menyebut Saudi Aramco, Total, hingga Exxon Mobil sebagai contoh perusahaan global yang menempatkan sektor hulu sebagai jantung bisnis migas.

”Kehormatan dari perusahaan migas itu adalah hulu. Grade A-nya adalah hulu. Jadi melalui produksi crude oil maupun gas. Jadi sudah benar jika Pertamina melalui PHE ingin fokus dan memperkuat sektor hulu. Karena kekuatan utama memang di hulu,” ujarnya.

Ia pun mengingatkan agar PHE terus memperbaiki kinerja eksplorasi dan eksploitasi. Dengan peningkatan konsisten, Ali yakin PHE akan memberi kontribusi lebih besar dalam mewujudkan swasembada energi nasional.

Baca Juga: Heran Didakwa Rugikan Negara Rp2,9 T, Anak Riza Chalid: Jasa Saya Untungkan Pertamina

Produksi Minyak Nasional Meningkat

Sebelumnya, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) melaporkan tren positif produksi minyak nasional menjelang akhir 2025. Per 10 November 2025, produksi minyak Indonesia mencapai 606,02 ribu barel per hari (bph).

Kepala SKK Migas, Djoko Siswanto, dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi XII DPR RI, mengatakan sejumlah Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) besar menjadi tulang punggung capaian produksi tersebut.

Menariknya, dari 10 KKKS dengan produksi minyak terbesar per 10 November 2025, tujuh di antaranya merupakan anak perusahaan PHE. Adapun daftar tersebut meliputi:

  1. Exxon Mobil Cepu Ltd (PI Pertamina 45%) – 153.900 bph
  2. Pertamina Hulu Rokan – 151.020 bph
  3. Pertamina EP – 68.497 bph
  4. Pertamina Hulu Energi ONWJ – 25.501 bph
  5. Pertamina Hulu Mahakam – 23.639 bph
  6. Pertamina Hulu Energi OSES – 17.177 bph
  7. Pertamina Hulu Sanga-Sanga – 13.105 bph

Capaian ini menegaskan posisi PHE sebagai pemain dominan di sektor hulu migas nasional. Dengan dukungan eksplorasi agresif dan peningkatan produksi, sektor hulu Pertamina disebut semakin strategis dalam menopang ketahanan energi Indonesia.

“Kalau kinerjanya terus naik, Ketahanan energi dan swasembada energi bukan lagi sekadar mimpi,” tutup Ali.

Load More