Bisnis / Inspiratif
Kamis, 11 Desember 2025 | 14:10 WIB
Ilustrasi uang tunai. (Pixabay)

Suara.com - Apakah Anda penasaran tentang apa itu uang kartal dan bagaimana contohnya? Simak ulasan Suara.com di bawah ini.

Di antara kita sering mendengar istilah uang, namun sangat jarang mendengar istilah uang kartal.

Pada dasarnya, uang kartal adalah alat pembayaran sah yang diterbitkan pemerintah.

Tidak seperti mata uang yang nilainya terkait dengan komoditas fisik seperti logam mulia, uang kartal tidak memiliki nilai intrinsik seperti emas atau perak.

Sebaliknya, nilainya berasal dari kepercayaan publik terhadap penerbitnya.

Contoh Uang Kartal

Uang kartal adalah uang yang langsung digunakan masyarakat sebagai alat pembayaran sah, baik dalam bentuk kertas maupun logam.

Berikut beberapa contoh yang termasuk kategori uang kartal.

1. Uang Kertas

Baca Juga: Apa Itu Mobil Kotak Sabun? Ini 3 Rekomendasinya yang Paling Tahan Banting dari Masa ke Masa

Ilustrasi uang. (freepik)

Uang kertas merupakan jenis uang kartal yang dicetak menggunakan bahan kertas khusus dengan tingkat keamanan tinggi.

Setiap lembar memiliki nomor seri, ilustrasi tertentu, serta tanda pengaman sehingga tidak mudah dipalsukan.

Pemilihan kertas sebagai bahan baku karena proses produksinya lebih efisien, bahan mudah tersedia, dan bentuknya ringan sehingga nyaman dibawa.

Bank Indonesia menerbitkan uang kertas dalam berbagai nilai, seperti Rp1.000, Rp2.000, Rp5.000, Rp10.000, Rp20.000, Rp50.000, hingga Rp100.000.

2. Uang Logam

Ilustrasi koin, uang logam. (Shutterstock)

Uang logam adalah uang kartal yang dibuat dari bahan logam seperti aluminium, nikel, kuningan, perunggu, bahkan sebelumnya pernah menggunakan emas dan perak.

Uang ini resmi dikeluarkan Bank Indonesia sebagai alat pembayaran.

Setiap koin memiliki dua jenis nilai: nilai tukar (kegunaannya untuk membeli barang atau jasa) serta nilai intrinsik (nilai dari logam pembentuknya).

Keuntungan Uang Kartal

1. Pengendalian ekonomi

Uang kartal memberi wewenang kepada bank sentral untuk mengendalikan pasokan moneter ketika mata uang tersebut tidak didukung atau didasarkan pada logam mulia.

Hal ini memungkinkan pemerintah untuk memanipulasi suku bunga, mengatur pasokan kredit, menerapkan langkah-langkah pengendalian inflasi , dan banyak lagi.

2. Hemat Biaya

Uang kartal menawarkan keunggulan biaya karena dapat diproduksi dengan relatif murah, yang dapat membantu mengurangi biaya pasokan mata uang.

Logam mulia yang secara historis digunakan sebagai mata uang, seperti emas, mahal untuk diperoleh dan ketersediaannya terbatas.

3. Efisien

Penggunaan uang kertas menghilangkan kerumitan transfer logam mulia antar bank.

Mata uang fiat memfasilitasi perbankan cadangan fraksional, yang memungkinkan bank komersial untuk menggunakan lebih banyak uang untuk memenuhi permintaan pinjaman.

Ilustrasi uang. (pixabay)

Kelemahan Uang Kartal

1. Inflasi

Salah satu kelemahan uang kartal yang paling terkenal adalah potensi inflasi.

Karena uang kartal tidak terkait dengan komoditas berharga apa pun, mata uang ini dapat diproduksi dalam jumlah tak terbatas, terutama jika pemerintah menghadapi defisit anggaran atau tingkat utang yang tinggi.

Hal ini dapat menyebabkan siklus utang dan inflasi yang berbahaya, yang berpotensi menyebabkan gelembung ekonomi.

2. Ketergantungan pada nilai-nilai pemerintah

Uang kartal memperoleh nilainya dari kepercayaan yang diberikan kepada pemerintah yang menerbitkannya.

Jadi, nilai mata uang bergantung pada kondisi ekonomi negara penerbit dan stabilitas pemerintah serta lembaga-lembaganya.

3. Rentan terhadap manipulasi

Karena tidak ada batasan jumlah uang kartal yang beredar, uang tersebut rentan terhadap manipulasi terus-menerus oleh bank sentral dan pemerintah.

Hal ini dapat menyebabkan inflasi, manipulasi suku bunga, dan masalah lainnya.

Apakah Uang Kartal sama dengan Uang Fiat

1. Uang Kartal

  • Bentuk fisik: berupa uang kertas dan uang logam.
  • Diterbitkan oleh: Bank sentral (misalnya Bank Indonesia).
  • Fungsi: sebagai alat pembayaran resmi yang digunakan sehari-hari.
  • Contoh: uang kertas Rp100.000, koin Rp1.000.
  • Intinya: uang kartal = bentuk fisik uang yang beredar.

2. Uang Fiat

  • Jenis uang berdasarkan nilai: nilainya berlaku karena kepercayaan masyarakat dan keputusan pemerintah, bukan karena nilai intrinsik bahan pembuatannya.
  • Tidak ditopang emas/perak seperti sistem lama (gold standard).
  • Termasuk semua bentuk uang modern, baik fisik maupun nonfisik.
  • Contoh: seluruh uang rupiah saat ini, baik kertas, logam, maupun saldo elektronik (e-money, rekening bank) adalah uang fiat.

Hubungannya

  • Uang kartal bisa menjadi uang fiat, jika negara menetapkannya sebagai alat pembayaran sah.
  • Tapi uang fiat tidak selalu kartal, karena bisa berupa uang elektronik atau saldo bank.

Itulah contoh uang kartal yang mungkin sedang Anda cari.

Kontributor : Damai Lestari

Load More