- Pada Jumat, 19 Desember 2025, pukul 09.12 WIB, IHSG dibuka menguat 0,34 persen mencapai level 8.667 dengan transaksi 3,53 miliar saham.
- Proyeksi Phintraco Sekuritas memperkirakan IHSG cenderung melemah karena tekanan rupiah dan sentimen negatif dari global.
- Investor menanti keputusan Bank of Japan menaikkan suku bunga yang berpotensi meningkatkan volatilitas pasar saham dan mata uang dunia.
Suara.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berada di zona hijau pada awal perdagangan, Jumat, 19 Desember 2025. IHSG menguat di level 8.667.
Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), hingga pukul 09.12 WIB, IHSG masih menghijau ke level 8.667 atau naik 0,34 persen.
Pada perdagangan pada waktu itu, sebanyak 3,53 miliar saham diperdagangkan dengan nilai transaksi sebesar Rp 1,88 triliun, serta frekuensi sebanyak 300.300 kali.
Dalam perdagangan di waktu tersebut, sebanyak 272 saham bergerak naik, sedangkan 252 saham mengalami penurunan, dan 434 saham tidak mengalami pergerakan.
Adapun, beberapa saham yang menjadi Top Gainers pada waktu itu diantaranya, RLCO, SUPA, PSDN, IKPM, LEAD, BMSR, BABY, CTTH, OASA.
Sedangkan, saham yang masuk dalam Top Loser diantaranya, POLU, INET, HILL, KONI, JAYA, PUDP, URBN, SPRE, AKSI, BUVA, RMKO.
Proyeksi IHSG
Phintraco Sekuritas dalam risetnya memproyeksikan IHSG masih bergerak terbatas dengan kecenderungan melemah pada perdagangan hari ini. Tekanan terhadap IHSG datang dari pelemahan nilai tukar rupiah serta meningkatnya kewaspadaan investor terhadap sentimen global.
Pada perdagangan Kamis (18/12), IHSG ditutup melemah 0,68 persen ke level 8.618,2. Pelemahan ini terjadi seiring rupiah yang terus tertekan dalam beberapa hari terakhir, meski Bank Indonesia (BI) mempertahankan BI Rate di level 4,75 persen pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) 17 Desember 2025.
Baca Juga: Minim Sentimen, IHSG Berakhir Merosot ke Level 8.618 Hari Ini
Rupiah kembali ditutup melemah di pasar spot pada level Rp16.723 per dolar AS, di tengah penguatan indeks dolar AS dan pergerakan mata uang Asia yang ditutup variatif.
Dari sisi teknikal, tekanan terhadap IHSG masih terlihat. Histogram negatif Moving Average Convergence Divergence (MACD) melebar, sementara Stochastic RSI kembali membentuk pola death cross dan bergerak mendekati area oversold.
IHSG juga ditutup di bawah level MA5, meski masih bertahan di atas MA20. Dengan kondisi tersebut, IHSG diperkirakan berpotensi melanjutkan pelemahan dan menguji area support di kisaran 8.550–8.600, dengan resistance di level 8.700 dan pivot di 8.600.
Sentimen global juga menjadi perhatian pelaku pasar. Investor menanti hasil pertemuan Bank of Japan (BoJ), yang diperkirakan akan menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 0,75 persen, level tertinggi dalam 30 tahun terakhir.
Jika terealisasi, kebijakan ini berpotensi meningkatkan volatilitas di pasar saham dan mata uang global akibat kemungkinan pembalikan arus dana ke Jepang dalam jangka pendek.
Kenaikan suku bunga Jepang dinilai dapat mendorong investor yang selama ini memanfaatkan strategi carry trade—meminjam dana dari mata uang berbunga rendah seperti yen—untuk menutup posisinya. Hal tersebut berpotensi memicu gejolak pasar global, meski dampaknya diperkirakan hanya bersifat sementara.
Berita Terkait
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Pilihan Baru BBM Ramah Lingkungan, UltraDex Setara Standar Euro 5
-
Pelanggan Pertamina Kabur ke SPBU Swasta, Kementerian ESDM Masih Hitung Kuota Impor BBM
-
Kementerian ESDM Larang SPBU Swasta Stop Impor Solar di 2026
-
59 Persen Calon Jamaah Haji Telah Melunasi BIPIH Melalui BSI
-
Daftar Lengkap Perusahaan Aset Kripto dan Digital yang Dapat Izin OJK
-
CIMB Niaga Syariah Hadirkan 3 Produk Baru Dorong Korporasi
-
Negara Hadir Lewat Koperasi: SPBUN Nelayan Tukak Sadai Resmi Dibangun
-
Kemenkop dan LPDB Koperasi Perkuat 300 Talenta PMO Kopdes Merah Putih
-
Kantor Cabang Bank QNB Berguguran, OJK Ungkap Kondisi Karyawan yang Kena PHK
-
Sepekan, Aliran Modal Asing ke Indonesia Masuk Tembus Rp240 Miliar