Bisnis / Makro
Jum'at, 26 Desember 2025 | 18:38 WIB
Menkeu Purbaya Yudhi Sadewa saat ditemui di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Rabu (26/11/2025). [Suara.com/Fakhri Fuadi Muflih]
Baca 10 detik
  • Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menyatakan Kemenkeu belum menerima usulan insentif mobil listrik 2026 dari Kemenperin.
  • Kemenkeu masih mengevaluasi dampak positif insentif kendaraan listrik tahun berjalan terhadap penjualan dan lapangan pekerjaan.
  • Menperin sebelumnya mengisyaratkan insentif mobil listrik CBU akan dihentikan total mulai Januari tahun 2026.

Suara.com - Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa buka suara soal nasib insentif mobil listrik tahun 2026. Ia menyebut kalau Kementerian Keuangan (Kemenkeu) masih belum menerima usulan dari Kementerian Perindustrian (Kemenperin).

"Saya belum terima, saya akan lihat dulu seperti apa," kata Purbaya saat ditemui di Kejaksaan Agung (Kejagung), dikutip Jumat (26/12/2025).

Menkeu Purbaya juga masih melihat efek insentif kendaraan listrik yang dikeluarkan tahun ini apakah berefek positif ke penjualan, industri, maupun lapangan pekerjaan.

Namun dia menegaskan Kemenkeu masih belum menerima usulan perpanjangan insentif mobil listrik 2026 dari Kemenperin.

"Kita akan lihat juga dampak insentif sebelumnya seperti apa ke penjualan mobil, industri, lapangan kerja. Nanti kita lihat. Tapi saya belum dapat proposal akhir dari Kemenperin," lanjutnya.

Purbaya juga mengakui kalau penjualan mobil turun selama 2025. Namun dirinya menegaskan kalau itu bukan karena insentif otomotif.

ilustrasi mobil listrik bekas.

Ia menilai kalau rendahnya penjualan mobil terjadi karena melambatnya pertumbuhan ekonomi di 10 bulan tahun 2025. Dirinya mengklaim kalau saat ini ekonomi perlahan mulai membaik.

"Di 2025 menurun kan karena ekonomi yang melambat di 10 bulan pertama tahun ini. Baru beberapa bulan terakhir, baru kelihatan agak pick up. Tapi yang jelas ke depan ekonomi akan kita dorong ke pertumbuhan yang lebih cepat. Seharusnya penjualan mobil akan naik juga," beber dia.

Bendahara Negara juga meyakini kalau pertumbuhan ekonomi Indonesia selanjutnya bergerak ke arah positif.

Baca Juga: Stimulus Transportasi Nataru Meledak: Serapan Anggaran Kereta Api Tembus 83% dalam Sepekan!

"Sekarang kan udah nyundul ke arah positif kan, dari sebelumnya negatif. Itu karena perbaikan ekonomi beberapa bulan terakhir, tapi kan masih terlalu telat lah perbaikannya. Saya yakin ke depan akan bagus," imbuhnya.

"Jadi, bukan karena insentif, tapi karena daya beli membaik, karena ekonominya berjalan lebih bagus, karena kita harus lebih bagus," pungkas dia.

Insentif mobil listrik 2026 dihentikan?

Agustus lalu, Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan bahwa insentif untuk mobil listrik impor utuh atau Completely Built-Up/CBU akan dihentikan mulai tahun 2026.

Dengan demikian insentif untuk importasi CBU mobil listrik hanya bisa dinikmati hingga akhir Desember 2025.

Insentif yang selama ini dinikmati antara lain potongan bea masuk dan keringanan PPnBM dan PPN, dengan ketentuan perusahaan penerima manfaat insentif ini harus melakukan produksi dalam negeri 1:1 dari jumlah kendaraan CBU yang masuk ke pasar domestik.

‎"Insya-Allah tidak akan lagi kami keluarkan izin CBU, izin CBU dalam konteks skema investasi dengan mendapatkan manfaat (insentif)," kata Agus di Jakarta, Jumat (12/9/2025).

Load More