Bisnis / Makro
Jum'at, 26 Desember 2025 | 13:21 WIB
Ilustrasi. Plt Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Putu Juli Ardika menyebut sektor industri agro masih menjadi tulang punggung industri pengolahan nonmigas (IPNM). Foto ist.
Baca 10 detik
  • Ekspor pulp-kertas tembus USD 8,09 miliar; RI peringkat 6 produsen kertas dunia.
  • Sektor pulp-kertas serap 1,5 juta pekerja dan sumbang 3,68% PDB nonmigas.
  • Kemenperin susun roadmap dekarbonisasi demi target Net Zero Emission industri 2050.

Suara.com - Industri pulp dan kertas nasional terus mengukuhkan posisinya sebagai motor utama ekonomi Indonesia. Sebagai bagian dari sektor agro yang menyumbang 51,74 persen terhadap PDB industri pengolahan nonmigas pada Triwulan III 2025, sektor ini kini berada di garis depan transformasi menuju industri rendah emisi.

Plt Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Putu Juli Ardika menyebut sektor industri agro masih menjadi tulang punggung industri pengolahan nonmigas (IPNM). Data Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) Kemenperin menunjukkan, pada Triwulan III 2025 industri agro menyumbang 51,74 persen terhadap PDB IPNM.

Kontribusi tersebut didominasi industri makanan dan minuman sebesar 41,06 persen. Selanjutnya industri pengolahan tembakau berkontribusi 3,98 persen, industri kertas dan barang dari kertas 3,68 persen, industri kayu 1,99 persen, serta industri furnitur 1,02 persen.

Kinerja sektor manufaktur juga tercermin dari indikator kepercayaan. Indeks Kepercayaan Industri (IKI) November 2025 tercatat di level 53,45, sementara Purchasing Managers Index (PMI) berada di angka 53,3. Kedua indikator tersebut sama-sama berada di zona ekspansif.

Sebagai bagian dari industri agro, sektor pulp dan kertas dinilai memiliki posisi strategis dalam perdagangan internasional.

Sepanjang 2024, nilai ekspor pulp dan kertas Indonesia mencapai USD 8,09 miliar dengan volume 11,98 juta ton. Pada periode yang sama, nilai impor tercatat sebesar USD 3,42 miliar.

Hingga pertengahan 2025, tercatat terdapat 113 perusahaan pulp dan kertas di Indonesia. Total kapasitas produksi mencapai 11,43 juta ton pulp dan 21,31 juta ton kertas, dengan kontribusi sektor ini sebesar 3,68 persen terhadap PDB nonmigas.

Secara global, Indonesia menempati peringkat ke-7 sebagai produsen pulp dunia dan peringkat ke-6 produsen kertas terbesar dunia. Kapasitas industri yang terus berkembang menempatkan Indonesia sebagai salah satu pemain utama di pasar internasional.

Dari sisi ketenagakerjaan, sektor ini juga menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar.

Baca Juga: Tembus Ratusan Triliun! Industri Olahraga Siap Jadi Raksasa Baru Ekonomi Indonesia

"Industri ini menyerap lebih dari 288 ribu tenaga kerja langsung dan sekitar 1,2 juta tenaga kerja tidak langsung," ungkap Putu dalam keterangannya, Jumat (26/12/2025).

Meski mencatatkan kinerja positif, industri pulp dan kertas menghadapi tantangan serius terkait pengurangan emisi. Sektor industri menyumbang sekitar 34 persen emisi nasional, sementara kontribusi industri pulp dan kertas mencapai 15,55 persen dari total emisi sektor industri.

Pemerintah menargetkan Net Zero Emission (NZE) sektor industri pada 2050, sejalan dengan target NZE nasional 2060 atau lebih cepat. Untuk mendukung target tersebut, Kemenperin tengah menyusun roadmap dekarbonisasi industri pulp dan kertas nasional.

Roadmap tersebut mencakup peningkatan efisiensi energi, pemanfaatan energi terbarukan, penguatan bauran energi bersih, pengelolaan limbah terintegrasi, hingga adopsi teknologi maju seperti CCS/CCUS dan pemanfaatan biomassa berkelanjutan.

Selain itu, pemerintah juga mendorong penerapan ekonomi sirkular melalui pemanfaatan kertas daur ulang (KDU) sebagai bahan baku. Skema ini dinilai mampu menghemat energi hingga 60 persen dibandingkan produksi pulp dari bahan baku primer.

“Ekonomi sirkular tidak hanya menurunkan emisi dan limbah, tetapi juga menciptakan nilai tambah ekonomi, mengurangi ketergantungan impor, serta membuka peluang green jobs di berbagai daerah,” ucapnya.

Load More