Suara.com - Hari ini, 46 tahun yang lalu, seorang Paolo Maldini lahir di Milan Italia. Maldini merupakan salah satu pemain belakang terbaik di dunia yang sepanjang kariernya merumput bersama tim raksasa Italia, AC Milan.
Maldini terlahir di Italia, negara yang terkenal sebagai penghasil banyak pemain belakang handal. Namun, dari sekian banyak yang ada, hanya dua yang menonjol. Yang pertama adalah Giacinto Facchetti, pemain Inter Milan yang berjaya di era 60an, sementara yang kedua adalah dia sendiri.
Maldini memulai kariernya pada usia sembilan tahun dengan bergabung bersama tim muda Rossoneri. Debutnya di Serie-A adalah saat AC Milan melawan Udinese pada 20 Januari 1985. Ketika itu, Maldini baru berusia 16 tahun. Musim demi musim berganti hingga Maldini muda menjelma menjadi batu penjuru bagi Rossoneri berkat penguasaan teknik, taktik, dan fisik yang luar biasa.
Bersama Mauro Tassoti, Franco Baresi, dan Alessandro Costacurta, Maldini membentuk deretan pertahanan terbaik yang pernah dipunyai AC Milan. Semua itu ditunjang oleh skill Maldini yang luar biasa. Baik kaki kanan maupun kaki kirinya, seakan menjadi benteng yang sulit sekali ditembus para penyerang lawan.
Bersama Milan, pemain bernomor punggung tiga itu meraih lima gelar Liga Champions, tujuh gelar Scudetto Serie A, serta sederet gelar lainnya, baik di tanah Italia maupun di benua biru Eropa. Sementara itu, bersama timnas Italia, Maldini sudah dua kali nyaris membawa pulang gelar bergengsi. Yang pertama adalah saat timnya harus kalah dari Brasil di final Piala Dunia 1994 dan ketika Italia dipecundangi Prancis di EURO 2000.
Sebagai seorang bek, Maldini meneruskan tradisi Catenaccio yang dipertahankan sang ayah, Cesare Maldini, legenda AC Milan di tahun 1954 hingga 1966. Maldini dikagumi akan sportivitasnya. Dalam menjaga barisan pertahanan, pemain berjuluk Il Capitano itu mengandalkan intelegensi, dibanding kekuatan fisik dan agresivitas.
Tak heran, dari 1.000 lebih laga yang ia mainkan bersama AC Milan dan timnas Italia, Maldini hanya sekali diganjar kartu merah, itupun dalam laga persahabatan. Tidak sekedar dihargai atas pengalaman dan trofi yang pernah ia raih, Maldini juga menjadi contoh bagi rekan-rekannya. Setia kawan dan tanpa pamrih, sikap seorang gentleman yang menjunjung tinggi sportivitas.
Il Capitano gantung sepatu pada 31 Mei 2009 usai laga tandang kontra Fiorentina yang dimenangkan Rossoneri 2-0. Maldini sempat mendapat tawaran untuk menjadi asisten pelatih Chelsea namun ditolaknya. Sepertinya, ia ingin hidup tenang bersama istrinya, mantan model Venezuela, Adriana Fossa, yang ia nikahi sejak 1994.
Berita Terkait
Terpopuler
- 17 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 20 September: Klaim Pemain 110-111 dan Jutaan Koin
- Prompt Gemini AI untuk Edit Foto Masa Kecil Bareng Pacar, Hasil Realistis dan Lucu
- Siapa Zamroni Aziz? Kepala Kanwil Kemenag NTB, Viral Lempar Gagang Mikrofon Saat Lantik Pejabat!
- Bali United: 1 Kemenangan, 2 Kekalahan, Johnny Jansen Dipecat?
- Jelajah Rasa! Ini Daftar Kota di Jawa Tengah yang Jadi Surganya Pecinta Kuliner
Pilihan
-
Malaysia Turunin Harga Bensin, Netizen Indonesia Auto Julid: Di Sini yang Turun Hujan Doang!
-
Drama Bilqis dan Enji: Ayu Ting Ting Ungkap Kebenaran yang Selama Ini Disembunyikan
-
Rapor Dean James: Kunci Kemenangan Go Ahead di Derby Lawan PEC Zwolle
-
Nostalgia 90-an: Kisah Tragis Marco Materazzi yang Nyaris Tenggelam di Everton
-
5 Rekomendasi HP 1 Jutaan Memori 256 GB Terbaru September 2025
Terkini
-
Maarten Paes Tak Kunjung Sembuh, Emil Audero Jadi Pilihan Utama Lawan Arab Saudi dan Irak?
-
Alasan Pep Guardiola usai Didominasi Arsenal, Singgung Faktor Kelelahan
-
Jarang Main, Nilai Pasar Marselino Ferdinan Merosot
-
Mikel Arteta Bangga Dominasi Pertandingan Lawan Manchester City, Ball Possession 67 Persen
-
Dua Bintang Timnas Indonesia Bersinar di Thailand, Namanya Masuk Skuat Terbaik
-
Intip Rating Emil Audero saat Bantu Cremonese Tahan Parma
-
Alasan Ridho-Amat Gelar Latihan Khusus Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
-
Laurin Ulrich Masih Beri Harapan untuk Bela Timnas Indonesia
-
Pep Guardiola Ngamuk Soal Jadwal, Roy Keane: Gak Usah Lebay!
-
Media Belanda Bingung, Patrick Kluivert Promosikan Pemain Cadangan ke Timnas Indonesia