Suara.com - Jerman rupanya tidak hanya mengandalkan kekuatan otot dalam laga semifinal Piala Dunia 2014 melawan tuan rumah Brasil, Rabu dini hari nanti (9/7/2014).
Negara yang sudah tiga kali menjuarai Piala Dunia itu mengaku sudah menugaskan puluhan mahasiswa di sebuah universitas di Jerman untuk mempelajari dan mengumpulkan data tentang lawan-lawan mereka, termasuk Brasil.
Sekitar 50an mahasiswa di Deutsche Sporthochschule Koeln, selama dua tahun terakhir sudah mengumpulkan dan mempelajari data bagaimana para saingan Jerman di Piala Dunia akan bermain, menyerang, bertahan, hingga ke detail seperti jalur mana yang diambil seorang pemain lawan saat menggiring bola dan bagaimana reaksinya jika dilanggar.
"Persiapan kami sangat, sangat matang dan kami sangat ingin bertemu Brasil," kata asisten pelatih, Hansi Flick, saat ditanyai cara Jerman mematahkan dominasi tim Amerika Latin saat bermain di tanahnya sendiri.
"Kami mengerjakan proyek ini selama dua tahun dan seluruh sistem kami dibangun untuk ini," tegas dia.
Jerman belum terkalahkan di sepanjang Piala Dunia 2014, tetapi ingat Der Panzer belum sekalipun bertemu dengan tim Amerika Latin sejak babak penyisihan sampai perempat final.
Tim-tim besar Eropa seperti Spanyol, Italia, dan Inggris justru dikalahkan dan pulang lebih awal karenakalah dari tim-tim Amerika Latin.
Menurut Flick puluhan mahasiswa di Cologne itu selama dua tahun sudah menghasilkan sebuah pusat data raksasa, yang berisi informasi tentang calon-calon lawan Jerman di Piala Dunia.
Data-data itu telah dianalisis untuk mempelajari para pemain Brasil, hingga ke tingkat individual.
"Para mahasiswa jurusan olahraga di Cologne sudah mempelajari detil lawan-lawan kami...seperti meneliti mereka di bawah mikroskop dan kemudian menyerahkan data itu pada kami," beber Flick.
Penggunaan pendekatan ilmiah dalam sepak bola di Jerman dipelopori oleh mantan pelatih Juergen Klinsmann, yang menugaskan para mahasiswa untuk mengumpulkan data dan menganalisis calon lawan Jerman di Piala Dunia.
Mahasiswa yang direkrut rata-rata penggila bola dan yang rela memberikan bantuan sekecil apa pun untuk membantu Jerman juara di Piala Dunia. Mereka juga disumpah untuk tidak membocorkan hasil riset mereka ke publik. (Reuters)
Berita Terkait
Terpopuler
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
- 5 Sunscreen Terbaik Harga di Bawah Rp30 Ribu agar Wajah Cerah Terlindungi
- 7 Mobil Sedan Bekas Mulai 15 Jutaan, Performa Legenda untuk Harian
- 24 Kode Redeem FC Mobile 4 November: Segera Klaim Hadiah Parallel Pitches, Gems, dan Emote Eksklusif
Pilihan
-
Comeback Dramatis! Persib Bandung Jungkalkan Selangor FC di Malaysia
-
Bisnis Pizza Hut di Ujung Tanduk, Pemilik 'Pusing' Berat Sampai Berniat Melego Saham!
-
Bos Pajak Cium Manipulasi Ekspor Sawit Senilai Rp45,9 Triliun
-
6 Kasus Sengketa Tanah Paling Menyita Perhatian di Makassar Sepanjang 2025
-
6 HP Memori 128 GB Paling Murah Terbaru 2025 yang Cocok untuk Segala Kebutuhan
Terkini
-
Tanggapi Kritik Ronaldo, Ruben Amorim Ucap Kalimat Ini untuk MU
-
Murka Enzo Maresca Usai Chelsea Ditahan Imbang Qarabag
-
Barcelona Diterpa Musibah, Eric Garcia Alami Patah Hidung, Ini Kondisinya
-
Pecat Patrick Vieira, Genoa Tunjuk Legenda AS Roma sebagai Pengganti
-
Comeback Dramatis! Persib Bandung Jungkalkan Selangor FC di Malaysia
-
Persija Jakarta Yakin Permalukan Arema FC, Punya Banyak Jeda Waktu Kumpulkan Strategi dan Tenaga
-
Gebrakan Zohran Mamdani! Walikota New York Minta FIFA Turunkan Harga Tiket Piala Dunia 2026
-
Hasil Terawang Pelatih Klub Top Super League Timnas Indonesia U-17 vs Brasil
-
Legenda Fernando Redondo: Pangeran Bernabeu yang Menolak Potong Rambut
-
Pemain Keturunan Batak Janji Mati-matian Lawan Brasil, Fokus Kontrol Pertandingan