Suara.com - Melihat kembali sejarah lahirnya istilah sepak bola gajah yang belakangan jadi perbincangan pasca timnas Indonesia U-19 gagal ke semifinal Piala AFF U-19 2022.
Dalam beberapa waktu ke belakang, pendukung timnas Indonesia U-19 dibuat kesal dengan adanya dugaan sepak bola gajah yang merugikan skuad Garuda Nusantara.
Dugaan ini lahir saat Vietnam dan Thailand bermain imbang 1-1 di laga terakhir Grup A yang sekaligus menjadi laga penentuan untuk lolos ke semifinal Piala AFF U-19 2022.
Sebagai informasi, sebelum laga terakhir Grup A digelar, timnas Indonesia U-19 dituntut wajib menang atas Myanmar dan harus berharap Vietnam vs Thailand berakhir imbang tanpa gol atau saling mengalahkan untuk lolos ke semifinal Piala AFF U-19.
Sejenak, Timnas Indonesia U-19 dipastikan akan meraih tiket ke semifinal usai unggul 4-1 atas Myanmar di babak pertama. Pasalnya laga Vietnam vs Thailand tengah 0-0.
Namun semua berubah di menit ke-70 an, saat Thailand berhasil mencetak gol di menit ke-72 dan dibalas Vietnam di menit ke-75 dan bertahan hingga laga usai.
Alhasil, berdasarkan regulasi AFF, Vietnam dan Thailand lolos, sedangkan timnas Indonesia yang menang 5-1 atas Myanmar harus gigit jari.
Dengan hasil yang tercipta di laga Vietnam vs Thailand itu, netizen Tanah Air banyak yang meyakini bahwa kedua tim tersebut melakukan sepak bola gajah.
Apalagi, keduanya terlihat bermain tak agresif saat kedudukan menjadi 1-1, karena Vietnam dan Thailand sama-sama merasa cukup dengan hasil tersebut agar keduanya lolos.
Baca Juga: Layangkan Surat Protes, PSSI Tunggu Jawaban AFF Soal Laga Thailand vs Vietnam
Terlepas dari hal tersebut, menarik untuk membahas dari mana awal mula lahirnya istilah sepak bola gajah sendiri.
Lantas, dari mana istilah sepak bola gajah bermula?
'Diilhami' Timnas Indonesia
Istilah sepak bola gajah yang belakang menjadi perbincangan ini tak disangka lahir karena timnas Indonesia sendiri.
Istilah ini lahir saat timnas Indonesia melakoni Piala Tiger 1998 melawan Thailand di laga terakhir babak grup pada 31 Agustus 1998.
Saat itu, baik timnas Indonesia dan Thailand telah dipastikan lolos ke semifinal Piala Tiger 1998. Sehingga pertemuan keduanya di laga terakhir itu untuk memperebutkan status juara grup.
Namun kedua tim tak ada yang mau menjadi juara grup. Hal ini lantaran timnas Indonesia dan Thailand tak mau bertemu tuan rumah Vietnam yang berstatus runner up Grup B.
Alhasil, timnas Indonesia dan Thailand bermain tanpa daya juang sama sekali. Permainan berjalan amat lambat untuk ukuran pertandingan yang mempertemukan dua tim besar.
Meski begitu, kedua tim tetap mampu mencetak gol di babak kedua, sehingga laga pun hampir berkesudahan imbang 2-2.
Namun di menit-menit akhir, sebuah insiden memalukan terjadi saat bek timnas Indonesia, Mursyid Effendi, melakukan gol bunuh diri secara sengaja dan membuat tim Merah Putih kalah 2-3.
Saat Mursyid Effendi melakukan gol bunuh diri, tak ada raut penyesalan yang terlihat. Malahan gol bunuh diri itu disambut tepuk tangan rekan-rekannya.
Hingga akhirnya, timnas Indonesia pun menjadi tunner up Grup A dan bertemu Singapura, sedangkan Thailand yang jadi juara Grup A bertemu Vietnam.
Usai kejadian itu, sepak bola gajah pun mulai disebut-sebut karena laga terkesan dikendalikan demi mencapai hasil tertentu oleh pemainnya sendiri.
Akibatnya, hukuman pun menimpa timnas Indonesia dan Thailand. Mursyid Effendi yang jadi pelaku bahkan mendapat hukuman berat berupa skorsing.
Kontributor: Felix Indra Jaya
Tag
Berita Terkait
-
Kontroversi Laga Piala AFF, Ini Tindakan PSSI
-
Shin Tae-yong Unggah Video Pertandingan Vietnam vs Thailand, Netizen Singgung Pengaturan Skor
-
Berikut Daftar Asosiasi yang Bisa Jadi Pelabuhan Indonesia jika Keluar dari AFF
-
Respons Protes PSSI ke AFF, Vietnam: Kami Bermain Bagus dan Pantas Lolos ke Semifinal
-
PSSI Kirim Nota Protes kepada AFF, Shin Tae-yong Unggah Video Thailand vs Vietnam: Apakah Ini Benar Fair Play?
Terpopuler
- 3 Fakta Menarik Skuad Timnas Indonesia Jelang Duel Panas Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- 15 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 27 September 2025, Kesempatan Raih Pemain OVR 109-113
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
Pilihan
-
BBM RI Dituding Mahal Dibandingkan Malaysia, Menkeu Purbaya Bongkar Harga Jual Pertamina
-
Menkeu Purbaya Punya Utang Rp55 Triliun, Janji Lunas Oktober
-
Ngeri Tapi Nagih! Ini Lho Alasan Psikologis Kenapa Kita Doyan Banget Nonton Film Horor
-
Daftar 46 Taipan yang Disebut Borong Patriot Bond Danantara, Mulai Salim, Boy Thohir hingga Aguan
-
Pilih Gabung Klub Antah Berantah, Persis Solo Kena Tipu Eks Gelandang Persib?
Terkini
-
Hari-hari Berat Emil Audero Menunggu 20 Kali Matahari Terbit dan Terbenam
-
Indra Sjafri Ambil Alih Posisi Gerald Vanenburg di SEA Games 2025, Pengamat: Pantas
-
Kiper Rp5,65 Miliar Punya Statistik Mentereng, Bisa Jadi Pengganti Emil Audero di Timnas Indonesia
-
Emil Audero Out, Nadeo Argawinata Lah Solusinya
-
Media Vietnam Tidak Heran Gerald Vanenburg Diganti Indra Sjafri
-
Wayne Rooney Tak Percaya Amorim: Jiwa Manchester United Sudah Hilang
-
Pemain Keturunan Potensi Susul Tijjani ke Man City, Bisa Bela Timnas Indonesia Tanpa Naturalisasi
-
Nasib Mees Hilgers Makin Mengerucut, Klub Para Legenda Bisa Langsung Angkut
-
Pelatih Irak Khawatir Pemainnya Kelebihan Berat Badan Jelang Lawan Timnas Indonesia
-
Hugo Ekitike Nantikan Kesempatan Tampil Bersama Alexander Isak