Suara.com - Juventus resmi dijatuhi hukuman pengurangan 15 poin oleh oleh Federasi Sepak Bola Italia (FIGC) setelah dinyatakan bersalah atas manipulasi laporan keuangan termasuk nominal transfer pemain.
Kasus yang dinamakan Plusvalenze Gate itu semakin menambah jejak hitam Juventus di sepak bola Italia. Pasalnya, sebelum ini, mereka juga sempat terlibat kasus yang bisa dibilang jauh lebih besar.
Skandal Calciopoli
Pada Mei 2006, Juventus pernah terlibat skandal "Calciopoli" alias pengaturan skor. Kasus itu membuat mereka turun kasta dari Serie A ke Serie B.
Juventus dianggap terlibat pengaturan skor dalam dua musim beruntun pada 2004-2005 dan 2005-2006 ketika mereka sukses merengkuh gelar juara Liga Italia di bawah asuhan Fabio Capello.
Kasus Calciopoli membuat Juventus yang sejatinya jadi kampiun pada Liga Italia 2005-2006, ditempatkan di urutan terbawah klasemen untuk terdegradasi Serie B sesuai putusan pengadilan.
Seiring terdegradasinya Juventus, gelar juara pada akhirnya diserahkan kepada Inter Milan yang mengakhiri kompetisi dengan koleksi 76 poin dari 36 pertandingan.
Beruntung bagi Juventus, kendati beberapa pilar penting pergi karena enggan tampil di Serie B, para pemain terutama senior setia bahu-membahu membawa Si Nyonya Tua kembali ke kasta teratas.
Juventus tercatat cuma satu musim berada di Serie B. Mereka langsung jadi juara pada musim 2006-2007 dan berhak kembali ke Serie A.
Meski mampu kembali ke kasta teratas, Juventus tetap harus kehilangan dua gelar yang mereka raih pada 2004-2005 dan 2005-2006 setelah berbagai bandingnya ditolak pengadilan.
Plusvalenze Gate
Kini, skandal kembali menaungi Juventus. Mereka disebut terbukti bersalah atas kasus Plusvalenze Gate di mana Bianconeri dituding melakukan pemalsuan laporan keuangan.
COVISOC selaku badan pengawas Serie A menemukan sejumlah kejanggalan dalam laporan keuangan Juventus pada musim 2018/2019 dan 2020/2021.
Hasil investigasi menyebut Si Nyonya Tua telah memalsukan laporan finansial tim lewat keuntungan modal fiktif dari transfer dan peminjaman pemain serta penghematan fiktif hasil pemotongan gaji pemain.
Atas dasar ini, Juventus pun mendapat hukuman pengurangan 15 poin. Sanksi ini membuat Juventus yang sejatinya menduduki urutan tiga klasemen dengan koleksi 37 poin, kini terjun bebas ke peringkat 10 dengan 22 poin.
Situasi ini membuat Juventus asuhan Massimiliano Allegri terancam tidak mampu finis empat besar di akhir musim guna lolos ke Liga Champions musim depan.
Dilansir dari CBS Sport, Sabtu (21/1/2023), sanksi tidak hanya diberikan kepada tim, melainkan juga 11 petinggi mereka, mulai dari direktur hingga anggota dewan. Mereka dilarang berkecimpung di dunia sepak bola dalam jangka waktu bervariasi.
"Pengadilan Banding Federal yang dipimpin oleh Mario Luigi Torsello telah menerima sebagian banding dari Kantor Kejaksaan Federal atas pencabutan sebagian keputusan Pengadilan Banding Federal untuk United Sections n. 89 dari 27 Mei lalu, memberikan sanksi kepada Juventus dengan 15 poin penalti yang akan diberikan pada musim sepak bola saat ini dan dengan serangkaian larangan bagi 11 eksekutif Juventus," kata FIGC dalam sebuah pernyataan.
Selain Juventus, delapan klub berikut dibebaskan dari segala kesalahan dalam penyelidikan: Sampdoria, Pro Vercelli, Genoa, Parma, Pisa, Empoli, Novara, dan Pescara.
Sebelum dijatuhi sanksi, penyelidikan ini menyebabkan jajaran dewan Juventus mengundurkan diri pada November, yang juga menandai berakhirnya era Agnelli dan Pavel Nedved. Nama terakhir merupakan legenda Bianconeri yang sebelum mundur menjabat sebagai wakil Presiden.
Selain mereka, ada juga Fabio Paratici yang kini menjabat sebagai Direktur Olahraga Tottenham Hotspur. Dia ikut kena sanksi tetapi larangan berkecimpung di sepak bola yang dijatuhi FIGC untuk sementara cuma berlaku di Italia.
Daftar Lengkap Sanksi FIGC untuk Juventus dalam kasus Plusvalenze Gate
- Juventus: Pengurangan 15 poin dari klasemen Serie A saat ini
- Fabio Paratici, sekarang direktur di Tottenham: larangan 30 bulan
- Andrea Agnelli, mantan ketua: larangan 24 bulan
- Maurizio Arrivabene, mantan CEO: larangan 24 bulan
- Federico Cherubini, direktur saat ini: larangan 16 bulan
- Pavel Nedved, mantan wakil presiden: Larangan delapan bulan
- Paolo Garimberti, mantan anggota dewan: Larangan delapan bulan
- Enrico Vellano, mantan direktur non-independen: Larangan delapan bulan
- Assia Grazioli-Venier, mantan anggota dewan: Larangan delapan bulan
- Caitlin Hughes, mantan direktur independen: Larangan delapan bulan
- Daniela Marilungo, mantan direktur independen: Larangan delapan bulan
- Francesco Roncaglio, mantan anggota dewan: Larangan delapan bulan
Berita Terkait
-
Klasemen Liga Italia usai Juventus Dihukum Pengurangan 15 Poin, Bianconeri Merosot 7 Peringkat!
-
Resmi! Juventus Disanksi Pengurangan 15 Poin, Mantan Bos hingga Legenda Ikut Dihukum
-
Jaksa Minta Juventus Dikurangi 9 Poin karena Transfer Mencurigakan
-
Langka, Ini 4 Klub Serie A Italia yang Punya Stadion Sendiri
-
Hasil Coppa Italia: Juventus Hajar Monza, Lazio dan Atalanta Juga Kompak Menang
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
Istana Tanggapi Gerakan 'Stop Tot Tot Wuk Wuk' di Media Sosial: Presiden Aja Ikut Macet-macetan!
-
Emil Audero Jadi Kunci! Cremonese Bidik Jungkalkan Parma di Kandang
-
DPR Usul Ada Tax Amnesty Lagi, Menkeu Purbaya Tolak Mentah-mentah: Insentif Orang Ngibul!
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
Terkini
-
Ruben Amorim Buka Suara soal Pertemuan dengan Sir Jim Ratcliffe, Ditawari Kontrak Baru?
-
Kata-kata Berkelas Emil Audero: Ogah Jemawa, Siap Bikin Pemain Parma Frustasi
-
Emil Audero Jadi Kunci! Cremonese Bidik Jungkalkan Parma di Kandang
-
Real Madrid Bidik Wonderkid MU, Digadang Jadi Pengganti Luka Modric
-
Arsenal vs Manchester City: Arteta Bidik Sejarah, Guardiola Dihantui Catatan Buruk
-
Arsenal vs Manchester City: Cedera Lutut Rodri Masih Jadi Misteri
-
Arteta Was-was, Bek Muda Arsenal Rp253 M Bakal Hadapi Raksasa Norwegia
-
Rashford Cetak Dua Gol, Tapi Pedri Justru Disanjung Legenda Manchester United
-
Drama Chelsea: Raheem Sterling dan Disasi Dijauhi dari Skuad Utama
-
Prediksi Alan Shearer: MU vs Chelsea Panas, Arsenal Tahan Man City?