Suara.com - Langkah besar dilakukan Liga Singapura, menyambut musim 2023 akan menggunakan Video Assistant Referre (VAR) yang membuat Liga Indonesia akan semakin tertinggal.
Menurut kabar yang diwartakan salah satu media Vietnam, TheThao247.vn disebutkan bahwa Federasi Sepak Bola Singapura (FAS) mendapat izin menggunakan teknologi VAR.
Penerapan VAR dipakai di kompetisi nasional negara, FAS dan Liga Singapura disebut telah lolos penilaian akhir dari FIFA.
Kompetisi Liga Singapura akan menjadi liga kedua di ASEAN (Asia Tenggara) yang resmi menggunakan VAR setelah teknologi ini diterapkan Thailand di liganya.
Sementara VAR akan memulai operasinya di Singapore Premier League (SPL) 2023, berisi 9 tim dan akan dimulai pada 24 Februari mendatang.
Saat ini seluruh kontestan SPL tengah meningkatkan fasilitas klub untuk bisa memasang teknologi VAR sesuai dengan standar FIFA.
FAS dan elemen yang ada, meyakini bahwa VAR akan membuat pertandingan berjalan lebih sportif dan adil tanpa adanya kontroversi dari wasit.
Di sisi lain, kompetisi sepak bola Indonesia masih diragunakn bisa menggunakan VAR mengingat sikap PSSI yang belum menunjukkan keseriusannya.
VAR dinilai sebagai penyelesaian akhir bagi kompetisi sepak bola Indonesia, khususnya pada kasta tertinggi, Liga 1.
Baca Juga: Witan Sulaeman Pindah ke Persija, Warganet: Ngapain Sih Main di Liga Indonesia?
Banyak kontroversi yang ditunjukkan wasit lewat keputusannya, baik wasit utama maupun hakim garis yang semakin hari semakin kacau.
Tak jarang kontroversi wasit Indonesia memicu amarah dan emosi para pemain, suporter, pengamat sepak bola hingga pihak terkait.
Kehadiran VAR dinilai bisa membuat keputusan kontroversial wasit hilang, namun penerapan alat ini juga harus dengan SDM yang berkualitas tinggi.
Tanpa adanya lisensi dari FIFA, wasit-wasit amatir di Liga 1 Indonesia seharusnya tidak diperkenankan menggunakan atau mengoperasikan VAR.
Selain Singapura, Vietnam juga menjadi negara yang digadang-gadang bakal menerapkan VAR untuk kompetisi sepak bola lokal.
Jika kabar itu terwujud, lengkap sudah penderitaan sepak bola Indonesia sebagai kompetisi tertinggal, bahkan di level Asia Tenggara.
(Penulis: Eko Isdiyanto)
Berita Terkait
Terpopuler
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 September: Klaim Pemain 108-112 dan Hujan Gems
- Thom Haye Akui Kesusahan Adaptasi di Persib Bandung, Kenapa?
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Saham DADA Terbang 2.000 Persen, Analis Beberkan Proyeksi Harga
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
Pilihan
-
Profil Agus Suparmanto: Ketum PPP versi Aklamasi, Punya Kekayaan Rp 1,65 Triliun
-
Harga Emas Pegadaian Naik Beruntun: Hari Ini 1 Gram Emas Nyaris Rp 2,3 Juta
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
Terkini
-
Dear FAM, Begini Lho Cara PSSI Naturalisasi Pemain: Gak Instan, Bukan Asal Klaim
-
Sadar dan Akui Salah, FAM Keras Hati 7 Pemain Ilegal Sah sebagai Warga Malaysia
-
Akal Bulus FAM! 7 Pemain Ilegal Malaysia Hilang Bak Ditelan Bumi
-
Thom Haye Baru Gabung ke Persib Bandung, Sudah Kena Mental?
-
Eks Pelatih Persija Girang Usai Pecundangi Persib: Ini Untuk Suporter
-
Hasil Borneo FC vs Persija, Mauricio Souza Pede: Tak Mudah, Tapi Bisa
-
Rayhan Hannan Bersuara: Persija Tak Gentar Hadapi Borneo FC yang On Fire
-
FAM Kena Batunya Gegara 7 Pemain Ilegal, Pemain Jerman: Terbongkar!
-
Skandal Naturalisasi Malaysia, Orang Dekat Erick Thohir Kasih Sindiran Menohok
-
FIFA Jatukan Sanksi Berat kepada Malaysia, Menpora Geram: Saya Sedih dan Marah