Suara.com - Nama Simon Tahamata tengah menjadi perbincangan hangat di kalangan pecinta sepak bola Indonesia. Mantan pemain yang memiliki rekam jejak cemerlang di Eropa ini dikabarkan akan segera menjabat sebagai Direktur Teknik (Dirtek) Timnas Indonesia.
Spekulasi semakin kuat setelah pria berdarah Maluku ini mulai mengikuti akun media sosial Timnas Indonesia, Ketua Umum PSSI Erick Thohir, serta jajaran pelatih baru seperti Patrick Kluivert dan Denny Landzaat.
Namun, siapa sebenarnya Simon Tahamata? Berikut perjalanan hidup dan kariernya yang menarik untuk disimak.
Lahir di Kamp Vught, Keturunan Maluku di Belanda
Simon Melkianus Tahamata lahir pada 26 Mei 1956 di Vught, Belanda. Ia berasal dari keluarga Maluku yang bermigrasi ke Belanda pada awal 1950-an akibat situasi politik yang memanas di Indonesia.
Ayahnya, Lambert Tahamata, adalah seorang prajurit Koninklijk Nederlandsch-Indisch Leger (KNIL), sementara ibunya, Octovina Leatemia, adalah sosok sentral dalam keluarga besar mereka yang terdiri dari 12 anak.
Simon Tahamata menghabiskan masa kecilnya di barak Kamp Vught, tempat yang disediakan oleh pemerintah Belanda bagi keluarga KNIL dan warga Maluku yang bermigrasi.
Ketika berusia lima tahun, keluarganya pindah ke daerah Tiel, tepatnya di Diderik Vijghstraat, yang kala itu masih merupakan kawasan pinggiran.
"Ayah saya Lambert, prajurit KNIL. Lelaki yang sangat tegas. Ibu saya adalah seorang wanita yang sangat manis. Ia mesin keluarga. Ada 12 anak di rumah kami," ujar Simon Tahamata seperti dikutip dari AD.NL.
Baca Juga: Mauro Zijlstra: Tidak Ada yang Harus Dipercepat dari Proses Naturalisasiku
Meski lahir dan besar di Belanda, Simon Tahamata baru mendapatkan paspor resmi negara tersebut pada 1976.
Sebelumnya, banyak warga Maluku di Belanda yang tidak memiliki kewarganegaraan, meskipun telah menetap selama bertahun-tahun.
Karier Cemerlang di Sepak Bola Eropa
Simon dikenal sebagai pemain sayap berbakat yang aktif di era 1970 hingga 1990-an.
Karier profesionalnya dimulai bersama Ajax Amsterdam, di mana ia turut membawa klub tersebut meraih berbagai trofi, termasuk tiga gelar Eredivisie dan Piala Belanda.
Setelah sukses bersama Ajax, Simon melanjutkan perjalanannya ke klub-klub besar lainnya seperti Feyenoord, VAC Beerschot, dan Standard Liege.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Mobil Sedan Bekas Mulai 15 Jutaan, Performa Legenda untuk Harian
- Siapa Saja 5 Pelatih Tolak Melatih Timnas Indonesia?
- Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
- 5 Pilihan Sunscreen Wardah dengan SPF 50, Efektif Hempas Flek Hitam hingga Jerawat
- Siapa Shio yang Paling Hoki di 5 November 2025? Ini Daftar 6 yang Beruntung
Pilihan
-
PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
-
Menkeu Purbaya Segera Ubah Rp1.000 jadi Rp1, RUU Ditargetkan Selesai 2027
-
Menkeu Purbaya Kaji Popok Bayi, Tisu Basah, Hingga Alat Makan Sekali Pakai Terkena Cukai
-
Comeback Dramatis! Persib Bandung Jungkalkan Selangor FC di Malaysia
-
Bisnis Pizza Hut di Ujung Tanduk, Pemilik 'Pusing' Berat Sampai Berniat Melego Saham!
Terkini
-
Baru 17 Tahun! Cucu Orang Jakarta Ini On Fire di Klub Besar Belanda
-
Rincian Sanksi FIFA ke PSSI dan Pemain Keturunan Timnas Indonesia
-
Ruben Amorim Balas Sindiran Cristiano Ronaldo, Ingatkan Kesalahan di Masa Lalu
-
Prediksi Parma vs AC Milan: Pasukan Allgeri Siap Libas Gialloblu
-
Link Live Streaming Nonton Timnas Indonesia U-17 Vs Brasil
-
Pelatih Emil Audero Mau Pecahkan Rekor di Kandang Pisa, Tapi Kayaknya Sulit
-
Calon Pelatih Timnas Indonesia Ini Bisa Sangat Cocok dengan Simon Tahamata
-
Prediksi Juventus vs Torino: Ujian Luciano Spalletti di Derby della Mole
-
Garudayaksa Tumbang untuk Pertama Kalinya di Championship, Begini Alasan Pelatih
-
Kenapa Pertandingan Timnas Indonesia di FIFA Matchday November 2025 Tak Dihitung Ranking?