Suara.com - Kompetisi sepak bola kasta tertinggi Indonesia resmi berganti nama. Mulai musim 2025/2026, Liga 1 Indonesia akan bernama Super League, sedangkan Liga 2 berubah nama menjadi Championship.
Keputusan ini diumumkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) PT Liga Indonesia Baru (LIB) yang digelar di Jakarta pada Senin (7/7/2025).
Agenda penting tersebut dihadiri oleh perwakilan dari 18 klub peserta kompetisi.
Selain perubahan nama, PT LIB juga melakukan rebranding menyeluruh terhadap identitas kompetisi.
Mulai musim depan, operator kompetisi akan menggunakan label baru I-League untuk menggantikan brand “Liga Indonesia Baru”.
"Kami melakukan rebranding LIB. Entitasnya tetap, namun brand-nya kini adalah I-League. Super League untuk Liga 1 dan Championship untuk Liga 2," jelas Direktur Utama PT LIB, Ferry Paulus.
Transformasi nama kompetisi bukan hal baru dalam sejarah sepak bola Indonesia.
Sejak era Perserikatan dan Galatama hingga menjadi Liga Indonesia, perubahan nama dan sistem kompetisi telah beberapa kali terjadi.
Kini, perubahan menuju Super League dan Championship dinilai sebagai bagian dari upaya pembaruan menyeluruh, menyusul reformasi yang tengah dijalankan PSSI di bawah kepemimpinan Erick Thohir.
Baca Juga: Jelang Super League 2025/2026, Bojan Hodak Boyong Skuat Persib ke Thailand
Kompetisi Super League dan Championship musim 2025/2026 direncanakan mulai bergulir pada Agustus 2025.
Berikut adalah sejarah singkat perubahan nama kompetisi sepak bola Indonesia:
Perserikatan (1930-an - 1994): Kompetisi amatir yang melibatkan klub-klub lokal dari berbagai daerah.
Cikal bakal kompetisi resmi nasional bermula dari inisiatif sejumlah klub kota besar di Jawa yang akhirnya melahirkan organisasi sepak bola pertama di Indonesia, yaitu PSSI (Persatuan Sepak Raga Seluruh Indonesia).
Momentum bersejarah itu terjadi pada 19 April 1930 di Societeit Hadiprojo, Yogyakarta, saat tujuh klub sepak bola dari berbagai kota besar berkumpul dan menyatukan visi untuk membentuk federasi sepak bola nasional. Klub-klub tersebut adalah:
- PSM Yogyakarta (kini dikenal sebagai PSIM Yogyakarta)
- VIJ Jakarta (kini Persija Jakarta)
- BIVB Bandung (cikal bakal Persib Bandung)
- IVBM Magelang (PPSM Magelang)
- MVB Madiun (PSM Madiun)
- SIVB Surabaya (Persebaya Surabaya)
- VVB Solo (Persis Solo)
Pertemuan itu melahirkan kesepakatan berdirinya PSSI, yang kemudian berkedudukan di Solo. Bersamaan dengan berdirinya federasi, dimulailah kompetisi tahunan antar kota, yang kelak dikenal dengan nama Perserikatan.
Berita Terkait
-
Jelang Super League 2025/2026, Bojan Hodak Boyong Skuat Persib ke Thailand
-
Ikhwan Ali Tanamal Ingin Jadi Mesin Gol Persis Solo di Super League 2025/2026
-
Piala Presiden 2025 dan Gambaran Kualitas Timnas Indonesia jika Menuruti Kata Warganet
-
Nama Patrick Kluivert Dibawa-bawa, APPI Kritik Regulasi 11 Pemain Asing di Super League
-
Penambahan Kuota Pemain Asing, dan Makin Terpinggirkannya Talenta Indonesia di Rumah Sendiri
Terpopuler
- 3 Link DANA Kaget Khusus Hari Ini, Langsung Cair Bernilai Rp135 Ribu
- Karawang di Ujung Tanduk Sengketa Tanah: Pemerintah-BPN Turun Gunung Bahas Solusi Cepat
- 5 Fakta Heboh Kasus Video Panas Hilda Pricillya dan Pratu Risal yang Guncang Media Sosial
- 14 Kode Redeem FC Mobile Hari Ini 7 Oktober 2025, Gaet Rivaldo 112 Gratis
- Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Kota Makassar Bulan Oktober 2025
Pilihan
-
3 Rekomendasi HP 1 Jutaan Kemera Terbaik, Mudah Tapi Bisa Diandalkan
-
Kontroversi Penalti Kedua Timnas Indonesia, Analis Media Arab Saudi Soroti Wasit
-
6 Rekomendasi HP Murah Baterai Jumbo 6.000 mAh, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
7 Fakta Bakengrind, Roti 'Bebas Gluten' yang Diduga Penipuan dan Membahayakan
-
3 Titik Lemah yang Bikin Timnas Indonesia Takluk dari Arab Saudi
Terkini
-
Istri Thom Haye Keram Perut, Jadi Korban Perlakuan Kasar Aparat Keamanan Arab Saudi di Stadion
-
Kata-kata Ole Romeny Usai Timnas Indonesia Dikalahkan Arab Saudi
-
Strategi Patrick Kluivert Amankan Tiket Piala Dunia 2026: Lupakan Arab Saudi, Fokus Hantam Irak!
-
Statistik Miris Produktivitas Gol Timnas Indonesia Era Kluivert, Ketolong Penalti
-
Kenapa Patrick Kluivert Yakin Timnas Indonesia Bisa Kalahkan Irak?
-
Sukses Balas Dendam ke Timnas Indonesia, Herve Renard: Kalian Sempat Jadi Duri dalam Daging Kami
-
Timnas Indonesia Mau Lolos Piala Dunia 2026? Bisa Dong, Cukup Penuhi 2 Syarat Ini
-
Kapan Partai Hidup-Mati Timnas Indonesia vs Irak? Simak Jadwalnya!
-
Kenapa 8 Pemain Kalahkan Arab Saudi Era Shin Tae-yong Tak Jadi Starter Strategi Baru Patrick Kluiver
-
Nyaris Mustahil, Peluang Timnas Indonesia Lolos Otomatis ke Piala Dunia Tersisa Satu Persen