Suara.com - Pemain anyar Barcelona, Marcus Rashford ungkap alasan spesifik mengapa ia lebih nyaman berperan bukan sebagai pemain nomor 9.
Rashford secara jujur mengungkapkan bahwa posisinya sebagai nomor sembilan bukanlah tempat di mana ia merasa paling nyaman.
Dalam wawancara mendalam dengan The Rest is Football, yang juga menghadirkan Gary Lineker dan Micah Richards, Rashford membicarakan adaptasinya di Barcelona, perbedaan bermain di posisi depan, hingga pengalamannya di Manchester United.
Ia mengakui bahwa meski bisa bermain di berbagai posisi lini depan, ia lebih nyaman bermain di sisi kiri.
“Saya paling nyaman bermain dari sisi kiri. Tapi posisi saya bisa berubah tergantung dengan siapa saya bermain dan dari siapa saya menerima bola,"
Dulu saya suka di sisi kanan, tapi ketika mulai sering masuk ke tengah, saya bisa mengontrol bola lebih cepat, baik dari kanan maupun kiri. Sekarang saya bisa melakukannya lebih leluasa,” ujar Rashford dinukil dari Football Espana.
Rashford menjelaskan bahwa bermain dari sisi kiri memberinya kebebasan untuk memanfaatkan ruang di belakang lini pertahanan lawan. Ia merasa lebih alami bergerak dari sisi kiri dan menekan pertahanan lawan, meski ada kalanya ia ingin bermain di kanan.
Namun, publik Barcelona sempat berspekulasi bahwa Rashford akan mencoba posisi nomor sembilan, terutama dengan usia Robert Lewandowski yang kini 36 tahun.
Rashford pun mengakui bahwa sifat bermainnya berbeda dengan striker nomor sembilan tradisional yang lebih egois dalam mencetak gol.
Baca Juga: Ambisi Manchester United: Starting XI Rp10 Triliun Bisa Bikin Lawan Gemetar
“Ini mungkin alasan mengapa saya tidak bisa konsisten menjadi nomor sembilan. Saya suka mencetak gol, tapi saya juga sadar banyak peluang yang bisa saya berikan untuk rekan tim. Kadang saya menahan tembakan karena peluangnya bisa terblok, dan itu bukan hanya tentang saya, tapi untuk tim,” ujarnya.
Rashford juga menambahkan bahwa bermain lebih ke tengah membuatnya lebih menantang karena posisi selalu sejajar dengan lini pertahanan lawan.
“Ketika saya bermain lebih ke tengah, saya harus lebih sadar kapan bisa memutar badan, kapan bisa memanfaatkan ruang. Dulu lebih mudah saat bermain di tengah lapangan, karena waktu lebih banyak,” tambahnya.
Kontributor: M.Faqih
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Body Lotion di Indomaret untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Rawat Garis Penuaan
- 7 Rekomendasi Lipstik Transferproof untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp20 Ribuan
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 14 November: Ada Beckham 111, Magic Curve, dan Gems
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 6 Tablet RAM 8 GB Paling Murah untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp2 Jutaan
Pilihan
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
-
Catatan Gila Charly van Oosterhout, Pemain Keturunan Indonesia di Ajax: 28 Laga 19 Gol
-
Daftar 611 Pinjol Ilegal Terbaru Update Satgas PASTI OJK: Ada Pindar Terkenal
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
Terkini
-
Jesus Casas Si Tukang Otak Atik Formasi, Cocok Latih Timnas Indonesia?
-
Calon Pelatih Timnas Indonesia Terseret ke FIFA Usai Kartu Merah Cristiano Ronaldo
-
Dirumorkan Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Jesus Casas Diincar Negara Tetangga
-
Rapor Nathan Tjoe-A-On Lawan vs Tim Geypens: Derby Indonesia di Eerste Divisie
-
Alami Cedera di Emirates! Gabriel Magalhaes Tersungkur Saat Bela Brasil, Arteta Pusing Berat
-
MU Menyimpang, Eric Cantona Lebih Pilih Dukung Klub Kasta Ketiga
-
Panas! Emiliano Martinez dan Gattuso Saling Serang Gegara Format Kualifikasi Piala Dunia
-
Pemain Keturunan Indonesia Berbandrol Rp1,3 T Jagokan AC Milan Raih Scudetto
-
James de Vos Wonderkid FC Utrecht, Pemain Keturunan Semarang Paket Komplet
-
Catatan Gila Charly van Oosterhout, Pemain Keturunan Indonesia di Ajax: 28 Laga 19 Gol