Bola / Liga Italia
Rabu, 17 September 2025 | 18:05 WIB
Menteri BUMN Erick Thohir di Istana Kepresidenan Jakarta. (Suara.com/Bagaskara)
Baca 10 detik
  • Presiden Prabowo Subianto melantik Erick Thohir sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora)
  • Sebelum menjadi Menpora, Erick sudah malang melintang di level internasional dengan pernah menjabat presiden Inter Milan (2013–2016)
  • Meski sukses, Erick juga sempat menuai kritik keras dari eks presiden Sampdoria, Massimo Ferrero, yang menyebutnya “licik”
[batas-kesimpulan]

Suara.com - Menteri BUMN Erick Thohir resmi dilantik oleh Presiden Prabowo Subianto menjadi Menpora pada haari ini, Rabu (17/8).

Ketum PSSI itu dilantik jadi Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) menggantikan Dito Ariotedjo.

Sebelum menjadi ketum PSSI dan bakal dilantik jadi Menpora, Erick Thohir diketahui sempat menjadi presiden Inter Milan, klub pemegang 19 juara Scudetto.

Erick diketahui menjadi presiden Innter Milan pada 2013 dan bertahan sampai 2016.

Saat melepas posisinya sebagai presiden Inter Milan, Erick sempat menjadi kritikan tajam dari eks presiden Sampdoria, Massimo Ferrero.

Pria yang memiliki julukan Viperetta alias si gila atau Si Ular Kecil berbisa itu melontarkan kritik tajam kepada Erick dalam acara televisi populer Belve di Italia.

Erick Thohir dan Dito Ariotedjo (Instagram)

Ferrero, yang terkenal blak-blakan, awalnya sedang menceritakan masa kepemilikannya di Sampdoria dan kondisi klub saat ini.

Namun obrolan makin panas ketika pembawa acara, Francesca Fagnani, menampilkan foto Erick Thohir di layar studio.

Questo è un paraculo,” kata Ferrero tanpa basa-basi.

Baca Juga: Digeser Jadi Menpora, Daftar Gebrakan Erick Thohir Saat Jabat Menteri BUMN

Dalam bahasa Indonesia, kalimat itu bisa dimaknai sebagai “orang licik atau cari untung sendiri”.

Ferrero kemudian menambahkan, “Dia datang ke Moratti, ambil Inter, terus dapat 150 juta euro dan pergi begitu saja.” ungkapnya seperti dikutip dari fanpage.it

Seperti diketahui, Erick Thohir membeli mayoritas saham Inter dari Massimo Moratti pada 2013.

Tiga tahun kemudian, ia menjual sebagian besar sahamnya ke grup asal Tiongkok, Suning Holdings, dengan nilai transaksi sekitar 150 juta euro.

Thohir masih bertahan sebagai presiden klub hingga 2018, sebelum akhirnya melepas seluruh kepemilikannya kepada LionRock Capital dan benar-benar angkat kaki dari Nerazzurri.

Bagi Ferrero, langkah itu jelas jadi bahan ledekan. Ia bahkan menyebut pernah memperingatkan Moratti untuk tidak melepas Inter ke tangan Thohir.

Load More