- Patrick Kluivert dikritik karena eksperimen taktis dan rotasi pemain yang tak masuk akal.
- Gaya main Timnas di bawahnya dinilai kacau dan kehilangan arah.
- PSSI akhirnya memutus kontrak Kluivert setelah rentetan hasil buruk.
Suara.com - Patrick Kluivert datang ke Indonesia membawa reputasi besar sebagai mantan bintang Barcelona dan timnas Belanda.
Namun, perjalanan kariernya sebagai pelatih Garuda justru berakhir dengan nada sumbang.
Setelah rentetan hasil buruk di Kualifikasi Piala Dunia 2026, PSSI resmi memutus kontrak Kluivert melalui mekanisme mutual termination atau kesepakatan bersama.
“Penghentian kerja sama ini dilakukan atas dasar persetujuan kedua pihak, dengan mempertimbangkan dinamika internal dan arah strategis pembinaan tim nasional ke depan,” tulis pernyataan resmi PSSI.
Kontrak dua tahun yang ditandatangani Januari 2025 itu kini kandas di tengah jalan.
Kegagalan di kualifikasi, disertai keputusan-keputusan kontroversial di lapangan, menjadi alasan kuat di balik pemutusan hubungan tersebut.
Sejak pertandingan debutnya melawan Australia di putaran ketiga kualifikasi, Kluivert langsung mencoba pendekatan baru.
Ia mengubah total gaya main Indonesia dengan formasi menyerang yang tak lazim digunakan skuad Garuda.
Alih-alih membawa penyegaran, strategi ini justru membuat permainan terlihat kaku dan kehilangan keseimbangan.
Baca Juga: Beda Kelas! Ini Statistik Persentase Laga Antara STY dan Patrick Kluivert
Alur antarlini terputus, para pemain kebingungan menjalankan pola baru, dan hasilnya: Indonesia kalah 0–1.
Para pengamat menilai para pemain belum memahami sistem yang coba diterapkan sang pelatih.
Di sisi lain, Kluivert dianggap terlalu terburu-buru memaksa perubahan tanpa menyesuaikan karakter skuad yang ada.
Masalah tak berhenti di situ. Publik juga mulai mempertanyakan arah permainan tim yang di bawah Shin Tae-yong dikenal solid dan disiplin.
Kluivert kerap mengubah pendekatan taktis secara drastis di tiap pertandingan — dari formasi bertahan ke menyerang tanpa pola jelas.
Akibatnya, ritme permainan tim sulit terbentuk dan komunikasi antar pemain menurun.
Berita Terkait
Terpopuler
- Selamat Datang Elkan Baggott, Belum Kering Tangis Timnas Indonesia
- Pondok Pesantren Lirboyo Disorot Usai Kasus Trans 7, Ini Deretan Tokoh Jebolannya
- Pengamat Pendidikan Sebut Keputusan Gubernur Banten Nonaktifkan Kepsek SMAN 1 Cimarga 'Blunder'
- Biodata dan Pendidikan Gubernur Banten: Nonaktifkan Kepsek SMA 1 Cimarga usai Pukul Siswa Perokok
- 6 Shio Paling Beruntung Kamis 16 Oktober 2025, Kamu Termasuk?
Pilihan
-
Patrick Kluivert Bongkar Cerita Makan Malam Terakhir Bersama Sebelum Dipecat
-
Dear PSSI! Ini 3 Pelatih Keturunan Indonesia yang Bisa Gantikan Patrick Kluivert
-
Proyek Sampah jadi Energi RI jadi Rebutan Global, Rosan: 107 Investor Sudah Daftar
-
Asus Hadirkan Revolusi Gaming Genggam Lewat ROG Xbox Ally, Sudah Bisa Dibeli Sekarang!
-
IHSG Rebound Fantastis di Sesi Pertama 16 Oktober 2025, Tembus Level 8.125
Terkini
-
Dulu Terlilit Utang Judi, Kini Patrick Kluivert Bisa Dapat Pesangon Rp33,8 Miliar dari PSSI
-
Erick Thohir Banjiri Ucapan Manis untuk Patrick Kluivert, Dulu ke Shin Tae-yong Gak Begitu?
-
Tottenham Siapkan Langkah Sensasional! Siap Pulangkan Harry Kane ke London
-
21 Tahun Debut Lionel Messi di Barcelona: Inilah 5 Laga Terhebat La Pulga yang Tak Terlupakan!
-
Manchester United Bernafsu Pulangkan Eks Bintang Akademi Secara Gratis
-
Cerita Eks Manchester United: Hampir Tewas Gegara Kecanduan Pil Tidur Kini Main Tarkam
-
Patrick Kluivert Bongkar Cerita Makan Malam Terakhir Bersama Sebelum Dipecat
-
Juventus Tolak Mentah-mentah Tawaran Liverpool untuk Khephren Thuram: Dia Tak Tersentuh!
-
Mauricio Souza Tegaskan Fokus Baru Persija Setelah Timnas Indonesia Gagal ke Piala Dunia 2026
-
Eric Garcia Pastikan Tak ke Mana-Mana! Bek Muda Spanyol Stay di Barcelona